Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Minggu, 27 November 2011

    Bupati Suyanto Buka Gelar Tari Massal " Arak Arak Puspa Nagari " Dan "Jaran Pegon"


    Setelah beberapa waktu yang lalu pernah digelar tari remo massal di Alon Alon Jombang. Kini giliran tari Arak Arak Puspa Nagari Dan Jaran Pegon dibawakan secara massal oleh ribuan murid  TK (Taman Kanak-kanak) se-Kabupaten Jombang  dan guru TK pada Sabtu (26/11/2011) di alon alon Jombang. Acara itu digelar dalam rangka peringatan hari guru dan HUT PGRI ke 66.

    “Sebanyak 1.200 orang guru TK dan 7000 murid TK yang membawakan tari ini," kata Budi Santoso, ketua pelaksana.

    Dia menjelaskan, acara yang melibatkan ribuan guru TK dan peserta didik ini bertujuan untuk mewujudkan salah satu pendidikan karakter bangsa. Dua tarian itu adalah  tari 'Arak-arak Puspa Nagari' dan 'Jaran Pegon'.

    Sejak pagi ribuan orang ini sudah memadati alon alon. Mereka mengenakan kostum dan selendang berwarna warni.  Di tangannya terdapat kuda kepang berukuran kecil.

    Bupati Jombang Suyanto didampingi Ibu Nina Suyanto, melepas rangkaian balon sebagai tanda dimulainya tari massal itu. Kontan  ribuan penari antara guru dan murid itu langsung berlenggak-lenggok. Warna warni selendang berkibar di Alon Alon Jombang.  Tepuk tangan kemudian membahana di alun-alun tersebut.

    "Dengan adanya tari massal ini semoga generasi bangsa semakin memahami tradisi budaya lokal, yang kini tengah  tergerus oleh budaya atasnama globalisasi”, tutur Bupati Suyanto. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 26 Nopember 2011
    Radio Streaming Suara Jombang AM

    Bupati Suyanto Buka Gelar Tari Massal " Arak Arak Puspa Nagari " Dan "Jaran Pegon"


    Setelah beberapa waktu yang lalu pernah digelar tari remo massal di Alon Alon Jombang. Kini giliran tari Arak Arak Puspa Nagari Dan Jaran Pegon dibawakan secara massal oleh ribuan murid  TK (Taman Kanak-kanak) se-Kabupaten Jombang  dan guru TK pada Sabtu (26/11/2011) di alon alon Jombang. Acara itu digelar dalam rangka peringatan hari guru dan HUT PGRI ke 66.

    “Sebanyak 1.200 orang guru TK dan 7000 murid TK yang membawakan tari ini," kata Budi Santoso, ketua pelaksana.

    Dia menjelaskan, acara yang melibatkan ribuan guru TK dan peserta didik ini bertujuan untuk mewujudkan salah satu pendidikan karakter bangsa. Dua tarian itu adalah  tari 'Arak-arak Puspa Nagari' dan 'Jaran Pegon'.

    Sejak pagi ribuan orang ini sudah memadati alon alon. Mereka mengenakan kostum dan selendang berwarna warni.  Di tangannya terdapat kuda kepang berukuran kecil.

    Bupati Jombang Suyanto didampingi Ibu Nina Suyanto, melepas rangkaian balon sebagai tanda dimulainya tari massal itu. Kontan  ribuan penari antara guru dan murid itu langsung berlenggak-lenggok. Warna warni selendang berkibar di Alon Alon Jombang.  Tepuk tangan kemudian membahana di alun-alun tersebut.

    "Dengan adanya tari massal ini semoga generasi bangsa semakin memahami tradisi budaya lokal, yang kini tengah  tergerus oleh budaya atasnama globalisasi”, tutur Bupati Suyanto. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 26 Nopember 2011
    Radio Streaming Suara Jombang AM
    Jumat, 25 November 2011

    Kabupaten Jombang Siap Raih Kesempatan Terima Anugerah Parahita Ekapraya


    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA)  RI,  akan memberikan Anugerah Parahita Ekapraya bagi Pelaksana Pengarusutamaan Gender Terbaik. "Tujuannya untuk meningkatkan kinerja Pemda dalam melaksanakan pengarusutamaan gender, serta mendorong prakarsa aktif dan menumbuhkan komitmen Pemda dalam penyusunan kebijakan yang responsif gender," kata Herman Siregar Ketua Tim Penilai Independen dan  Pemantau  Program Pengarusutamaan Gender (PUG) Kementrian PP dan PA saat berada di Jombang pada (24/11) pagi.

    Tim penilai diterima langsung oleh wakil Bupati Jombang dan wakil Ketua DPRD Jombang serta sejumlah pejabat dari dinas instansi terkait, di ruang Bung Tomo kantor pemkab Jombang.
    Kabupaten Jombang siap meraih kesempatan untuk menerima Anugerah Parahita Ekapraya. Setelah lolos didalam penilaian andministrasi, yakni mengisi form kuesioner program kerja pemberdayaan gender,  kini tim pemantau dan penilai pogram pengarusutamaan gender melakukan evaluasi dan melihat langsung pelaksanaan dilapangan untuk disesuaikan  terhadap data yang sudah dikirim ke pusat.

    “Kedatangan kami bukan untuk memberikan penghargaan. Akan tetapi hanya verifikasi semua materi penilaian yang sudah kami terima sebelumnya sekaligus meninjau lapangan,” kata Herman Siregar

    Wakil Bupati Jombang berharap, kabupaten jombang dapat meraih penghargaan ini “Kita semua berdoa dan berharap Kabupaten Jombang dapat meraih penghargaan APE ini, dan semua pihak terkait bisa ikut membantu semua pelaksanaan program pengarusutamaan gender dengan baik,”tutur Widjono Suparno.
    Melalui penghargaan tersebut, wakil bupati Jombang  berharap bisa memacu semangat semua pihak untuk bisa bekerja lebih baik dan penuh tanggung jawab demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender,” pungkas Widjono Suparno. 

    Pada kesempatan tersebut dipaparkan program-program yang terkait dengan pengarusutamaan gender.
    Pemberian Anugerah Parahita Ekapraya akan diserahkan oleh Presiden RI pada puncak peringatan Hari Ibu di Istana Negara, 22 Desember mendatang.  (WATI_Suara Jombang AM)

    Jombang, 24 Nopember 2011
    Radio Suara Jombang AM

    Kabupaten Jombang Siap Raih Kesempatan Terima Anugerah Parahita Ekapraya


    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA)  RI,  akan memberikan Anugerah Parahita Ekapraya bagi Pelaksana Pengarusutamaan Gender Terbaik. "Tujuannya untuk meningkatkan kinerja Pemda dalam melaksanakan pengarusutamaan gender, serta mendorong prakarsa aktif dan menumbuhkan komitmen Pemda dalam penyusunan kebijakan yang responsif gender," kata Herman Siregar Ketua Tim Penilai Independen dan  Pemantau  Program Pengarusutamaan Gender (PUG) Kementrian PP dan PA saat berada di Jombang pada (24/11) pagi.

    Tim penilai diterima langsung oleh wakil Bupati Jombang dan wakil Ketua DPRD Jombang serta sejumlah pejabat dari dinas instansi terkait, di ruang Bung Tomo kantor pemkab Jombang.
    Kabupaten Jombang siap meraih kesempatan untuk menerima Anugerah Parahita Ekapraya. Setelah lolos didalam penilaian andministrasi, yakni mengisi form kuesioner program kerja pemberdayaan gender,  kini tim pemantau dan penilai pogram pengarusutamaan gender melakukan evaluasi dan melihat langsung pelaksanaan dilapangan untuk disesuaikan  terhadap data yang sudah dikirim ke pusat.

    “Kedatangan kami bukan untuk memberikan penghargaan. Akan tetapi hanya verifikasi semua materi penilaian yang sudah kami terima sebelumnya sekaligus meninjau lapangan,” kata Herman Siregar

    Wakil Bupati Jombang berharap, kabupaten jombang dapat meraih penghargaan ini “Kita semua berdoa dan berharap Kabupaten Jombang dapat meraih penghargaan APE ini, dan semua pihak terkait bisa ikut membantu semua pelaksanaan program pengarusutamaan gender dengan baik,”tutur Widjono Suparno.
    Melalui penghargaan tersebut, wakil bupati Jombang  berharap bisa memacu semangat semua pihak untuk bisa bekerja lebih baik dan penuh tanggung jawab demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender,” pungkas Widjono Suparno. 

    Pada kesempatan tersebut dipaparkan program-program yang terkait dengan pengarusutamaan gender.
    Pemberian Anugerah Parahita Ekapraya akan diserahkan oleh Presiden RI pada puncak peringatan Hari Ibu di Istana Negara, 22 Desember mendatang.  (WATI_Suara Jombang AM)

    Jombang, 24 Nopember 2011
    Radio Suara Jombang AM
    Rabu, 23 November 2011

    Dari Diskusi Politik : Pemuda Berkewajiban Membangun Etika Politik


    Membangun Etika, Budaya, Dan Partisipasi Politik”,demikian tema diskusi politik yang digelar di Ruang Bung Tomo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang pada Selasa (22/11) pagi. Diskusi Politik yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik  Masyarakat Dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpollinmas) Jombang tersebut  diikuti sekitar 150 peserta. Mereka terdiri dari unsur  organisasi politik, organisasi masyarakat, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat dan  mahasiswa. Narasumber yang hadir adalah pengamat politik  Priyatmoko Dirdjosuseno yang juga  dosen Fisipol UNAIR Surabaya.

    Diungkapkan oleh Bashori Kholiq S.Sos.MM  Wakil Kepala Bakesbangpollinmas Jombang,  melalui diskusi ini diharapkan  agar masyarakat memahami pentingya etika berpolitik, mampu meningkatkan  kesadaran berdemokrasi.

     “Tujuan dari diskusi politik ini  untuk  terwujudnya partisipasi politik masyarakat  dalam mendukung proses demokrasi yang santun dan berbudaya di Kabupaten Jombang”, tutur Bashori Kholiq

    Sekdakab Jombang M. Munif Kusnan SH, Msi, saat membuka diskusi politik ini mengungkapkan bahwa kedewasaan politik berdemokrasi masyarakat Kabupaten Jombang sangat luar biasa. Dicontohkannya proses demokrasi berpolitik   yang terjadi tahun 2008. Antara pemenang pilkada dan yang kalah dalam pesta demokrasi  itu  bisa mengakui kekalahannya, bisa legowo, mereka tetap damai dan bersatu. “Mudah-mudahan dengan berdiskusi kali ini, akan memperkaya wawasan kita dalam proses pendidikan berpolitik dan berdemokrasi untuk kejayaan dan kemajuan Jombang, utamanya dalam  membangun etika, budaya dan partisipasi politik”, tutur Munif

    Dikatakan oleh Priyatmoko, narasumber dalam diskusi politik itu,  bahwa politik adalah perkumpulan diantara orang-orang berkedudukan setara secara bebas membicarakan dan mengusahakan keadilan bagi semua. Menurutnya, para pemudalah yang seharusnya terpanggil untuk membangun etika, khususnya etika politik. Sebab pemilik masa depan bangsa ini adalah para pemuda. Masih diungkapkan oleh Priyatmoko, bahwa etika politik jauh lebih rumit daripada etika sosial.  Sebab etika politik berkaitan dengan kekuasaan dan perkumpulan orang yang setara. Sementara kekuasaan tidak pernah membuat orang setara. “Saya kira Pemuda Jombang adalah  pemilik masa depan yang memiliki PR (pekerjaan rumah ) untuk membangun etika politik”, tuturnya.

    Priyatmoko menandaskan bahwa untuk mengkompromikan prinsip kesetaraan yang pada kenyataannya tidak setara, adalah sikap kritis. Etika itu berkaitan dengan kemampuan untuk menilai. Apa dan  mana yang baik atau yang buruk. Dan kemampuan untuk mengusahakan apa yang  baik itu untuk terwujud dalam praktek diberbagai konteks.(Wati_Radio Streaming Suara Jombang AM)

    Jombang, 22 Nopember 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Dari Diskusi Politik : Pemuda Berkewajiban Membangun Etika Politik


    Membangun Etika, Budaya, Dan Partisipasi Politik”,demikian tema diskusi politik yang digelar di Ruang Bung Tomo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang pada Selasa (22/11) pagi. Diskusi Politik yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik  Masyarakat Dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpollinmas) Jombang tersebut  diikuti sekitar 150 peserta. Mereka terdiri dari unsur  organisasi politik, organisasi masyarakat, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat dan  mahasiswa. Narasumber yang hadir adalah pengamat politik  Priyatmoko Dirdjosuseno yang juga  dosen Fisipol UNAIR Surabaya.

    Diungkapkan oleh Bashori Kholiq S.Sos.MM  Wakil Kepala Bakesbangpollinmas Jombang,  melalui diskusi ini diharapkan  agar masyarakat memahami pentingya etika berpolitik, mampu meningkatkan  kesadaran berdemokrasi.

     “Tujuan dari diskusi politik ini  untuk  terwujudnya partisipasi politik masyarakat  dalam mendukung proses demokrasi yang santun dan berbudaya di Kabupaten Jombang”, tutur Bashori Kholiq

    Sekdakab Jombang M. Munif Kusnan SH, Msi, saat membuka diskusi politik ini mengungkapkan bahwa kedewasaan politik berdemokrasi masyarakat Kabupaten Jombang sangat luar biasa. Dicontohkannya proses demokrasi berpolitik   yang terjadi tahun 2008. Antara pemenang pilkada dan yang kalah dalam pesta demokrasi  itu  bisa mengakui kekalahannya, bisa legowo, mereka tetap damai dan bersatu. “Mudah-mudahan dengan berdiskusi kali ini, akan memperkaya wawasan kita dalam proses pendidikan berpolitik dan berdemokrasi untuk kejayaan dan kemajuan Jombang, utamanya dalam  membangun etika, budaya dan partisipasi politik”, tutur Munif

    Dikatakan oleh Priyatmoko, narasumber dalam diskusi politik itu,  bahwa politik adalah perkumpulan diantara orang-orang berkedudukan setara secara bebas membicarakan dan mengusahakan keadilan bagi semua. Menurutnya, para pemudalah yang seharusnya terpanggil untuk membangun etika, khususnya etika politik. Sebab pemilik masa depan bangsa ini adalah para pemuda. Masih diungkapkan oleh Priyatmoko, bahwa etika politik jauh lebih rumit daripada etika sosial.  Sebab etika politik berkaitan dengan kekuasaan dan perkumpulan orang yang setara. Sementara kekuasaan tidak pernah membuat orang setara. “Saya kira Pemuda Jombang adalah  pemilik masa depan yang memiliki PR (pekerjaan rumah ) untuk membangun etika politik”, tuturnya.

    Priyatmoko menandaskan bahwa untuk mengkompromikan prinsip kesetaraan yang pada kenyataannya tidak setara, adalah sikap kritis. Etika itu berkaitan dengan kemampuan untuk menilai. Apa dan  mana yang baik atau yang buruk. Dan kemampuan untuk mengusahakan apa yang  baik itu untuk terwujud dalam praktek diberbagai konteks.(Wati_Radio Streaming Suara Jombang AM)

    Jombang, 22 Nopember 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Selasa, 22 November 2011

    Cegah DBD dengan Sismantik

    Untuk mencegah berkembangnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinkes Jombang melibatkan murid SD menjadi kader pemantau jentik (mantik). Pencanangan Sismantik .dan Kader CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) digelar pada Sabtu (19/11/2011). Acara yang merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-47 tahun 2011 ini dipusatkan di SDN Mojongapit I Jombang.

    Para siswa yang dikader masing masing akan diberi kartu jentik yang harus diisi setelah melakukan pemantauan jentik nyamuk yang ada di rumahnya. Setelah mengamati dan menghitung jentik nyamuk di masing masing rumahnya, laporannya dilakukan secara tertulis melalui kartu yang sudah dibagikan. Selanjutnya pada hari senin kartu tersebut diserahkan kepada guru kelasnya untuk dibahas lebih lanjut. Pemantauan ini dilakukan secara kontinyu.

    Keterlibatan para kader mantik dari murid murid SD ini kedepan dinilai cukup efektif untuk menghentikan proses terjadinya jentik menjadi nyamuk dewasa. Karena keberadaan jentik tersebut cepat diketahui, begitu juga jika ada tanda keberadaan nyamuk DBD bisa langsung ditangani. "Semoga langkah ini bisa menjadi langkah preventif yang bermanfaat besar untuk mengurangi penyebaran DBD," terang Kepala Dinas Kesehatan Dr.Suparyanto,M.Kes.

    Seperti diketahui, musim penghujan telah masuk wilayah Jombang sejak 2 minggu lalu. Ini artinya kesiagaan masyarakat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan genangan air wajib ditingkatkan. Sebelumnya pada bulan Juni lalu, warga Dusun Losari Rowo Desa Losari Kecamatan Ploso yang secara beruntun terjangkit DBD yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Tercatat, ada 6 warga yang sampai mendapat perawatan intensif di Puskesmas dan di RSUD Jombang.

    Kasus serupa dengan wilayah yang berbeda juga tak bisa dihitung jari. Untuk itu, pergerakan siswa SD sebagai juru pantau jentik menjadi alternatif pilihan memaksimalkan pencegahan jentik nyamuk dalam rumah tangga. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    Cegah DBD dengan Sismantik

    Untuk mencegah berkembangnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinkes Jombang melibatkan murid SD menjadi kader pemantau jentik (mantik). Pencanangan Sismantik .dan Kader CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) digelar pada Sabtu (19/11/2011). Acara yang merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-47 tahun 2011 ini dipusatkan di SDN Mojongapit I Jombang.

    Para siswa yang dikader masing masing akan diberi kartu jentik yang harus diisi setelah melakukan pemantauan jentik nyamuk yang ada di rumahnya. Setelah mengamati dan menghitung jentik nyamuk di masing masing rumahnya, laporannya dilakukan secara tertulis melalui kartu yang sudah dibagikan. Selanjutnya pada hari senin kartu tersebut diserahkan kepada guru kelasnya untuk dibahas lebih lanjut. Pemantauan ini dilakukan secara kontinyu.

    Keterlibatan para kader mantik dari murid murid SD ini kedepan dinilai cukup efektif untuk menghentikan proses terjadinya jentik menjadi nyamuk dewasa. Karena keberadaan jentik tersebut cepat diketahui, begitu juga jika ada tanda keberadaan nyamuk DBD bisa langsung ditangani. "Semoga langkah ini bisa menjadi langkah preventif yang bermanfaat besar untuk mengurangi penyebaran DBD," terang Kepala Dinas Kesehatan Dr.Suparyanto,M.Kes.

    Seperti diketahui, musim penghujan telah masuk wilayah Jombang sejak 2 minggu lalu. Ini artinya kesiagaan masyarakat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan genangan air wajib ditingkatkan. Sebelumnya pada bulan Juni lalu, warga Dusun Losari Rowo Desa Losari Kecamatan Ploso yang secara beruntun terjangkit DBD yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Tercatat, ada 6 warga yang sampai mendapat perawatan intensif di Puskesmas dan di RSUD Jombang.

    Kasus serupa dengan wilayah yang berbeda juga tak bisa dihitung jari. Untuk itu, pergerakan siswa SD sebagai juru pantau jentik menjadi alternatif pilihan memaksimalkan pencegahan jentik nyamuk dalam rumah tangga. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    Konjen Jepang Resmikan Bangunan Rehabilitasi Gangguan Jiwa Di Jombang


    Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Masaaki Takano, didampingi Wakil Bupati Jombang Widjono Suparno pada  (Senin, 21 Nopember 2011) siang meresmikan gedung baru GCK (Griya Cinta Kasih) yang ada di Dusun Sidowaras, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang. GCK merupakan pusat rehabilitasi dan penyembuhan orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila.
    Bantuan hibah Grasroot untuk kemanusiaan dan keamanan manusia dari Jepang sebesar Rp.909.907.005 tersebut, kini telah berubah menjadi 10 bangunan dilahan seluas 713 meter persegi dan menelan biaya  Rp. 866.933.000 rupiah.

    Menurut Masaki Takano ini merupakan bantuan sukarela dari pemerintah Jepang. Karena jumlah rumah sakit jiwa di Jatim masih minim. Dia berharap ini  bisa bermanfaat. “Ini adalah itikad baik  pemerintah Jepang untuk Indonesia, khususnya yayasan rehabilitasi mental, semoga ini bermanfaat dan dipelihara”, tutur Massaki Takano.

    Sementara itu, Jamiin, Ketua Yayasan Penuh Warna GCK mengatakan, pihaknya berterima kasih atas bantuan hibah itu. Dengan adanya fasilitas bangunan baru itu, kondisi para pasien juga semakin terperhatikan. Maklum saja, sebelum mendapatkan bantuan, ruang yang ditempati para pasien terbuat dari dinding bambu. Sehingga saat hujan, air selalu masuk ke dalam ruangan. Dia menambahkan, saat ini GCK merawat 206 orang yang mengalami gangguan jiwa. Pihak GCK tidak menarik uang sepeser pun atas kinerja itu. Semua yang dilakukannya  atas dasar kasih sayang.Baginya  ini merupakan tanggung jawab social.

