Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Selasa, 23 April 2013

    Dari Pembukaan Peda KTNA 2013 : Pendekar Pertanian Sukseskan Peda KTNA di Jombang

    Ribuan pendekar bidang pertanian se Jawa Timur berkumpul di Alon Alon Jombang menghadiri pembukaan Pekan Daerah (Peda) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) pada Senin, (22/4/2013) malam. Peda KTNA yang dipusatkan di Kabupaten Jombang itu dibuka oleh Soekarwo, Gubernur Jawa Timur.

    Para petani-petani maju se Jatim ini akan belajar bersama saling tukar pengalaman dan berada di Jombang mulai 22 April sampai 26 April 2013, Dengan disiapkan sepuluh klaster bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan pada Pekan Daerah (Peda) KTNA 2013, petani Jawa Timur siap menjadi pendekar yang mampu mendongkrak perekonomian. Ini sangatlah beralasan, pasalnya petani dalam Peda akan menjadi peserta magang yang nantinya menjadi embrio munculnya petani berprestasi dan mampu memajukan dunia pertanian.

    Sepuluh klaster yang disediakan Jombang sebagai tuan rumah Peda, antara lain klaster sapi potong di P4S Sedulur Tani, desa Banjaragung, Bareng. Klaster domba di P4s Madani, desa Plandaan, Kecamatan Plandaan. Klaster kambing di P4S Naturaid, Desa Sengon, Jombang. Klaster unggas di P4S Meri Rejeki, desa Rejoso Pinggir, Kecamatan Tembelang. Klaster budidaya ikan lele di kelompok ikan Budi asih, dusun Surabayan, desa Tengaran Kecamatan Peterongan. Klaster agen hayati di P4S Mitra Tani desa Banjardowo Kecamatan Jombang. Klaster holtikultura di P4S Sahabat Tani dusun Wedani desa Badang Kecamatan Ngoro. Klaster agribisnis Padi di desa Pojok Kulon Kecamatan Kesamben. Klaster agribisnis sengon dan pembibitan buah di Kecamatan Wonosalam, dan klaster kemitraan tembakau di desa Bendungan Kecamatan Kudu.

    Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, adanya sepuluh klaster di Peda KTNA 2013 sangat membuka untuk mencapai langkah tujuan mulia itu. Menurut Pakde Karwo, masalah utama petani saat ini adalah modal, karena modal pada prinsipnya adalah darahnya petani. Saat ini, Nilai Tukar Petani (NTP) rendah, karena belanja alat pertanian sangat tinggi. Karena itu, perlu adanya langkah strategis mulai dari hulu dan hilir yang semuanya ada di petani itu sendiri. "Bagaimana petani bisa menjual dan memproses sendiri hasil olahannya, sekaligus mengolah pasca panennya. Semua itu muaranya ada pada modal. Karena itu, kita telah menolak beras dan gula rafinasi impor masuk ke Jawa Timur. Ini demi petani Jatim agar lebih berdaya dan bermanfaat," tandasnya. 

    Soekarwo juga mengajak kepada semua petani untuk melawan bank thithil yang akan semakin memperburuk koperasi di Jawa Timur. Pemprov Jatim melalui Bank Jatim telah memberikan dana lunak kepada bank kredit untuk disalurkan kepada petani dengan bunga 1 persen. "Kita serang bank thithil bersama sama. Tinggal fotokopi KTP saja, bisa pinjam di bank kredit pemerintah, dan petani itu jujur gak pernah ngemplang " tambahnya.

    Gubernur Soekarwo mengangggap penting pertemuan KTNA se Jatim di Kabupaten Jombang. "Pertemuan ini penting, KTNA akan menjadi organisasi besar besar kalau anggotanya merasa ada manfaatnya dengan bertemu seperti ini", tuturnya. 

    Ketua KTNA Jawa Timur, Suyanto yang juga sebagai Bupati Jombang selama dua periode ini mengatakan, pada Juni 2011 pada Rembug Nasional di Kutai Kalimantan Timur, bahwa KTNA se Indonesia ke 14 tahun 2014 diberi mandat untuk dilaksanakan di Jawa Timur. Ini sebuah kehormatan bagi Jatim. Harapan besar yang ingin dicapai, ke depan KTNA mampu membuat terobosan dan inovasi di Jatim, sehingga Penas lebih subtantif dan responsif guna menjawab problem dasar di bidang pertanian. 

    Dengan Peda KTNA, diharapkan dapat dibuat satu model sebagai pola pembelajaran untuk Penas nantinya. Di Jawa Timur, sebagai format inovasi, adanya proses belajar interaksi secara alami antar petani dengan memilih bidang sesuai jenis usaha yang ditekuni. Oleh karena itu, telah disiapkan 10 klaster untuk kesiapan semua target itu. 

    Saat ini, ada 3.000 peserta magang sebagai motor penggerak di Jatim dari 38 kabupaten kota. Diharapkan, mereka mampu menjadi pendekar petani yang nantinya mampu berjuang untuk kemajuan Jatim. Ia berharap, dengan adanya sepuluh klaster yang disediakan akan memunculkan embrio petani berprestasi dan petani yang mampu memajukan dunia pertanian di Jatim.”Adanya 10 klaster ini bukan sebuah peragaan yang disiapkan atau rekayasa, tapi merupakan kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang telah menjalankan usahanya dari hulu sampai hilir untuk kemajuan petani Jatim. Mereka ini adalah pelaku usaha sebagai motor penggerak ekonomi di Jawa Timur”, tandas Suyanto . 

    Berdasarkan rekap akhir, seribu peserta magang telah siap masuk di klaster yang didalamnya ada balai penelitian, penyuluh dan praktisi. Selain magang di klaster, pada Peda KTNA 2013 yang digelar pada 22 hingga 26 April, juga ada seminar, lokakarya, dan pasar lelang seperti gagasan provinsi yang telah diadopsi Jombang yaitu lelang agrobisnis dan saat ini kontrak lelang sudah mencapai Rp 52 miliar. 

    Diharapkan, semua rangkaian Peda KTNA dapat berjalan lancar guna mewujudkan Trisukses, yakni sukses alih pengetahuan teknologi informasi, sukses membangun kelembagaan dan jejaring agrobisnis, dan sukses menumbuhkan ekonomi kerakyatan, industry olehan yang berbasis pertanian. Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim menyerahkan paket bantuan, berupa 18 ekor sapi impor, alat olah pangan kepada kopwan, alat pengering kripik, alat pengolah pasca panen, dan bantuan pupuk untuk petani tembakau.

    Pembukaan Peda KTNA 2013 ditandai dengan pemukulan Gong sebanyak 5 kali oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Dan dilanjutkan dengan membuka pameran Gelar Potensi Jombang hasil produk olahan, UMKM, dan agrobisnis.(Wati_SJAM) 

    Jombang, 22 April 2013 
    Radio Suara Jombang AM

    2 komentar: