Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Senin, 28 Februari 2011

    Fasli Djalal Wamendiknas RI Prihatin Krisis Karakter Bangsa

    UNDARWakil Menteri pendidikan, Prof DR. Fasli Djalal PhD, mengajak elemen masyarakat untuk peduli terhadap pendidikan anak usia dini. Pasalnya, hingga kini sebanyak 29 juta anak yang masuk usia dini belum mendapat kesempatakan belajar. Permintaan ini disampaikan saat menghadiri wisuda sarjana di Auditorium, Universitas Darul Ulum Jombang, Sabtu (26/2).

    Dikatakannya bahwa puluhan juta anak usia dini yang seharusnya juga mendapatkan pendidikan sedini mungkin namun kenyataanya belum mendapatkan kesempatan. ” Ini tantangan kita semua untuk peduli terhadap pendidikan,”ujarnya Fasli Jalal.

    Karenanya, lanjut Fasli djalal, pihaknya menawarkan kepada para lulusan Perguruan Tinggi dan kalangan pondok pesantren untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang dari berusaia 0 - 6 tahun agar mendapatkan akses pendidikan untuk menentukan pendidikan masa depan mereka.

    ”Paling tidak pada 2015 nanti 75 persen mereka (anak usia dini) sudah mendapatkan pendidikan yang amat menentukan pada jenjang pendidikan selanjutnya,”pintanya. Mantan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Dirjen Dikti ini juga menyatakan keprihatiannnya pada dunia pendidikan yang selalu menjadi terdakwa pertama ketika persoalan karakter dan moral bangsa mengalami dekadensi.

    Sejujurnya kita prihatin atas krisis karakter yang melanda bangsa ini, dan yang menjadi terdakwa pertama adalah lembaga pendidikan,”ungkapnya seraya mengatakan bahwa karakter sangat erat kaitannya dengan akhlak dan merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan. Peran lembaga pendidikan dipertanyakan lagi oleh masyarakat dan dinilai telah gagal mendidik anak bangsa, karena maraknya korupsi yang dilakukan pejabat, maraknya tawuran antar mahasiswa, demo yang merusak kampus, kasus plagiat, hamil diluar nikah serta peredaran video porno dikalangan mahasiswa indonesia. ”Padahal, tanggung jawab pendidikan juga menjadi tanggungjawab orang tua, masyarakat dan disitu ada juga tanggung jawab media,”beber Fasli Jalal dihadapan 769 wisudawan wisudawati Universitas Darul Ulum Jombang.

    Rektor Universitas Darul ‘Ulum (Undar) Jombang Dr. Ma’murotus Sa’diyah M.Kes berharap kepada para wisudawan wisudawati alumni Undar Jombang harus dapat mewarnai kehidupan perjalanan bangsa dan Negara ini. Pada acara wisuda tersebut juga dilakukan penandatanganan MOU antara PT. Bumida Asuransi Bumi Putera dengan Universitas Darul Ulum Jombang serta penyerahan piagam beasiswa kader IPNU Se Indonesia(Wat/Rur_SJAM)

    Jombang, 26 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Fasli Djalal Wamendiknas RI Prihatin Krisis Karakter Bangsa

    UNDARWakil Menteri pendidikan, Prof DR. Fasli Djalal PhD, mengajak elemen masyarakat untuk peduli terhadap pendidikan anak usia dini. Pasalnya, hingga kini sebanyak 29 juta anak yang masuk usia dini belum mendapat kesempatakan belajar. Permintaan ini disampaikan saat menghadiri wisuda sarjana di Auditorium, Universitas Darul Ulum Jombang, Sabtu (26/2).

    Dikatakannya bahwa puluhan juta anak usia dini yang seharusnya juga mendapatkan pendidikan sedini mungkin namun kenyataanya belum mendapatkan kesempatan. ” Ini tantangan kita semua untuk peduli terhadap pendidikan,”ujarnya Fasli Jalal.

    Karenanya, lanjut Fasli djalal, pihaknya menawarkan kepada para lulusan Perguruan Tinggi dan kalangan pondok pesantren untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang dari berusaia 0 - 6 tahun agar mendapatkan akses pendidikan untuk menentukan pendidikan masa depan mereka.

    ”Paling tidak pada 2015 nanti 75 persen mereka (anak usia dini) sudah mendapatkan pendidikan yang amat menentukan pada jenjang pendidikan selanjutnya,”pintanya. Mantan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Dirjen Dikti ini juga menyatakan keprihatiannnya pada dunia pendidikan yang selalu menjadi terdakwa pertama ketika persoalan karakter dan moral bangsa mengalami dekadensi.

    Sejujurnya kita prihatin atas krisis karakter yang melanda bangsa ini, dan yang menjadi terdakwa pertama adalah lembaga pendidikan,”ungkapnya seraya mengatakan bahwa karakter sangat erat kaitannya dengan akhlak dan merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan. Peran lembaga pendidikan dipertanyakan lagi oleh masyarakat dan dinilai telah gagal mendidik anak bangsa, karena maraknya korupsi yang dilakukan pejabat, maraknya tawuran antar mahasiswa, demo yang merusak kampus, kasus plagiat, hamil diluar nikah serta peredaran video porno dikalangan mahasiswa indonesia. ”Padahal, tanggung jawab pendidikan juga menjadi tanggungjawab orang tua, masyarakat dan disitu ada juga tanggung jawab media,”beber Fasli Jalal dihadapan 769 wisudawan wisudawati Universitas Darul Ulum Jombang.

    Rektor Universitas Darul ‘Ulum (Undar) Jombang Dr. Ma’murotus Sa’diyah M.Kes berharap kepada para wisudawan wisudawati alumni Undar Jombang harus dapat mewarnai kehidupan perjalanan bangsa dan Negara ini. Pada acara wisuda tersebut juga dilakukan penandatanganan MOU antara PT. Bumida Asuransi Bumi Putera dengan Universitas Darul Ulum Jombang serta penyerahan piagam beasiswa kader IPNU Se Indonesia(Wat/Rur_SJAM)

    Jombang, 26 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Din Syamsudin Resmikan Gedung Baru RS.Muhammadiyah

    Gedung baru RS Muhammadiyah yang dibangun bersebelahan dengan gedung lama akhirnya diresmikan Sabtu (26/2). Menandai peresmian tersebut Ketua PP Muhammadiyah Prof. DR HM Din Syamsudin, MA menandatangani prasasti peresmian gedung baru yang menelan anggaran 2 Milyar tersebut.

    Acara ceremonial dibuka dengan pawai drumband TK, SD, SMP dan SMA Muhammadiyah yang dimulai pukul 7 pagi dengan rute Jl.DR Soetomo – Jl.Wakhid Hasyim – Jl.Kusuma Bangsa dan kembali ke Jl.DR Soetomo. Dalam agenda tersebut Din Syamsudin menyerukan untuk menjalin kerjasama antara NU dan Muhammadiyah. Sebab dengan kerjasama antara NU dan Muhammadiyah diyakini mampu mengatasi persoalan bangsa.

    “Dengan kekuatan spiritual, masyarakat akan makin berdaya untuk melakukan perubahan dan kian maju” tegasnya. Sedangkan Wabup Widjono yang hadir mendampingi Dinsyamsudin menegaskan bahwa peran NU dan Muhammadiyah sangat besar sejak era pra kemerdekaan yakni dalam bidang dakwah, pendidikan dan sosial. “Partisipasi NU dan Muhammadiyah selama ini sangat besar menurut saya” kata Widjono.

    Pengembangan ruangan dan gedung RS Muhammadiyah yang telah berdiri selama 4 tahun tersebut memakan waktu 1 tahun. Disamping perluasan ruang untuk rawat inap, RS Muhammadiyah juga mempergunakan ruang lantai 1 gedung yang baru sebagai ruang UGD (Unit Gawat Darurat) yang sebelumnya berada di gedung lama. Nirwansyah selaku sekretaris Dewan Pengurus Muhammadiyah Kab.Jombang menegaskan kepercayaan masyarakat dan animo masyarakat semakin tinggi terhadap RS Muhammadiyah. “Memang karena kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi yang membuat kami dapat melakukan pengembangan seperti ini” kata Nirwan.

    Masih menurut Nirwansyah, direncanakan pembangunan gedung baru ini hingga 3 lantai namun sementara masih 2 lantai menunggu pengembangan selanjutnya. “Kita rencanakan 3 lantai memang, yang di lantai 1 untuk UGD sedangkan lantai 2 sekarang masih khusus untuk kamar saja, semoga Muhammadiyah makin berkembang tidak hanya di bidang pendidikan tapi di bidang kesehatan juga” tegasnya. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 26 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Din Syamsudin Resmikan Gedung Baru RS.Muhammadiyah

    Gedung baru RS Muhammadiyah yang dibangun bersebelahan dengan gedung lama akhirnya diresmikan Sabtu (26/2). Menandai peresmian tersebut Ketua PP Muhammadiyah Prof. DR HM Din Syamsudin, MA menandatangani prasasti peresmian gedung baru yang menelan anggaran 2 Milyar tersebut.

    Acara ceremonial dibuka dengan pawai drumband TK, SD, SMP dan SMA Muhammadiyah yang dimulai pukul 7 pagi dengan rute Jl.DR Soetomo – Jl.Wakhid Hasyim – Jl.Kusuma Bangsa dan kembali ke Jl.DR Soetomo. Dalam agenda tersebut Din Syamsudin menyerukan untuk menjalin kerjasama antara NU dan Muhammadiyah. Sebab dengan kerjasama antara NU dan Muhammadiyah diyakini mampu mengatasi persoalan bangsa.

    “Dengan kekuatan spiritual, masyarakat akan makin berdaya untuk melakukan perubahan dan kian maju” tegasnya. Sedangkan Wabup Widjono yang hadir mendampingi Dinsyamsudin menegaskan bahwa peran NU dan Muhammadiyah sangat besar sejak era pra kemerdekaan yakni dalam bidang dakwah, pendidikan dan sosial. “Partisipasi NU dan Muhammadiyah selama ini sangat besar menurut saya” kata Widjono.

    Pengembangan ruangan dan gedung RS Muhammadiyah yang telah berdiri selama 4 tahun tersebut memakan waktu 1 tahun. Disamping perluasan ruang untuk rawat inap, RS Muhammadiyah juga mempergunakan ruang lantai 1 gedung yang baru sebagai ruang UGD (Unit Gawat Darurat) yang sebelumnya berada di gedung lama. Nirwansyah selaku sekretaris Dewan Pengurus Muhammadiyah Kab.Jombang menegaskan kepercayaan masyarakat dan animo masyarakat semakin tinggi terhadap RS Muhammadiyah. “Memang karena kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi yang membuat kami dapat melakukan pengembangan seperti ini” kata Nirwan.

    Masih menurut Nirwansyah, direncanakan pembangunan gedung baru ini hingga 3 lantai namun sementara masih 2 lantai menunggu pengembangan selanjutnya. “Kita rencanakan 3 lantai memang, yang di lantai 1 untuk UGD sedangkan lantai 2 sekarang masih khusus untuk kamar saja, semoga Muhammadiyah makin berkembang tidak hanya di bidang pendidikan tapi di bidang kesehatan juga” tegasnya. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 26 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Minggu, 27 Februari 2011

    Apresiasi Bupati Suyanto Terhadap BRI Peduli Pasar Rakyat

    Masyarakat terutama pedagang kecil yang ada dipasar, kini akan semakin mudah mendapatkan akses permodalan. Sebab saat ini Bank BRI telah mencoba meramu program KUR dengan kegiatan Corporate Social Responsibility. Program CSR yang dikemas dengan program pemasaran yang dapat langsung menyentuh komunitas di pasar tradisional dengan tajuk BRI Pesat (Peduli Pasar Rakyat).

    BRI Pesat bertujuan menciptakan dan membangun usaha kecil mikro yang semakin tangguh, sekaligus membangun customer base bagi kelangsungan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Melalui program BRI Pesat, Bank BRI berkontribusi dalam memoles pasar tradisional di Indonesia. Tujuannya agar pasar tradisional menjadi lebih nyaman dikunjungi masyarakat. BRI Pesat dapat berupa program edukasi pedagang pasar, renovasi atau pemberian bantuan sarana dan pra sarana pasar, penghijauan, dan kegiatan sosial di pasar.

    Drs. H. Suyanto MM Bupati Jombang memberikan apresiasi positif dengan adanya program BRI Pesat tersebut. “ Yang pasti ini akan kita dorong terus, BRI yang telah melaunching program KUR untuk kredit mikro dengan model pelayanan yang semakin dekat dengan para nasabah, pedagang pasar khususnya. Tentu ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jombang”, tuturnya.

    Pada acara tersebut dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Bank BRI dengan Dinas Perdagangan Perindustrian Dan Pasar Kabupaten Jombang untuk pemberian kredit kepada komunitas pasar masing-masing. Selain itu secara simbolis diberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pedagang pasar setempat.

    Melalui kombinasi ini. BRI berharap bisa memberikan kontribusi lebih besar yakni sebagai mitra usaha para pedagang dalam menjalankan bisnis. Ini tentu sejalan dengan fungsi utama perbankan yaitu sebagai lembaga intermediasi. Targetnya program ini akan digulirkan pada seluruh pasar di kabupaten Jombang . Hadir pada lounching program tersebut Bupati, Ketua DPRD, Pimpinan Wilayah BRI dan Pimpinan Cabang BRI Jombang dan undangan.(Wati_SJAM)

    Jombang, 26 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Apresiasi Bupati Suyanto Terhadap BRI Peduli Pasar Rakyat

    Masyarakat terutama pedagang kecil yang ada dipasar, kini akan semakin mudah mendapatkan akses permodalan. Sebab saat ini Bank BRI telah mencoba meramu program KUR dengan kegiatan Corporate Social Responsibility. Program CSR yang dikemas dengan program pemasaran yang dapat langsung menyentuh komunitas di pasar tradisional dengan tajuk BRI Pesat (Peduli Pasar Rakyat).

    BRI Pesat bertujuan menciptakan dan membangun usaha kecil mikro yang semakin tangguh, sekaligus membangun customer base bagi kelangsungan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Melalui program BRI Pesat, Bank BRI berkontribusi dalam memoles pasar tradisional di Indonesia. Tujuannya agar pasar tradisional menjadi lebih nyaman dikunjungi masyarakat. BRI Pesat dapat berupa program edukasi pedagang pasar, renovasi atau pemberian bantuan sarana dan pra sarana pasar, penghijauan, dan kegiatan sosial di pasar.

    Drs. H. Suyanto MM Bupati Jombang memberikan apresiasi positif dengan adanya program BRI Pesat tersebut. “ Yang pasti ini akan kita dorong terus, BRI yang telah melaunching program KUR untuk kredit mikro dengan model pelayanan yang semakin dekat dengan para nasabah, pedagang pasar khususnya. Tentu ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jombang”, tuturnya.

    Pada acara tersebut dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Bank BRI dengan Dinas Perdagangan Perindustrian Dan Pasar Kabupaten Jombang untuk pemberian kredit kepada komunitas pasar masing-masing. Selain itu secara simbolis diberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pedagang pasar setempat.

    Melalui kombinasi ini. BRI berharap bisa memberikan kontribusi lebih besar yakni sebagai mitra usaha para pedagang dalam menjalankan bisnis. Ini tentu sejalan dengan fungsi utama perbankan yaitu sebagai lembaga intermediasi. Targetnya program ini akan digulirkan pada seluruh pasar di kabupaten Jombang . Hadir pada lounching program tersebut Bupati, Ketua DPRD, Pimpinan Wilayah BRI dan Pimpinan Cabang BRI Jombang dan undangan.(Wati_SJAM)

    Jombang, 26 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Jumat, 25 Februari 2011

    Wakapolres : Jombang Masih Kondusif


    Komisaris Polisi Deden S Imhar, Wakapolres Jombang menegaskan saat ini situasi kamtibmas di Jombang masih terkendali. Hal tersebut diungkapkan disela diskusi dan silaturahmi lintas agama, tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah di Pendapa Pemkab Jombang Rabu (23/2).

    “Situasi kamtibmas di wilayah hukum Polres Jombang masih aman, tertib dan kondusif dapat dilihat dengan parameter roda pemerintahan di Jombang sampai saat ini masih berjalan dengan baik, berbagai aktifitas masyarakat juga berjalan dengan aman dan tertib” kata Deden.

    Situasi menegangkan sempat terjadi di berbagai daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat terkait konflik yang terjadi antar organisasi keagamaan. Bahkan di Pasuruan Jawa Timur juga terjadi penyerangan terhadap santri Pondok Pesantren.

    Hal ini yang melandasi Pemkab Jombang memfasilitasi pertemuan dan silaturahmi antara tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah untuk meingkatkan kerjasama dalam upaya menjaga kondusifitas di kota santri.

    Wakapolres dalam kesempatan itu juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap ancaman terorisme, sebab beberapa waktu lalu tersangka Sukirno yang salah satu anak buah Abu Tholut yang menjadi DPO Polri tertangkap di Jombang.

    “Sampai saat ini ada simpatisan yang masuk DPO yang belum tertangkap hingga saat ini jadi masyarakat harap melaporkan ke Kantor Polisi terdekat apabila melihat hal-hal yang dirasa mencurigakan” pungkas Deden. (Dedi_SJAM)

     Jombang, 25 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Wakapolres : Jombang Masih Kondusif


    Komisaris Polisi Deden S Imhar, Wakapolres Jombang menegaskan saat ini situasi kamtibmas di Jombang masih terkendali. Hal tersebut diungkapkan disela diskusi dan silaturahmi lintas agama, tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah di Pendapa Pemkab Jombang Rabu (23/2).

    “Situasi kamtibmas di wilayah hukum Polres Jombang masih aman, tertib dan kondusif dapat dilihat dengan parameter roda pemerintahan di Jombang sampai saat ini masih berjalan dengan baik, berbagai aktifitas masyarakat juga berjalan dengan aman dan tertib” kata Deden.

    Situasi menegangkan sempat terjadi di berbagai daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat terkait konflik yang terjadi antar organisasi keagamaan. Bahkan di Pasuruan Jawa Timur juga terjadi penyerangan terhadap santri Pondok Pesantren.

    Hal ini yang melandasi Pemkab Jombang memfasilitasi pertemuan dan silaturahmi antara tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah untuk meingkatkan kerjasama dalam upaya menjaga kondusifitas di kota santri.

    Wakapolres dalam kesempatan itu juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap ancaman terorisme, sebab beberapa waktu lalu tersangka Sukirno yang salah satu anak buah Abu Tholut yang menjadi DPO Polri tertangkap di Jombang.

    “Sampai saat ini ada simpatisan yang masuk DPO yang belum tertangkap hingga saat ini jadi masyarakat harap melaporkan ke Kantor Polisi terdekat apabila melihat hal-hal yang dirasa mencurigakan” pungkas Deden. (Dedi_SJAM)

     Jombang, 25 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Kamis, 24 Februari 2011

    Canangkan Aplikasi Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat

    Desa Banyuarang, kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang memang dikenal sebagai sentranya ternak sapi dan jujugan para peternak-peternak dari daerah lain. Untuk itu didesa inilah peresmian dan pencanangan “Aplikasi Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat “ dilakukan, tepatnya didusun Ketanen. “Agar gaungnya tersebar dimana-mana system ini kita terapkan disini selain nantinya kita akan terapkan di kawasan agropolitan yakni Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Gudo dan Diwek”,tutur Drh. Sudjoko MM Plt Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Jombang.

    Penerpan program ini dijelaskan oleh Sudjoko adalah untuk melakukan pencatatan kelahiran atau keturunan sapi. Serta adanya sertifikasi dari produk-produk peternakan yang dihasilkan. “ Dengan adanya pencatatan yang jelas ini, maka silsilahnya akan jelas, dan ini untuk menghindari adanya keturunan yang resistensi”, tandasnya. Disampaikan oleh Sudjoko bahwa program ini didanai APBD sebesar 200 juta pada 2010 dan 110 juta pada 2011

    Pencanangan sistem informasi program pembibitan sapi rakyat yang merupakan kali pertama di Indonesia ini, dilakukan pada (24/2) oleh Drs. H. Suyanto MM Bupati Jombang, yang disaksikan Ir. Tri Mahanani Rahayu MM Kasubdit Pengembangan Bibit Ternak dari Direktorat Pembibitan Ternak Kementrian Pertanian RI mewakili Dirjend Peternakan Prabowo Respatiyo Caturroso.

    “Kami menyambut positif pemerintah Kabupaten Jombang yang telah memelopori adanya Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat ini, semoga Jombang menjadi sentra pembibitan ternak yang pertama di Indonesia dan ini harus didukung oleh semua pihak”, tutur Ir. Tri mahanani Rahayu.

    Diungkapkan Drs.H. Suyanto, MM Bupati Jombang, bahwa dengan adanya system informasi atau data base yang seperti halnya akte kelahiran bagi ternak sapi tersebut, diharapkan mampu menaikkan nilai tukar para peternak.”Selain untuk menghindari terjadinya resistensi tentu dengan dengan adanya kartu kelahiran bagi sapi ini adalah untuk memberikan nilai tukar atau harga sapi akan menjadi lebih baik dan lebih tinggi. Tentu ini akan menunjukkan kwalitas ternak tersebut menjadi jelas bila dibanding tanpa memiliki identitas atau akte kelahiran”, tutur Bupati Suyanto.

    Ditambahkan oleh Bupati Suyanto bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program manajemen inseminasi buatan yang telah lama dikembangkan di  Kabupaten Jombang. Dimana hasil pengembangannya saat ini sudah sangat luar biasa untuk populasi sapi. “Perkembangan dari tiga tahun terakhir telah mencapai 15%, ini data dari hasil sensus yang terakhir”, tandasnya.

    Hadir pada pencanangan sekaligus peresmian Pasar Hewan Desa dan Pasar Lelang Kambing Ettawa siang itu antara lain Bupati Jombang, wakil Bupati Jombang, Muspida, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI yang diwakili Ir. Tri Mahanani Rahayu MM Kasubdit Pengembangan Bibit Ternak dari Direktorat Pembibitan Ternak Kementrian Pertanian RI, Sekdakab Jombang, Kepala SKPD, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR Prof. Rhomziyah Siddiq serta Anggota Kelompok Tani Ternak Lembu Andini Banyuarang Ngoro. (WATI_SJAM)

    Jombang, 24 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Canangkan Aplikasi Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat

    Desa Banyuarang, kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang memang dikenal sebagai sentranya ternak sapi dan jujugan para peternak-peternak dari daerah lain. Untuk itu didesa inilah peresmian dan pencanangan “Aplikasi Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat “ dilakukan, tepatnya didusun Ketanen. “Agar gaungnya tersebar dimana-mana system ini kita terapkan disini selain nantinya kita akan terapkan di kawasan agropolitan yakni Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Gudo dan Diwek”,tutur Drh. Sudjoko MM Plt Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Jombang.

    Penerpan program ini dijelaskan oleh Sudjoko adalah untuk melakukan pencatatan kelahiran atau keturunan sapi. Serta adanya sertifikasi dari produk-produk peternakan yang dihasilkan. “ Dengan adanya pencatatan yang jelas ini, maka silsilahnya akan jelas, dan ini untuk menghindari adanya keturunan yang resistensi”, tandasnya. Disampaikan oleh Sudjoko bahwa program ini didanai APBD sebesar 200 juta pada 2010 dan 110 juta pada 2011

    Pencanangan sistem informasi program pembibitan sapi rakyat yang merupakan kali pertama di Indonesia ini, dilakukan pada (24/2) oleh Drs. H. Suyanto MM Bupati Jombang, yang disaksikan Ir. Tri Mahanani Rahayu MM Kasubdit Pengembangan Bibit Ternak dari Direktorat Pembibitan Ternak Kementrian Pertanian RI mewakili Dirjend Peternakan Prabowo Respatiyo Caturroso.

    “Kami menyambut positif pemerintah Kabupaten Jombang yang telah memelopori adanya Sistem Informasi Program Pembibitan Sapi Rakyat ini, semoga Jombang menjadi sentra pembibitan ternak yang pertama di Indonesia dan ini harus didukung oleh semua pihak”, tutur Ir. Tri mahanani Rahayu.

    Diungkapkan Drs.H. Suyanto, MM Bupati Jombang, bahwa dengan adanya system informasi atau data base yang seperti halnya akte kelahiran bagi ternak sapi tersebut, diharapkan mampu menaikkan nilai tukar para peternak.”Selain untuk menghindari terjadinya resistensi tentu dengan dengan adanya kartu kelahiran bagi sapi ini adalah untuk memberikan nilai tukar atau harga sapi akan menjadi lebih baik dan lebih tinggi. Tentu ini akan menunjukkan kwalitas ternak tersebut menjadi jelas bila dibanding tanpa memiliki identitas atau akte kelahiran”, tutur Bupati Suyanto.

    Ditambahkan oleh Bupati Suyanto bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program manajemen inseminasi buatan yang telah lama dikembangkan di  Kabupaten Jombang. Dimana hasil pengembangannya saat ini sudah sangat luar biasa untuk populasi sapi. “Perkembangan dari tiga tahun terakhir telah mencapai 15%, ini data dari hasil sensus yang terakhir”, tandasnya.

    Hadir pada pencanangan sekaligus peresmian Pasar Hewan Desa dan Pasar Lelang Kambing Ettawa siang itu antara lain Bupati Jombang, wakil Bupati Jombang, Muspida, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI yang diwakili Ir. Tri Mahanani Rahayu MM Kasubdit Pengembangan Bibit Ternak dari Direktorat Pembibitan Ternak Kementrian Pertanian RI, Sekdakab Jombang, Kepala SKPD, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR Prof. Rhomziyah Siddiq serta Anggota Kelompok Tani Ternak Lembu Andini Banyuarang Ngoro. (WATI_SJAM)

    Jombang, 24 Pebruari 2011

    Tim Liputan SJAM

    Pemkab Jombang Gelar Silaturrahmi Lintas Agama


    Mengantisipasi peristiwa kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah terkait organisasi keagamaan yang baru-baru ini mencuat, Pemerintah Kabupaten Jombang menggelar diskusi dan silaturrahmi lintas keagamaan pada Rabu (23/2) siang. Tak kurang sekitar 200 undangan hadir dalam agenda yang digelar di Pendopo Pemkab Jombang yang terdiri atas Muspida dan Pejabat Lingkup Pemkab, Pembina FKUB, Pimpinan Pondok Pesantren, Pimpinan Perguruan Tinggi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
    Kepala Bakesbang Polinmas, Aswan Sarosa dalam laporannya menegaskan tujuan silaturrahmi ini adalah sebagai bentuk peningkatan kerjasama aparatur pemerintah bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat. “Ini merupakan upaya kita bersama untuk mewujudkan Jombang yang kondusif dan aman” tegasnya.
    Bupati Suyanto saat memulai sesi diskusi mengungkapkan akhir-akhir ini masalah teror dan konflik serta gejolak dan peristiwa politik di Indonesia semakin rajin muncul ke permukaan.
    “Memang derasnya arus informasi yang demikian hebat sangat berpengaruh pada persolaan ekonomi, hukum dan budaya, untuk itulah dalam pertemuan kali ini walaupun sudah sering kita lakukan namun dalam kesempatan ini perlu ada pendalaman-pendalaman terutama dalam meningkatkan kerjasama tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan seluruh aparatur kemuspidaan Kab.Jombang” tegas Suyanto.
    Lebih lanjut Bupati Suyanto memaparkan kesiagaan masyarakat haruslah terus ditingkatkan, jika tidak, bukan tidak mungkin ancaman terhadap kerukunan lintas agama akan terganggu. “Jangan sampai terjadi sesuatu yang dapat menimbulkan konflik horisontal yang berakibat kekerasan dan anarkis seperti yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Barat” tambah Suyanto.
    Dalam kesempatan tersebut Wakapolres Jombang, Kompol Deden S Imhar juga memberikan paparan terkait kasus kriminalitas yang pada tahun 2011 ini cenderung meningkat tajam. “Tahun 2011 ini kasus perkosaan dan pencabulan meningkat secara signifikan, bahkan setiap minggu pasti ada, tidak seperti kasus yang lain” tegas Deden. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 23 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Pemkab Jombang Gelar Silaturrahmi Lintas Agama


    Mengantisipasi peristiwa kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah terkait organisasi keagamaan yang baru-baru ini mencuat, Pemerintah Kabupaten Jombang menggelar diskusi dan silaturrahmi lintas keagamaan pada Rabu (23/2) siang. Tak kurang sekitar 200 undangan hadir dalam agenda yang digelar di Pendopo Pemkab Jombang yang terdiri atas Muspida dan Pejabat Lingkup Pemkab, Pembina FKUB, Pimpinan Pondok Pesantren, Pimpinan Perguruan Tinggi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
    Kepala Bakesbang Polinmas, Aswan Sarosa dalam laporannya menegaskan tujuan silaturrahmi ini adalah sebagai bentuk peningkatan kerjasama aparatur pemerintah bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat. “Ini merupakan upaya kita bersama untuk mewujudkan Jombang yang kondusif dan aman” tegasnya.
    Bupati Suyanto saat memulai sesi diskusi mengungkapkan akhir-akhir ini masalah teror dan konflik serta gejolak dan peristiwa politik di Indonesia semakin rajin muncul ke permukaan.
    “Memang derasnya arus informasi yang demikian hebat sangat berpengaruh pada persolaan ekonomi, hukum dan budaya, untuk itulah dalam pertemuan kali ini walaupun sudah sering kita lakukan namun dalam kesempatan ini perlu ada pendalaman-pendalaman terutama dalam meningkatkan kerjasama tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan seluruh aparatur kemuspidaan Kab.Jombang” tegas Suyanto.
    Lebih lanjut Bupati Suyanto memaparkan kesiagaan masyarakat haruslah terus ditingkatkan, jika tidak, bukan tidak mungkin ancaman terhadap kerukunan lintas agama akan terganggu. “Jangan sampai terjadi sesuatu yang dapat menimbulkan konflik horisontal yang berakibat kekerasan dan anarkis seperti yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Barat” tambah Suyanto.
    Dalam kesempatan tersebut Wakapolres Jombang, Kompol Deden S Imhar juga memberikan paparan terkait kasus kriminalitas yang pada tahun 2011 ini cenderung meningkat tajam. “Tahun 2011 ini kasus perkosaan dan pencabulan meningkat secara signifikan, bahkan setiap minggu pasti ada, tidak seperti kasus yang lain” tegas Deden. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 23 Februari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Senin, 14 Februari 2011

    Waterboom TW Resmi Dibuka

    Wahana bermain air Waterboom di dalam rest area Tirta Wisata hari Minggu (13/2) secara resmi dibuka. Menandai peresmian tersebut, Widjono Soeparno Wakil Bupati Jombang secara simbolis menandatangani prasasti peresmian wahana yang menelan anggaran sebesar 1,1 Milyar tersebut.

    Ceremonial pembukaan diawali dengan pertunjukan seni tari Remo djombangan yang dipentaskan oleh penari remo cilik juara tingkat SD se-Kabupaten Jombang. Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Disporabudpar Kab.Jombang Drs.Suyoto.

    Dalam sambutannya, Suyoto menegaskan pembangunan wahana air ini diharapkan nantinya dapat menjadi ikon kota santri. “Wahana ini sebagai rest area bagi masyarakat jombang dan luar kota, kami berharap ini bisa menjadi ikonnya Jombang” kata Suyoto.

    Peresmian Waterboom yang digelar 2 hari menjelang peringatan Maulid Nabi ini disiarkan di TVRI dan dihadiri oleh segenap pejabat lingkup Pemkab Jombang dan juga mengundang Disbudpar dan Dispora Pemprov Jawa Timur.

    Wabup Wijono berpesan agar wahana ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menambah daya tarik pengunjung di Tirta Wisata. “Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena ini bentuk perhatian Pemkab terhadap kebutuhan masyarakat akan wahana untuk beristirahat”.

    Setelah memberikan sambutan, Wabup beserta para pejabat langsung meninjau lokasi Waterboom sekaligus memotong pita secara simbolis sebagai tanda wahana yang dibangun selama 3 bulan tersebut resmi dibuka untuk masyarakat.

    Wahana tambahan lain juga dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat Jombang dan wisatawan luar kota yang ingin mampir ke rest area. Ingin mencoba? (Dedi_SJAM)

    Waterboom TW Resmi Dibuka

    Wahana bermain air Waterboom di dalam rest area Tirta Wisata hari Minggu (13/2) secara resmi dibuka. Menandai peresmian tersebut, Widjono Soeparno Wakil Bupati Jombang secara simbolis menandatangani prasasti peresmian wahana yang menelan anggaran sebesar 1,1 Milyar tersebut.

    Ceremonial pembukaan diawali dengan pertunjukan seni tari Remo djombangan yang dipentaskan oleh penari remo cilik juara tingkat SD se-Kabupaten Jombang. Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Disporabudpar Kab.Jombang Drs.Suyoto.

    Dalam sambutannya, Suyoto menegaskan pembangunan wahana air ini diharapkan nantinya dapat menjadi ikon kota santri. “Wahana ini sebagai rest area bagi masyarakat jombang dan luar kota, kami berharap ini bisa menjadi ikonnya Jombang” kata Suyoto.

    Peresmian Waterboom yang digelar 2 hari menjelang peringatan Maulid Nabi ini disiarkan di TVRI dan dihadiri oleh segenap pejabat lingkup Pemkab Jombang dan juga mengundang Disbudpar dan Dispora Pemprov Jawa Timur.

    Wabup Wijono berpesan agar wahana ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menambah daya tarik pengunjung di Tirta Wisata. “Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena ini bentuk perhatian Pemkab terhadap kebutuhan masyarakat akan wahana untuk beristirahat”.

    Setelah memberikan sambutan, Wabup beserta para pejabat langsung meninjau lokasi Waterboom sekaligus memotong pita secara simbolis sebagai tanda wahana yang dibangun selama 3 bulan tersebut resmi dibuka untuk masyarakat.

    Wahana tambahan lain juga dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat Jombang dan wisatawan luar kota yang ingin mampir ke rest area. Ingin mencoba? (Dedi_SJAM)

    Tutupan Lahan di Jombang Masih Terbaik se-Jatim


    Meskipun RTH atau ruang terbuka hijau di Kab.Jombang dikabarkan mengalami penurunan atau menyusut, Jombang masih luar biasa. Mengapa demikian? Ini karena tutupan lahan di Kab.Jombang masih menjadi yang terbaik di Jawa Timur.

    Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.Jombang Ir Heru Widjayanto. “Kita patut bersyukur karena Jombang masih luar biasa, tutupan lahan di kota kita ini terbaik se-Jatim, dan menjadi 3 Kabupaten di Pulau Jawa yang mendapat penghargaan tutupan lahan terbaik se-Indonesia” tegasnya.

    Menurut data yang berhasil dihimpun oleh pemerintah daerah, RTH di Jombang hanya tinggal kurang lebih 30% dari luas wilayah. Masalah pembangunan yang tak mengindahkan lingkungan menjadi faktor utama. Hal ini ditegaskan Sekdakab Jombang HM Munif Kusnan, SH Msi. “RTH di Jombang tinggal 30% dari luas wilayah, dan semakin berkurang” kata Munif.

    Dengan penghargaan tutupan lahan terbaik se-Jatim itulah yang menjadi kunci keberhasilan Jombang meraih penghargaan bergengsi Menuju Indonesia Hijau atau MIH beberapa waktu lalu. Bupati Suyanto mengungkapkan jika penghargaan ini tidak main-main karena tak bisa main “akal-akalan”. “Wilayah kita langsung dipotret dari udara jadi penilaian murni dari apa yang terlihat” tegas Suyanto. (Dedi_SJAM)

    Tutupan Lahan di Jombang Masih Terbaik se-Jatim


    Meskipun RTH atau ruang terbuka hijau di Kab.Jombang dikabarkan mengalami penurunan atau menyusut, Jombang masih luar biasa. Mengapa demikian? Ini karena tutupan lahan di Kab.Jombang masih menjadi yang terbaik di Jawa Timur.

    Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.Jombang Ir Heru Widjayanto. “Kita patut bersyukur karena Jombang masih luar biasa, tutupan lahan di kota kita ini terbaik se-Jatim, dan menjadi 3 Kabupaten di Pulau Jawa yang mendapat penghargaan tutupan lahan terbaik se-Indonesia” tegasnya.

    Menurut data yang berhasil dihimpun oleh pemerintah daerah, RTH di Jombang hanya tinggal kurang lebih 30% dari luas wilayah. Masalah pembangunan yang tak mengindahkan lingkungan menjadi faktor utama. Hal ini ditegaskan Sekdakab Jombang HM Munif Kusnan, SH Msi. “RTH di Jombang tinggal 30% dari luas wilayah, dan semakin berkurang” kata Munif.

    Dengan penghargaan tutupan lahan terbaik se-Jatim itulah yang menjadi kunci keberhasilan Jombang meraih penghargaan bergengsi Menuju Indonesia Hijau atau MIH beberapa waktu lalu. Bupati Suyanto mengungkapkan jika penghargaan ini tidak main-main karena tak bisa main “akal-akalan”. “Wilayah kita langsung dipotret dari udara jadi penilaian murni dari apa yang terlihat” tegas Suyanto. (Dedi_SJAM)

    Akses Jalan ke TW Dikeluhkan


    Menghidupkan kembali masa kejayaan Tirta Wisata bisa dibilang tidaklah gampang. Selain faktor area yang dipandang kurang strategis, yakni di kiri jalan arah menuju Jombang, banyak fasilitas di Tirta Wisata yang kurang terawat dan membuat pengunjung enggan untuk mampir.

    Rata-rata keluhan masyarakat adalah masalah jalan menuju kawasan rest area tersebut. Didik (39) warga Kepuhkembeng secara tersirat mengungkapkan pemerintah harus melakukan pembangunan jalan agar pengunjung yang membawa mobil tidak kesulitan.

    “Ya masyarakat kita agaknya terganggu dengan akses jalan mas, kalau bawa mobil kan harus puter ke arah terminal dulu, kalau gak begitu ya susah untuk menyebrang karena Tirta kan letaknya di kiri jalan menuju kota, kalau kita dari kota otomatis nyebrang dulu ke sisi jalan itu yang susah” tegas bapak 2 anak ini.

    Melihat banyak hal yang meredupkan sinar kejayaan Tirta Wisata, pemerintah daerah berupaya sedikit demi sedikit menghidupkan kembali wahana hiburan yang dulu pernah berjaya di kota santri ini. Salah satunya dengan bekerjasama dengan EO atau Event Organizer lokal mengadakan beragam acara di akhir pekan.

    Drs. Suyoto Kepala Disporabudpar Jombang membenarkan hal tersebut. “Memang kita buat seperti itu agar kegiatan di Tirta kembali ramai, setelah kita bangun fasilitas pertokoan untuk usaha kecil mikro dan menengah, kita buatkan acara yang dapat mengundang massa” kata Suyoto.

    Selain itu penambahan wahana bermain air Waterboom juga dibangun demi menarik perhatian masyarakat lokal dan wisatawan luar kota. Namun, yang masih menjadi PR pemerintah daerah tetaplah pembangunan infrastruktur akses jalan yang lebih mudah menuju “Rest Area”. (Dedi_SJAM)

    Akses Jalan ke TW Dikeluhkan


    Menghidupkan kembali masa kejayaan Tirta Wisata bisa dibilang tidaklah gampang. Selain faktor area yang dipandang kurang strategis, yakni di kiri jalan arah menuju Jombang, banyak fasilitas di Tirta Wisata yang kurang terawat dan membuat pengunjung enggan untuk mampir.

    Rata-rata keluhan masyarakat adalah masalah jalan menuju kawasan rest area tersebut. Didik (39) warga Kepuhkembeng secara tersirat mengungkapkan pemerintah harus melakukan pembangunan jalan agar pengunjung yang membawa mobil tidak kesulitan.

    “Ya masyarakat kita agaknya terganggu dengan akses jalan mas, kalau bawa mobil kan harus puter ke arah terminal dulu, kalau gak begitu ya susah untuk menyebrang karena Tirta kan letaknya di kiri jalan menuju kota, kalau kita dari kota otomatis nyebrang dulu ke sisi jalan itu yang susah” tegas bapak 2 anak ini.

    Melihat banyak hal yang meredupkan sinar kejayaan Tirta Wisata, pemerintah daerah berupaya sedikit demi sedikit menghidupkan kembali wahana hiburan yang dulu pernah berjaya di kota santri ini. Salah satunya dengan bekerjasama dengan EO atau Event Organizer lokal mengadakan beragam acara di akhir pekan.

    Drs. Suyoto Kepala Disporabudpar Jombang membenarkan hal tersebut. “Memang kita buat seperti itu agar kegiatan di Tirta kembali ramai, setelah kita bangun fasilitas pertokoan untuk usaha kecil mikro dan menengah, kita buatkan acara yang dapat mengundang massa” kata Suyoto.

    Selain itu penambahan wahana bermain air Waterboom juga dibangun demi menarik perhatian masyarakat lokal dan wisatawan luar kota. Namun, yang masih menjadi PR pemerintah daerah tetaplah pembangunan infrastruktur akses jalan yang lebih mudah menuju “Rest Area”. (Dedi_SJAM)

    Peresmian Waterboom Digelar Besar-besaran


    Kalau dulu masyarakat Jombang harus pergi keluar kota untuk menikmati wahana air Waterboom, kini tak perlu jauh-jauh. Hari Minggu (13/2) mendatang, Disporabudpar ( Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata ) Kab.Jombang akan meresmikan wahana Waterboom di kompleks Tirta Wisata Jombang.

    Wahana air megah yang menelan anggaran 1,1 Milyar ini diharapkan juga akan menjadi ikon kota Jombang, seperti yang ditandaskan Drs.Suyoto Kepala Disporabudpar. “Waterboom ini saya harap bisa jadi ikon kota Jombang untuk tempat wisata dan wahana rekreasi, tanggal 13 Februari akan kita resmikan semeriah mungkin dengan beragam acara yang sudah kita siapkan untuk menghibur masyarakat Jombang” kata Suyoto.

    Beragam acara yang telah disusun seperti tenis bersama Muspida Kab.Jombang yang digelar mulai pukul 7 pagi, kegiatan menggambar dan melukis bersama 1000 anak, kesenian jaranan dan ludruk serta hiburan non tradisional seperti orkes melayu dan dangdut.

    Acara ceremonial dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB, yakni penandatanganan prasasti peresmian wahana air yang dibangun selama 3 bulan tersebut oleh Drs.H Suyanto, MM Bupati Jombang. “Bapak Bupati Insya Allah datang untuk meresmikan dan kita juga turut mengundang Disbudpar serta Dispora Jatim” tambah Suyoto.

    Wahana hiburan juga ditambah seperti wahana untuk outbound, sepeda penjelajah atau ATV, sepeda air, monumen pesawat terbang yang dibangun mirip seperti monkasel atau monumen kapal selam di Surabaya. Masyarakat Jombang mulai dapat menikmati wahana waterboom dan wahana tambahan lain mulai 13 Februari 2011 sejak hari peresmian. (Dedi_SJAM)

    Peresmian Waterboom Digelar Besar-besaran


    Kalau dulu masyarakat Jombang harus pergi keluar kota untuk menikmati wahana air Waterboom, kini tak perlu jauh-jauh. Hari Minggu (13/2) mendatang, Disporabudpar ( Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata ) Kab.Jombang akan meresmikan wahana Waterboom di kompleks Tirta Wisata Jombang.

    Wahana air megah yang menelan anggaran 1,1 Milyar ini diharapkan juga akan menjadi ikon kota Jombang, seperti yang ditandaskan Drs.Suyoto Kepala Disporabudpar. “Waterboom ini saya harap bisa jadi ikon kota Jombang untuk tempat wisata dan wahana rekreasi, tanggal 13 Februari akan kita resmikan semeriah mungkin dengan beragam acara yang sudah kita siapkan untuk menghibur masyarakat Jombang” kata Suyoto.

    Beragam acara yang telah disusun seperti tenis bersama Muspida Kab.Jombang yang digelar mulai pukul 7 pagi, kegiatan menggambar dan melukis bersama 1000 anak, kesenian jaranan dan ludruk serta hiburan non tradisional seperti orkes melayu dan dangdut.

    Acara ceremonial dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB, yakni penandatanganan prasasti peresmian wahana air yang dibangun selama 3 bulan tersebut oleh Drs.H Suyanto, MM Bupati Jombang. “Bapak Bupati Insya Allah datang untuk meresmikan dan kita juga turut mengundang Disbudpar serta Dispora Jatim” tambah Suyoto.

    Wahana hiburan juga ditambah seperti wahana untuk outbound, sepeda penjelajah atau ATV, sepeda air, monumen pesawat terbang yang dibangun mirip seperti monkasel atau monumen kapal selam di Surabaya. Masyarakat Jombang mulai dapat menikmati wahana waterboom dan wahana tambahan lain mulai 13 Februari 2011 sejak hari peresmian. (Dedi_SJAM)
    Selasa, 08 Februari 2011

    GN-OTA Jombang Salurkan Beasiswa Kepada 1000 Anak Didik Kurang Mampu

    Sebanyak  1000 anak didik pada  tingkat SMA, MA dan SMK di Jombang  dari keluarga kurang mampu pagi ini (8/2) bertempat diruang Bung Tomo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang  menerima bantuan beasiswa dari Lembaga GN-OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) Kabupaten Jombang. 
    Beasiswa diserahkan  oleh  Drs. H. Widjono Suparno Wakil Bupati Jombang  didampingi Ibu Hj. Susi Widjono Suparno selaku wakil ketua GN-OTA dan disaksikan oleh Badan Penyantun, Donatur dan undangan. 

    Program GN-OTA ini antaralain  bertujuan  untuk mengembangkan dan meningkatkan kepedulian, tanggung jawab sosial dan peran serta masyarakat untuk menjadi orang tua asuh sebagai upaya membantu menuntaskan program wajib belajar. Untuk menghimpun dana tersebut GN-OTA  Jombang menjalin kemitraan dengan pihak swasta dan  pemerintah.

    “Tahun ini ada peningkatan jumlah beasiswa yang diterimakan, kalau  pada tahun 2010, dari 1000 anak  hanya menerima Rp. 240.000,  tapi tahun ini meningkat sebesar Rp.250.000,-“, ungkap Susi Widjono
    Menurut  Drs. Widjono Suparno Msi - Wakil Bupati Jombang , bahwa nilai yang diterimakan kepada  masing-masing anak tersebut memang tidak terlalu besar, namun demikian diharapkan beasiswa tersebut benar-benar dimanfaatkan dengan baik. 

    “Saya secara pribadi dan atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada kelembagaan  GN-OTA yang telah membantu mengkoordinir  organisasi ini dengan baik , begitu juga  kepada para donator yang telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, terutama membantu  anak-anak didik kita yang kurang mampu untuk  mengenyam pendidikan”, tutur Widjono Suparno.

    Total jumlah dana GN-OTA yang disalurkan sebesar Rp. 334.000.000,-.Adapun rincian sumberdana GN-OTA yang disalurkan tersebut berasal dari  APBD II sebesar Rp. 150.000.000,-. Dari Dinas/Instansi Pemerintah sebesar Rp. 94.500.000,-. Dari TP. PKK Kabupaten sebesar Rp.7.250.000. Dari TP. PKK Kecamatan sebesar Rp. 5.250.000. Dari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten sebesar Rp.8.000.000 dan dari perusahaan sebesar Rp. 69.000.000,- (WATI_SJAM)

    GN-OTA Jombang Salurkan Beasiswa Kepada 1000 Anak Didik Kurang Mampu

    Sebanyak  1000 anak didik pada  tingkat SMA, MA dan SMK di Jombang  dari keluarga kurang mampu pagi ini (8/2) bertempat diruang Bung Tomo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang  menerima bantuan beasiswa dari Lembaga GN-OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) Kabupaten Jombang. 
    Beasiswa diserahkan  oleh  Drs. H. Widjono Suparno Wakil Bupati Jombang  didampingi Ibu Hj. Susi Widjono Suparno selaku wakil ketua GN-OTA dan disaksikan oleh Badan Penyantun, Donatur dan undangan. 

    Program GN-OTA ini antaralain  bertujuan  untuk mengembangkan dan meningkatkan kepedulian, tanggung jawab sosial dan peran serta masyarakat untuk menjadi orang tua asuh sebagai upaya membantu menuntaskan program wajib belajar. Untuk menghimpun dana tersebut GN-OTA  Jombang menjalin kemitraan dengan pihak swasta dan  pemerintah.

    “Tahun ini ada peningkatan jumlah beasiswa yang diterimakan, kalau  pada tahun 2010, dari 1000 anak  hanya menerima Rp. 240.000,  tapi tahun ini meningkat sebesar Rp.250.000,-“, ungkap Susi Widjono
    Menurut  Drs. Widjono Suparno Msi - Wakil Bupati Jombang , bahwa nilai yang diterimakan kepada  masing-masing anak tersebut memang tidak terlalu besar, namun demikian diharapkan beasiswa tersebut benar-benar dimanfaatkan dengan baik. 

    “Saya secara pribadi dan atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada kelembagaan  GN-OTA yang telah membantu mengkoordinir  organisasi ini dengan baik , begitu juga  kepada para donator yang telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, terutama membantu  anak-anak didik kita yang kurang mampu untuk  mengenyam pendidikan”, tutur Widjono Suparno.

    Total jumlah dana GN-OTA yang disalurkan sebesar Rp. 334.000.000,-.Adapun rincian sumberdana GN-OTA yang disalurkan tersebut berasal dari  APBD II sebesar Rp. 150.000.000,-. Dari Dinas/Instansi Pemerintah sebesar Rp. 94.500.000,-. Dari TP. PKK Kabupaten sebesar Rp.7.250.000. Dari TP. PKK Kecamatan sebesar Rp. 5.250.000. Dari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten sebesar Rp.8.000.000 dan dari perusahaan sebesar Rp. 69.000.000,- (WATI_SJAM)
    Sabtu, 05 Februari 2011

    Pembekalan Kepala Dusun Dan Staff Desa Se Kecamatan Diwek

                                                                                Bertempat di Pendimageopo Kecamatan Diwek, Selasa (1/2/2011) Wakil Bupati Jombang Drs. Widjono Suparno membuka   Pembekalan  Kepala Dusun dan Staf Desa yang  baru   se Kecamatan Diwek. Penyelenggaraan pembekalan ini dilakukan karena belum  semua perangkat desa di Kecamatan Diwek memiliki pemahaman yang sama terhadap bagaimana pengadministrasian pemerintahan desa. Kepada mereka diberikan materi-materi mengenai pengadministrasian desa, serta wawasan mengenai   produk dan proses hukum , serta program-program  pemberdayaan masyarakat desa.
    “Perangkat desa yang ada di Kecamatan Diwek ini tidak semuanya adalah perangkat desa yang lama atau hasil mutasi, ada perangkat desa atau staf baru untuk melengkapi perangkat yang kosong, sehingga perlu mendapat materi-materi pembekalan ini”, tutur Sustionadi Camat diwek.
    Sustionadi, Camat Diwek  sangat  berharap dengan adanya pembekalan bagi pejabat ditingkat desa ini akan semakin dapat memperkuat pemerintahan didesa. “Kalau  wawasan mereka baik, tentu  pada tingkat  pelaksanaannya akan lebih ringan sehingga masyarakatnya dan  kepala desanya dapat legowo untuk dipimpin serta memimpin”, tandasnya.
    Drs.H. Widjono Suparno, Msi Wakil Bupati Jombang saat membuka pembekalan tersebut menegaskan bahwa  antara kepala desa dan  perangkat dibawahnya  harus menjunjung tinggi soliditas, kekompakan serta tidak mudah di adu domba. Karena kalau hal ini dapat terwujud maka tujuan yang telah dituangkan terkait visi misi Kabupaten Jombang akan terwujud.
    Widjono Suparno juga berharap bahwa  pemerintahan desa di kecamatan Diwek harus dapat berjalan dengan aman dan kondusif. “Kepada  para perangkat desa saya minta untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mampu menjadi teladan yang baik bagi masyarakat”, tuturnya.
    Materi yang diberikan dalam pembekalan perangkat desa antara lain  Administrasi Pemerintahan  disampaikan oleh Kepala Bagian Pemerintahan Setdakab  Jombang. Yang terkait dengan Hukum disampaikan oleh Kepala Bagian Hukum Setdakab Jombang. Dan  untuk materi Pemberdayaan Masyarakat  di sampaikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa. Pembekalan  Kepala Dsun dan Staf Desa baru se Kecamatan Diwek tersebut  dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 1 dan 2 Pebruari 2011. (Jodhi/Wati_SJAM)