    “Saya sampaikan terima kasih atas bantuan ini, semoga bantuan ini dapat lebih mengoptimalkan  pelayanan bagi pasien gangguan mental, dan yayasan  social ini menjadi lebih baik”, tutur Jamiin yang biasa  dijuluki bapaknya orang gila ini.

    Ungkapan terima kasih juga disampaikan  Wakil Bupati Jombang, Widjono Soeparno. Selain mendapat bantuan dari Jepang, GCK juga mendapatkan hibah satu unit kendaraan ambulance dari Kedutaan Besar Australia. Harapannya, kendaraan tersebut digunakan untuk membantu antar-jemput pasien.

    "Kami memberikan apresiasi positif atas kinerja yang dilakukan oleh para relawan GCK. Karena dengan tulus merawat ratusan orang gila. Saya berharap dengan bantuan dari Jepang dan Australia itu bisa menambah semangat untuk bergerak di bidang sosial, yakni membantu sesama," kata Widjono.

    Selanjutnya Widjono Suparno bersama Masaaki Takano melihat langsung bangunan hasil hibah tersebut. Antara lain berupa masing-masing 1 lokal sekretariat, rawat medis, asrama putri; 4 lokal  asrama putra; 12 lokal kamar mandi/wc, 1 lokal ruang makan dan dapur.(Wati_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 21 Nopember 2011
    Radio Streaming - Suara Jombang AM

    Konjen Jepang Resmikan Bangunan Rehabilitasi Gangguan Jiwa Di Jombang


    Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Masaaki Takano, didampingi Wakil Bupati Jombang Widjono Suparno pada  (Senin, 21 Nopember 2011) siang meresmikan gedung baru GCK (Griya Cinta Kasih) yang ada di Dusun Sidowaras, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang. GCK merupakan pusat rehabilitasi dan penyembuhan orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila.
    Bantuan hibah Grasroot untuk kemanusiaan dan keamanan manusia dari Jepang sebesar Rp.909.907.005 tersebut, kini telah berubah menjadi 10 bangunan dilahan seluas 713 meter persegi dan menelan biaya  Rp. 866.933.000 rupiah.

    Menurut Masaki Takano ini merupakan bantuan sukarela dari pemerintah Jepang. Karena jumlah rumah sakit jiwa di Jatim masih minim. Dia berharap ini  bisa bermanfaat. “Ini adalah itikad baik  pemerintah Jepang untuk Indonesia, khususnya yayasan rehabilitasi mental, semoga ini bermanfaat dan dipelihara”, tutur Massaki Takano.

    Sementara itu, Jamiin, Ketua Yayasan Penuh Warna GCK mengatakan, pihaknya berterima kasih atas bantuan hibah itu. Dengan adanya fasilitas bangunan baru itu, kondisi para pasien juga semakin terperhatikan. Maklum saja, sebelum mendapatkan bantuan, ruang yang ditempati para pasien terbuat dari dinding bambu. Sehingga saat hujan, air selalu masuk ke dalam ruangan. Dia menambahkan, saat ini GCK merawat 206 orang yang mengalami gangguan jiwa. Pihak GCK tidak menarik uang sepeser pun atas kinerja itu. Semua yang dilakukannya  atas dasar kasih sayang.Baginya  ini merupakan tanggung jawab social.

    “Saya sampaikan terima kasih atas bantuan ini, semoga bantuan ini dapat lebih mengoptimalkan  pelayanan bagi pasien gangguan mental, dan yayasan  social ini menjadi lebih baik”, tutur Jamiin yang biasa  dijuluki bapaknya orang gila ini.

    Ungkapan terima kasih juga disampaikan  Wakil Bupati Jombang, Widjono Soeparno. Selain mendapat bantuan dari Jepang, GCK juga mendapatkan hibah satu unit kendaraan ambulance dari Kedutaan Besar Australia. Harapannya, kendaraan tersebut digunakan untuk membantu antar-jemput pasien.

    "Kami memberikan apresiasi positif atas kinerja yang dilakukan oleh para relawan GCK. Karena dengan tulus merawat ratusan orang gila. Saya berharap dengan bantuan dari Jepang dan Australia itu bisa menambah semangat untuk bergerak di bidang sosial, yakni membantu sesama," kata Widjono.

    Selanjutnya Widjono Suparno bersama Masaaki Takano melihat langsung bangunan hasil hibah tersebut. Antara lain berupa masing-masing 1 lokal sekretariat, rawat medis, asrama putri; 4 lokal  asrama putra; 12 lokal kamar mandi/wc, 1 lokal ruang makan dan dapur.(Wati_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 21 Nopember 2011
    Radio Streaming - Suara Jombang AM
    Kamis, 17 November 2011

    Ajak Semarakkan Car Free Day



     Meski Pemerintah Kabupaten Jombang telah memberlakukan Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan di sepanjang ruas jalan KH. Wahid Hasyim pada tiap minggunya. Tepatnya mulai perempatan Kebonrojo sampai Ringin Contong mulai 06.00WIB hingga jam 08.00 WIB. Namun belum banyak masyarakat yang mengetahui dan memanfaatkannya.

    Untuk menyemarakkan car free day di Kabupaten Jombang, pada (13/11) PWI Perwakilan Jombang, Satlantas Polres Jombang, Jombang Drummer Forum dan Radio Suara Jombang AM(RKPD Jombang) kerjabareng menggelar acara panggung terbuka didepan studio Radio Suara Jombang AM dan PWI, di Jl. KH Wahid Hasyim 133 Jombang.

    Tampak Widjono Suparno wakil Bupati Jombang, Ketua Pengadilan Negeri Jombang, Dandim 0814, Nyono Suharli wakil Ketua DPRD Jombang dan anggotanya, para wartawan anggota PWI, crew Radio Suara Jombang AM(RKPD) dan serta komunitas sepeda Hordog, sepeda pixie, aksi sepeda BMX dll.

    Rangkaian acara pagi itu antara lain lounching car free day, yang ditandai dengan fun bike dan lounching JDF (Jombang Drummer Forum). Satlantas polres Jombang juga menyediakan layanan SIM disebelah selatan panggung. Sebelum pemberangkatan fun bike, acara didahului dengan parade 5 maestro drummer. Lima penggebuk drum dari berbagai grup band menampilkan aksinya bersama diatas panggung. Mereka diantaranya Basio dari Buble band, Bimo dari Display, Imam dari Studio Metro, Wendy dari Improve, dan Shohan dari Neo Master.

    “Kami mengajak semua teman-teman, khususnya drummer untuk bergabung dalam Jombang Drummer Forum, saya yakin kegiatan ini sangat positif, mampu mengurangi aksi kenakalan remaja seperti tawuran”, tutur Shohan.

    Masyarakat menyambut baik dengan adanya program Car Free Day ini. Irwan, anggota DPRD Jombang yang berbicara atasnama warga Jombang ini mengaku rutin mengikuti acara car free day ini. Dirinya sangat senan,g karena bisa berolahraga bareng dan berkumpul dengan sesama penghobby bersepeda. Menurutnya kegiatan ini bisa mengurangi tingkat polusi udara khususnya di dalam kota Jombang. Dia berharap kegiatan ini juga bisa menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat Kabupaten Jombang.

    “Saya berharap pedagang kecil bisa memanfaatkan jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB ini untuk berjualan di pinggir trotoar ini. Misalnya menjual souvenir khas Jombang, aksesoris dll, yang penting tetap patuh dan mengikuti aturan dan menjaga kebersihan”, tutur wakil rakyat yang juga anggota JMC (Jombang Mancal Club)

    Widjono Suparno wakil Bupati Jombang menyambut baik agenda pendukung car free day ini. “Ini salah satu bentuk dukungan dan partisipasi masyarakat yang luar biasa”, tuturnya.
    Menurutnya selain untuk mengurangi polusi udara, akses jalan ini juga dapat dimanfaatkan untuk berolahraga. Dirinya juga memperbolehkan pedagang aksesoris sepeda, kerajinan seperti manik-manik, kacamata dan lain-lain. “Ada banyak dampak dari kegiatan ini selain megurangi polusi udara, kesehatan dan dampak ekonomis”, tuturnya.


    Meski memperbolehkan untuk berjualan, namun Widjono Suparno tetap memberikan batasan dengan tegas bahwa agar para penjual tidak mendirikan tenda dan menimbulkan dampak kotor. “Hanya jam enam pagi sampai jam 8 pagi saja, dan setelahnya harus bersih kembali”, pungkasnya. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 13 Nopember 2011
    Radio On Line Suara Jombang

    Ajak Semarakkan Car Free Day


     Meski Pemerintah Kabupaten Jombang telah memberlakukan Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan di sepanjang ruas jalan KH. Wahid Hasyim pada tiap minggunya. Tepatnya mulai perempatan Kebonrojo sampai Ringin Contong mulai 06.00WIB hingga jam 08.00 WIB. Namun belum banyak masyarakat yang mengetahui dan memanfaatkannya.

    Untuk menyemarakkan car free day di Kabupaten Jombang, pada (13/11) PWI Perwakilan Jombang, Satlantas Polres Jombang, Jombang Drummer Forum dan Radio Suara Jombang AM(RKPD Jombang) kerjabareng menggelar acara panggung terbuka didepan studio Radio Suara Jombang AM dan PWI, di Jl. KH Wahid Hasyim 133 Jombang.

    Tampak Widjono Suparno wakil Bupati Jombang, Ketua Pengadilan Negeri Jombang, Dandim 0814, Nyono Suharli wakil Ketua DPRD Jombang dan anggotanya, para wartawan anggota PWI, crew Radio Suara Jombang AM(RKPD) dan serta komunitas sepeda Hordog, sepeda pixie, aksi sepeda BMX dll.

    Rangkaian acara pagi itu antara lain lounching car free day, yang ditandai dengan fun bike dan lounching JDF (Jombang Drummer Forum). Satlantas polres Jombang juga menyediakan layanan SIM disebelah selatan panggung. Sebelum pemberangkatan fun bike, acara didahului dengan parade 5 maestro drummer. Lima penggebuk drum dari berbagai grup band menampilkan aksinya bersama diatas panggung. Mereka diantaranya Basio dari Buble band, Bimo dari Display, Imam dari Studio Metro, Wendy dari Improve, dan Shohan dari Neo Master.

    “Kami mengajak semua teman-teman, khususnya drummer untuk bergabung dalam Jombang Drummer Forum, saya yakin kegiatan ini sangat positif, mampu mengurangi aksi kenakalan remaja seperti tawuran”, tutur Shohan.

    Masyarakat menyambut baik dengan adanya program Car Free Day ini. Irwan, anggota DPRD Jombang yang berbicara atasnama warga Jombang ini mengaku rutin mengikuti acara car free day ini. Dirinya sangat senan,g karena bisa berolahraga bareng dan berkumpul dengan sesama penghobby bersepeda. Menurutnya kegiatan ini bisa mengurangi tingkat polusi udara khususnya di dalam kota Jombang. Dia berharap kegiatan ini juga bisa menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat Kabupaten Jombang.

    “Saya berharap pedagang kecil bisa memanfaatkan jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB ini untuk berjualan di pinggir trotoar ini. Misalnya menjual souvenir khas Jombang, aksesoris dll, yang penting tetap patuh dan mengikuti aturan dan menjaga kebersihan”, tutur wakil rakyat yang juga anggota JMC (Jombang Mancal Club)

    Widjono Suparno wakil Bupati Jombang menyambut baik agenda pendukung car free day ini. “Ini salah satu bentuk dukungan dan partisipasi masyarakat yang luar biasa”, tuturnya.
    Menurutnya selain untuk mengurangi polusi udara, akses jalan ini juga dapat dimanfaatkan untuk berolahraga. Dirinya juga memperbolehkan pedagang aksesoris sepeda, kerajinan seperti manik-manik, kacamata dan lain-lain. “Ada banyak dampak dari kegiatan ini selain megurangi polusi udara, kesehatan dan dampak ekonomis”, tuturnya.


    Meski memperbolehkan untuk berjualan, namun Widjono Suparno tetap memberikan batasan dengan tegas bahwa agar para penjual tidak mendirikan tenda dan menimbulkan dampak kotor. “Hanya jam enam pagi sampai jam 8 pagi saja, dan setelahnya harus bersih kembali”, pungkasnya. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 13 Nopember 2011
    Radio On Line Suara Jombang

    Demo Buruh Tuntut UMK

    Kamis (17/11/2011) pagi, suasana halaman depan kantor Dinsosnakertrans (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Jombang begitu mencekam. Pasalnya, ratusan massa dari FPR (Front Perjuangan Rakyat) melancarkan aksi demo. Sama seperti aksi sebelumnya, tuntutan untuk menaikkan UMK (Upah Minimum Kabupaten) Jombang terus menyeruak. Selain itu, massa yang berjubel hingga memacetkan arus lalu lintas ini juga menuntut penghapusan sistem kontrak yang dinilai sangat tak berpihak pada kaum buruh.

    "UMK harusnya dapat memenuhi kebutuhan buruh untuk hidup layak sesuai KHL (Kebutuhan Hidup Layak,red)," tegas Lukman Hakim koordinator aksi. Massa yang kadung kecewa terhadap putusan pemerintah juga menuntut pencabutan UUK No.13 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.17 tahun 2005. FPR juga menilai kredibilitas dewan pengupahan Jombang patut dipertanyakan. Pasalnya, keberadaan lembaga tersebut justru berpihak pada investor bukan pada buruh. "Kita justru tidak dibela, kaum buruh justru diperlakukan semena-mena," tambahnya.

    Serupa dengan Lukman, Badik aktivis yang juga vokalis band underground yang lekat dengan kaum minoritas menilai survey yang dilakukan dewan pengupahan dalam menentukan KHL terkesan sekenanya, terbukti besaran UMK buruh jauh dari kesan sejahtera. "Apakah adil kami sebagai buruh mendapat upah yang belum memenuhi kebutuhan kami, padahal kami bekerja dengan maksimal," kecamnya.