    Jombang, 1 Pebruari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Pembekalan Kepala Dusun Dan Staff Desa Se Kecamatan Diwek

                                                                                Bertempat di Pendimageopo Kecamatan Diwek, Selasa (1/2/2011) Wakil Bupati Jombang Drs. Widjono Suparno membuka   Pembekalan  Kepala Dusun dan Staf Desa yang  baru   se Kecamatan Diwek. Penyelenggaraan pembekalan ini dilakukan karena belum  semua perangkat desa di Kecamatan Diwek memiliki pemahaman yang sama terhadap bagaimana pengadministrasian pemerintahan desa. Kepada mereka diberikan materi-materi mengenai pengadministrasian desa, serta wawasan mengenai   produk dan proses hukum , serta program-program  pemberdayaan masyarakat desa.
    “Perangkat desa yang ada di Kecamatan Diwek ini tidak semuanya adalah perangkat desa yang lama atau hasil mutasi, ada perangkat desa atau staf baru untuk melengkapi perangkat yang kosong, sehingga perlu mendapat materi-materi pembekalan ini”, tutur Sustionadi Camat diwek.
    Sustionadi, Camat Diwek  sangat  berharap dengan adanya pembekalan bagi pejabat ditingkat desa ini akan semakin dapat memperkuat pemerintahan didesa. “Kalau  wawasan mereka baik, tentu  pada tingkat  pelaksanaannya akan lebih ringan sehingga masyarakatnya dan  kepala desanya dapat legowo untuk dipimpin serta memimpin”, tandasnya.
    Drs.H. Widjono Suparno, Msi Wakil Bupati Jombang saat membuka pembekalan tersebut menegaskan bahwa  antara kepala desa dan  perangkat dibawahnya  harus menjunjung tinggi soliditas, kekompakan serta tidak mudah di adu domba. Karena kalau hal ini dapat terwujud maka tujuan yang telah dituangkan terkait visi misi Kabupaten Jombang akan terwujud.
    Widjono Suparno juga berharap bahwa  pemerintahan desa di kecamatan Diwek harus dapat berjalan dengan aman dan kondusif. “Kepada  para perangkat desa saya minta untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mampu menjadi teladan yang baik bagi masyarakat”, tuturnya.
    Materi yang diberikan dalam pembekalan perangkat desa antara lain  Administrasi Pemerintahan  disampaikan oleh Kepala Bagian Pemerintahan Setdakab  Jombang. Yang terkait dengan Hukum disampaikan oleh Kepala Bagian Hukum Setdakab Jombang. Dan  untuk materi Pemberdayaan Masyarakat  di sampaikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa. Pembekalan  Kepala Dsun dan Staf Desa baru se Kecamatan Diwek tersebut  dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 1 dan 2 Pebruari 2011. (Jodhi/Wati_SJAM)

    Jombang, 1 Pebruari 2011
    Tim Liputan SJAM

    Selasa, 01 Februari 2011

    Raperda Pengelolaan Sampah dan RTH Digodok


    Keterbatasan lahan untuk pengelolaan sampah dan semakin sempitnya lahan perkotaan yang digunakan untuk RTH atau Ruang Terbuka Hijau mendorong BLH (Badan Lingkungan Hidup) menyusun Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan RTH.

    Senin (31/1) kemarin, bertempat di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, BLH mengundang Komisi C DPR Kab.Jombang, Kader Militan Peduli Lingkungan, LSM dan segenap SKPD untuk mengikuti Uji Publik 2 Raperda tersebut.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, HM Munif Kusnan,SH Msi SekdaKab Jombang, Solikhin Ruslie,SH Ketua Komisi C DPRD Jombang, Ir.Heru Widjayanto Kepala BLH Jombang dan Dr. Suparto Widjoyo dari Unair Surabaya.

    Dalam laporannya, Ir Heru Widjayanto Kepala BLH Jombang menegaskan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah masih rendah. “Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara pemerintah memiliki keterbatasan untuk mengelola” tegasnya.

    Heru mencontohkan, di Kecamatan Jombang saja pengelolaan sampahnya masih belum optimal. “Hanya sekitar 20% yang tertangani, sisanya masyarakat mengolah sendiri, entah itu dibakar atau dibuang ke kali” tambah Heru. Uji publik ini memang untuk menjaring aspirasi dari berbagai elemen dan seluruh stake holder dengan harapan draft yang disusun nantinya dapat lebih sempurna.

    HM Munif Kusnan,SH Msi yang membuka secara resmi agenda tersebut menegaskan pengelolaan sampah memang memerlukan payung hukum dalam pengelolaan sampah dan RTH. “Penyusunan Raperda ini merupakan solusi dan kebijakan mengatasi persoalan sampah yang sesuai dengan misi Kab.Jombang dalam RPJMD 2009 – 2013 yakni mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan” tegasnya.

    Lebih lanjut Munif menjelaskan pembangunan harus memperhatikan drainase dan RTH. “Kalau ini tidak diperhatikan maka kerusakan lingkungan semakin besar, artinya program pembangunan kesehatan akan terhambat, dengan Raperda ini kita bisa mengatur ketersedian RTH yang sesuai dengan kegiatan pembangunan” pungkasnya. ( Dedi _ SJAM )

    Raperda Pengelolaan Sampah dan RTH Digodok


    Keterbatasan lahan untuk pengelolaan sampah dan semakin sempitnya lahan perkotaan yang digunakan untuk RTH atau Ruang Terbuka Hijau mendorong BLH (Badan Lingkungan Hidup) menyusun Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan RTH.

    Senin (31/1) kemarin, bertempat di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, BLH mengundang Komisi C DPR Kab.Jombang, Kader Militan Peduli Lingkungan, LSM dan segenap SKPD untuk mengikuti Uji Publik 2 Raperda tersebut.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, HM Munif Kusnan,SH Msi SekdaKab Jombang, Solikhin Ruslie,SH Ketua Komisi C DPRD Jombang, Ir.Heru Widjayanto Kepala BLH Jombang dan Dr. Suparto Widjoyo dari Unair Surabaya.

    Dalam laporannya, Ir Heru Widjayanto Kepala BLH Jombang menegaskan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah masih rendah. “Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara pemerintah memiliki keterbatasan untuk mengelola” tegasnya.

    Heru mencontohkan, di Kecamatan Jombang saja pengelolaan sampahnya masih belum optimal. “Hanya sekitar 20% yang tertangani, sisanya masyarakat mengolah sendiri, entah itu dibakar atau dibuang ke kali” tambah Heru. Uji publik ini memang untuk menjaring aspirasi dari berbagai elemen dan seluruh stake holder dengan harapan draft yang disusun nantinya dapat lebih sempurna.

    HM Munif Kusnan,SH Msi yang membuka secara resmi agenda tersebut menegaskan pengelolaan sampah memang memerlukan payung hukum dalam pengelolaan sampah dan RTH. “Penyusunan Raperda ini merupakan solusi dan kebijakan mengatasi persoalan sampah yang sesuai dengan misi Kab.Jombang dalam RPJMD 2009 – 2013 yakni mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan” tegasnya.

    Lebih lanjut Munif menjelaskan pembangunan harus memperhatikan drainase dan RTH. “Kalau ini tidak diperhatikan maka kerusakan lingkungan semakin besar, artinya program pembangunan kesehatan akan terhambat, dengan Raperda ini kita bisa mengatur ketersedian RTH yang sesuai dengan kegiatan pembangunan” pungkasnya. ( Dedi _ SJAM )