    Saat ratusan pendemo berorasi sembari membentang poster, perwakilan dari FPR bernegosiasi dan hearing dengan depan pengupahan di dalam kantor Dinsosnakertrans. Puluhan aparat kepolisian pun berjaga-jaga di area demonstrasi. Tak mau kecolongan, puluhan korps seragam cokelat ini nampak berjejer sampai di jalan depan RSUD Jombang untuk mensterilkan lokasi. Massa menuntut, besaran UMK Jombang naik menjadi 1,6 juta atau lebih dari 1 juta dari sebelumnya yang masih dibawah kisaran 1 juta. Puas menyalurkan aspirasinya, ratusan massa itu pun membubarkan diri. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    Demo Buruh Tuntut UMK

    Kamis (17/11/2011) pagi, suasana halaman depan kantor Dinsosnakertrans (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Jombang begitu mencekam. Pasalnya, ratusan massa dari FPR (Front Perjuangan Rakyat) melancarkan aksi demo. Sama seperti aksi sebelumnya, tuntutan untuk menaikkan UMK (Upah Minimum Kabupaten) Jombang terus menyeruak. Selain itu, massa yang berjubel hingga memacetkan arus lalu lintas ini juga menuntut penghapusan sistem kontrak yang dinilai sangat tak berpihak pada kaum buruh.

    "UMK harusnya dapat memenuhi kebutuhan buruh untuk hidup layak sesuai KHL (Kebutuhan Hidup Layak,red)," tegas Lukman Hakim koordinator aksi. Massa yang kadung kecewa terhadap putusan pemerintah juga menuntut pencabutan UUK No.13 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.17 tahun 2005. FPR juga menilai kredibilitas dewan pengupahan Jombang patut dipertanyakan. Pasalnya, keberadaan lembaga tersebut justru berpihak pada investor bukan pada buruh. "Kita justru tidak dibela, kaum buruh justru diperlakukan semena-mena," tambahnya.

    Serupa dengan Lukman, Badik aktivis yang juga vokalis band underground yang lekat dengan kaum minoritas menilai survey yang dilakukan dewan pengupahan dalam menentukan KHL terkesan sekenanya, terbukti besaran UMK buruh jauh dari kesan sejahtera. "Apakah adil kami sebagai buruh mendapat upah yang belum memenuhi kebutuhan kami, padahal kami bekerja dengan maksimal," kecamnya.

    Saat ratusan pendemo berorasi sembari membentang poster, perwakilan dari FPR bernegosiasi dan hearing dengan depan pengupahan di dalam kantor Dinsosnakertrans. Puluhan aparat kepolisian pun berjaga-jaga di area demonstrasi. Tak mau kecolongan, puluhan korps seragam cokelat ini nampak berjejer sampai di jalan depan RSUD Jombang untuk mensterilkan lokasi. Massa menuntut, besaran UMK Jombang naik menjadi 1,6 juta atau lebih dari 1 juta dari sebelumnya yang masih dibawah kisaran 1 juta. Puas menyalurkan aspirasinya, ratusan massa itu pun membubarkan diri. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)
    Rabu, 16 November 2011

    DWP Jombang Gelar Paduan Suara


    Selama dua hari, tepatnya tanggal 15 Nopember hingga 16 Nopember 2011 pendopo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang terdengar kumandang merdu lagu Mars Dharma Wanita dan Hymne Dharma Wanita. Lagu tersebut dibawakan oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) baik dari tingkat kecamatan juga dari Dinas, Badan, Kantor dilingkup pemkab Jombang.

    Disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Jombang, Nila Munif Kusnan bahwa dalam rangka HUT Dharma Wanita Persatuan ke 12 tahun ini, Kabupaten Jombang menggelar kegiatan lomba paduan suara, lomba Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan kegiatan sosial.

    Ia meminta agar lomba mars DWP jangan hanya sekedar kegiatan paduan suara untuk meraih kemenangan semata. Akan tetapi para anggota DWP harus menghayati, mengerti, dan menjalankan apa yang terkandung didalam lirik Mars DWP maupun Hymne DWP tersebut.

    “Semua yang tertuang didalam Mars maupun Hymne DWP, selain doa juga tertuang rasa patriotisme terhadap Bangsa dan Negara, khususnya kewajiban bagi anggota DWP untuk ikut serta mensukseskan tujuan nasional dalam mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur, merata serta berkeseimbangan antara material dan spiritual,” ujarnya.

    Dengan digelarnya lomba Mars DWP ini menurut Nila Munif diharapkan mampu memotivasi anggota DWP agar lebih cinta terhadap organisasi dan berdampak positif bagi kemajuan organsasi terutama dalam menunjang suksesnya program pembangunan di Kabupaten Jombang.

    Adapun peserta lomba sebanyak 21 grup dari kecamatan se kabupaten Jombang dan 39 grup dari DWP Dinas, Badan, Kantor dan sekretariat Kab. Jombang Masing-masing grup terdiri dari 13 orang, yaitu 12 penyanyi dan 1 orang bertindak sebagai dirijen.

    Lomba Mars DWP ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan di Kabupaten Jombang. Dewan juri yang terdiri dari Kasmin Spd, Puji Widodo Spd dan Ibu Nawi Setijanto akhirnya menetapkan sebagai pemenang pada lomba paduan suara Mars DWP Tahun 2011 untuk tingkat Kecamatan pada 15 Nopember 2011; Juara 1 kecamatan Mojowarno; juara 2 kecamatan Ngoro dan juara 3 kecamatan Jombang.

    Sedangkan untuk lomba paduan suara antar Dinas, Badan, Kantor yang digelar pada 16 Nopember 2011 yaitu Juara 1 RSUD Jombang; juara 2 Dinas Pendidikan dan juara 3 Sekretariat Kabupaten Jombang. Untuk juara harapan 1 Bapeda; juara harapan 2 Kementrian Agama dan juara harapan 3 Dinas Kesehatan. (WATI_SJAM)

    Jombang, 16 Nopember 2011
    RADIO SUARA JOMBANG AM

    DWP Jombang Gelar Paduan Suara


    Selama dua hari, tepatnya tanggal 15 Nopember hingga 16 Nopember 2011 pendopo Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang terdengar kumandang merdu lagu Mars Dharma Wanita dan Hymne Dharma Wanita. Lagu tersebut dibawakan oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) baik dari tingkat kecamatan juga dari Dinas, Badan, Kantor dilingkup pemkab Jombang.

    Disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Jombang, Nila Munif Kusnan bahwa dalam rangka HUT Dharma Wanita Persatuan ke 12 tahun ini, Kabupaten Jombang menggelar kegiatan lomba paduan suara, lomba Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan kegiatan sosial.

    Ia meminta agar lomba mars DWP jangan hanya sekedar kegiatan paduan suara untuk meraih kemenangan semata. Akan tetapi para anggota DWP harus menghayati, mengerti, dan menjalankan apa yang terkandung didalam lirik Mars DWP maupun Hymne DWP tersebut.

    “Semua yang tertuang didalam Mars maupun Hymne DWP, selain doa juga tertuang rasa patriotisme terhadap Bangsa dan Negara, khususnya kewajiban bagi anggota DWP untuk ikut serta mensukseskan tujuan nasional dalam mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur, merata serta berkeseimbangan antara material dan spiritual,” ujarnya.

    Dengan digelarnya lomba Mars DWP ini menurut Nila Munif diharapkan mampu memotivasi anggota DWP agar lebih cinta terhadap organisasi dan berdampak positif bagi kemajuan organsasi terutama dalam menunjang suksesnya program pembangunan di Kabupaten Jombang.

    Adapun peserta lomba sebanyak 21 grup dari kecamatan se kabupaten Jombang dan 39 grup dari DWP Dinas, Badan, Kantor dan sekretariat Kab. Jombang Masing-masing grup terdiri dari 13 orang, yaitu 12 penyanyi dan 1 orang bertindak sebagai dirijen.

    Lomba Mars DWP ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan di Kabupaten Jombang. Dewan juri yang terdiri dari Kasmin Spd, Puji Widodo Spd dan Ibu Nawi Setijanto akhirnya menetapkan sebagai pemenang pada lomba paduan suara Mars DWP Tahun 2011 untuk tingkat Kecamatan pada 15 Nopember 2011; Juara 1 kecamatan Mojowarno; juara 2 kecamatan Ngoro dan juara 3 kecamatan Jombang.

    Sedangkan untuk lomba paduan suara antar Dinas, Badan, Kantor yang digelar pada 16 Nopember 2011 yaitu Juara 1 RSUD Jombang; juara 2 Dinas Pendidikan dan juara 3 Sekretariat Kabupaten Jombang. Untuk juara harapan 1 Bapeda; juara harapan 2 Kementrian Agama dan juara harapan 3 Dinas Kesehatan. (WATI_SJAM)

    Jombang, 16 Nopember 2011
    RADIO SUARA JOMBANG AM
    Sabtu, 12 November 2011

    Jombang Menjadi Salah Satu Dari 10 Keajaiban Jatim

    Kabupaten Jombang menjadi salahsatu kabupaten, dari 10 Kabupaten lain yang ada di Jawa Timur yang memiliki keajaiban di Jawa Timur. Demikian apresiasi dari JTV, salah satu televisi di Jawa Timur. Penganugerahan apresiasi tersebut diberikan Anang Yahya dari JTV kepada Bupati Suyanto pada acara Festival Kota Santri Kabupaten Jombang pada (12/11) malam.

    Keajaiban Jawa Timur yang dimiliki kabupaten Jombang menurut versi JTV antara lain, Jombang sebagai kota santri ini memiliki banyak pondok pesantren yang fenomenal. Selain itu Jombang juga melahirkan tokoh-tokoh besar yang berpengaruh ditingkat nasional. Dan tidak hanya itu kabupaten Jombang juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

    “Terima kasih kepada JTV atas apresiasinya kepada masyarakat Jombang, kepada Kabupaten Jombang dengan keajaiban Jawa Timur. Semoga apresiasi ini, bermanfaat dan semakin mendorong kami didalam meningkatkan wisata religi yang menjadi program kami kedepan, agar wisata religi yang sedang tumbuh menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat ”, tutur Bupati Suyanto

    Diungkapkan pula oleh Bupati yang berhasil meraih banyak penghargaan baik ditingkat regional dan nasional ini bahwa karakter dan kepribadian masyarakat Jombang yang kritis, egalitarian dan cerdas didalam menyikapi perbedaan ini merupakan suatu keunggulan yang kompetitif.
    “Semoga ini terus dipertahankan oleh masyarakat Kabupaten Jombang, yang mampu melahirkan tokoh nasional yang memilki daya perekat yang luar biasa”, tandasnya.

    Rangkaian kegiatan Festival Kota Santri yang dipusatkan di Pasar Baru Mojoagung Jombang tersebut telah berlangsung sejak pagi. Yakni diawali dengan senam santri, kerja bakti dan pembukaan pameran UMKM yang dihadiri oleh Widjono Suparno wakil Bupati Jombang dan anggota DPR RI Sadarestuwati serja jajaran pejabat dilingkup pemkab Jombang.

    Selanjutnya juga ada kegiatan lelang replika kursi Gus Dur. Replika kursi Gus Dur yang dibuat oleh pengusaha muda Jombang Basyaruddin Saleh. Kursi itu berhasil dibeli dengan nilai Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) oleh Sumrambah, anggota DPRD Jawa Timur, yang juga ketua KTNA kabupaten Jombang. Motivasi Sumrambah membeli kursi Gus Dur ini adalah karena Gus Dur adalah sosok yang sangat dia kagumi dan hormati. “Ini adalah satu bentuk penghormatan kepada beliau “, tutur Sumrambah.

    Rencananya hasil lelang replica kursi Gus Dur akan disumbangkan kepada kaum Anshor serta untuk kepentingan kegiatan sosial untuk mengenang Gus Dur. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 12 Nopember 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Jombang Menjadi Salah Satu Dari 10 Keajaiban Jatim

    Kabupaten Jombang menjadi salahsatu kabupaten, dari 10 Kabupaten lain yang ada di Jawa Timur yang memiliki keajaiban di Jawa Timur. Demikian apresiasi dari JTV, salah satu televisi di Jawa Timur. Penganugerahan apresiasi tersebut diberikan Anang Yahya dari JTV kepada Bupati Suyanto pada acara Festival Kota Santri Kabupaten Jombang pada (12/11) malam.

    Keajaiban Jawa Timur yang dimiliki kabupaten Jombang menurut versi JTV antara lain, Jombang sebagai kota santri ini memiliki banyak pondok pesantren yang fenomenal. Selain itu Jombang juga melahirkan tokoh-tokoh besar yang berpengaruh ditingkat nasional. Dan tidak hanya itu kabupaten Jombang juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

    “Terima kasih kepada JTV atas apresiasinya kepada masyarakat Jombang, kepada Kabupaten Jombang dengan keajaiban Jawa Timur. Semoga apresiasi ini, bermanfaat dan semakin mendorong kami didalam meningkatkan wisata religi yang menjadi program kami kedepan, agar wisata religi yang sedang tumbuh menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat ”, tutur Bupati Suyanto

    Diungkapkan pula oleh Bupati yang berhasil meraih banyak penghargaan baik ditingkat regional dan nasional ini bahwa karakter dan kepribadian masyarakat Jombang yang kritis, egalitarian dan cerdas didalam menyikapi perbedaan ini merupakan suatu keunggulan yang kompetitif.
    “Semoga ini terus dipertahankan oleh masyarakat Kabupaten Jombang, yang mampu melahirkan tokoh nasional yang memilki daya perekat yang luar biasa”, tandasnya.

    Rangkaian kegiatan Festival Kota Santri yang dipusatkan di Pasar Baru Mojoagung Jombang tersebut telah berlangsung sejak pagi. Yakni diawali dengan senam santri, kerja bakti dan pembukaan pameran UMKM yang dihadiri oleh Widjono Suparno wakil Bupati Jombang dan anggota DPR RI Sadarestuwati serja jajaran pejabat dilingkup pemkab Jombang.

    Selanjutnya juga ada kegiatan lelang replika kursi Gus Dur. Replika kursi Gus Dur yang dibuat oleh pengusaha muda Jombang Basyaruddin Saleh. Kursi itu berhasil dibeli dengan nilai Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) oleh Sumrambah, anggota DPRD Jawa Timur, yang juga ketua KTNA kabupaten Jombang. Motivasi Sumrambah membeli kursi Gus Dur ini adalah karena Gus Dur adalah sosok yang sangat dia kagumi dan hormati. “Ini adalah satu bentuk penghormatan kepada beliau “, tutur Sumrambah.

    Rencananya hasil lelang replica kursi Gus Dur akan disumbangkan kepada kaum Anshor serta untuk kepentingan kegiatan sosial untuk mengenang Gus Dur. (WATI_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 12 Nopember 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Wabup Widjono Rafting di Boro Wonosalam Jombang


    Begitu dibuka, wisata olahraga arung jeram di Sungai Boro menarik perhatian pejabat Pemkab. Wakil Bupati Widjono Soeparno didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan
    Perkebunan Ir. Syamto, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Drs.Suyoto,MM dan beberapa pejabat menjajal ganasnya arus sungai di pedalaman hutan Wonosalam itu.


    Lokasi atau venue rafting terletak di Dusun Mendiro Wonosalam. Untuk sampai di lokasi ini, bisa ditempuh kurang lebih 40 menit lewat Mojoagung-Mojoduwur-Wonosalam atau lewat Trowulan-Jabung-Wonosalam. Jika ingin lebih cepat, kendaraan roda 2 bisa jadi pilihan alternative mengingat jalan di Wonosalam menanjak dan curam.Di antara Hutan Tropis Wonosalam yang masih hijau dan alami, Wonosalam Rafting hadir memberikan sensasi wisata arung jeram yang penuh tantangan. Apalagi, arus Sungai Boro sangat menjanjikan untuk membuat jantung berdetak kencang.

    Saat pertama menjajal wahan ini, Wabup Widjono begitu antusias. Setelah mendengarkan arahan dari pemandu dan perlengkapan dirasa sudah lengkap dan siap, dayung segera diayun. Begitu meluncur, batu kali besar menghadang perahu karet, namun dapat dilewati dengan mudah berkat arahan instruktur.

    Jalur rafting Sungai Boro ini berujung di dekat Goa Si Golo-golo yang merupakan salah satu wisata andalan Wonosalam. Jadi, puas berbasah-basah dengan air sungai. Wisatawan dapat langsung menikmati keindahan Goa Si Golo-golo dengan menapaki jalan yang menanjak sekitar beberapa meter.

    Ditanya mengenai harga tarif rafting, salah satu panitia menyebut akan mematok harga 175 ribu per orang. “Karena operatornya memang sudah terkenal professional, kita pake teman-teman dari Songa Adventure,” katanya. Songa adalah operator rafting yang telah mengawal beberapa wahana arung jeram, salah satunya di Probolinggo. Jadi, tertarik untuk menjajal? Datang saja ke Wonosalam. (Dedi _Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 11 Nopember 2011
    Tim Liputan (Radio Suara Jombang AM/SJAM)

    Wabup Widjono Rafting di Boro Wonosalam Jombang


    Begitu dibuka, wisata olahraga arung jeram di Sungai Boro menarik perhatian pejabat Pemkab. Wakil Bupati Widjono Soeparno didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan
    Perkebunan Ir. Syamto, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Drs.Suyoto,MM dan beberapa pejabat menjajal ganasnya arus sungai di pedalaman hutan Wonosalam itu.


    Lokasi atau venue rafting terletak di Dusun Mendiro Wonosalam. Untuk sampai di lokasi ini, bisa ditempuh kurang lebih 40 menit lewat Mojoagung-Mojoduwur-Wonosalam atau lewat Trowulan-Jabung-Wonosalam. Jika ingin lebih cepat, kendaraan roda 2 bisa jadi pilihan alternative mengingat jalan di Wonosalam menanjak dan curam.Di antara Hutan Tropis Wonosalam yang masih hijau dan alami, Wonosalam Rafting hadir memberikan sensasi wisata arung jeram yang penuh tantangan. Apalagi, arus Sungai Boro sangat menjanjikan untuk membuat jantung berdetak kencang.

    Saat pertama menjajal wahan ini, Wabup Widjono begitu antusias. Setelah mendengarkan arahan dari pemandu dan perlengkapan dirasa sudah lengkap dan siap, dayung segera diayun. Begitu meluncur, batu kali besar menghadang perahu karet, namun dapat dilewati dengan mudah berkat arahan instruktur.

    Jalur rafting Sungai Boro ini berujung di dekat Goa Si Golo-golo yang merupakan salah satu wisata andalan Wonosalam. Jadi, puas berbasah-basah dengan air sungai. Wisatawan dapat langsung menikmati keindahan Goa Si Golo-golo dengan menapaki jalan yang menanjak sekitar beberapa meter.

    Ditanya mengenai harga tarif rafting, salah satu panitia menyebut akan mematok harga 175 ribu per orang. “Karena operatornya memang sudah terkenal professional, kita pake teman-teman dari Songa Adventure,” katanya. Songa adalah operator rafting yang telah mengawal beberapa wahana arung jeram, salah satunya di Probolinggo. Jadi, tertarik untuk menjajal? Datang saja ke Wonosalam. (Dedi _Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 11 Nopember 2011
    Tim Liputan (Radio Suara Jombang AM/SJAM)
    Kamis, 10 November 2011

    Ikrar Pelajar Jombang Pada Hari Pahlawan



    Ada banyak moment untuk memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2011. Seperti jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Jombang yang menggelar upacara di Alon-Alon Jombang, dan melakukan ziarah ke taman makam pahlawan Pulo Sampurno Jombang.
    Berbeda dengan para pelajar SMA di Jombang. Ratusan siswa siswi pelajar pecinta tertib lalu lintas di Jombang yang dikoordinir oleh Satlantas Polres Jombang pada Kamis (10/11) pagi ini, untuk memperingatinya mereka mengheningkan cipta dan berikrar.
    Kegiatan ini dipusatkan di kawasan Ringin Contong. Tepat pukul 08.10 WIB, seluruh kendaraan yang melintas diseputaran Ringin Contong menghentikan laju kendaraannya dan turut mengheningkan selama 2 menit.
    Para pelajar ini ada yang mengenakan seragam sekolah dan ada juga yang berpakaian daerah serta mengenakan kostum ala para pejuang tempo dulu dengan membawa bamboo runcing. Setelah mengheningkan cipta mereka berikrar. Diawali dengan meneriakan pekik merdeka sebanyak tiga kali mereka berikrar. “Merdeka! Merdeka ! Merdeka …. Dengan semangat pahlawan 10 Nopember, kami siswa siswi SMU se kabupaten Jombang siap meneruskan perjuangannya untuk kemajuan bangsa, pelajar tertib lalu lintas”, seru para pelajar yang telah berbaris rapi itu.
    Kanitdikyasa Polres Jombang Ipda Yudianto menjelaskan bahwa sosialisasi UU lalu lintas terus diberikan kepada para pelajar SMA. Ini dilakukan untuk menekan angka laka lantas dan membangkitkan jiwa kejuangan para pelajar untuk terus memiliki semangat melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui tertib dan disiplin berlalu lintas. “ Saat ini data tilang masih didominasi pelajar dan mereka usia produktif”, tutur Ipda Yudhi.
    Selanjutnya para pelajar ini melakukan kirab tertib lalu lintas disepanjang jalan protocol Jombang dan kembali ke Ringin Contong. (WATI_Radio On Line SJAM)

    Jombang, 10 Nopember 2011
    Radio Suara Jombang AM