Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Kamis, 17 November 2011

    Demo Buruh Tuntut UMK

    Kamis (17/11/2011) pagi, suasana halaman depan kantor Dinsosnakertrans (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Jombang begitu mencekam. Pasalnya, ratusan massa dari FPR (Front Perjuangan Rakyat) melancarkan aksi demo. Sama seperti aksi sebelumnya, tuntutan untuk menaikkan UMK (Upah Minimum Kabupaten) Jombang terus menyeruak. Selain itu, massa yang berjubel hingga memacetkan arus lalu lintas ini juga menuntut penghapusan sistem kontrak yang dinilai sangat tak berpihak pada kaum buruh.

    "UMK harusnya dapat memenuhi kebutuhan buruh untuk hidup layak sesuai KHL (Kebutuhan Hidup Layak,red)," tegas Lukman Hakim koordinator aksi. Massa yang kadung kecewa terhadap putusan pemerintah juga menuntut pencabutan UUK No.13 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.17 tahun 2005. FPR juga menilai kredibilitas dewan pengupahan Jombang patut dipertanyakan. Pasalnya, keberadaan lembaga tersebut justru berpihak pada investor bukan pada buruh. "Kita justru tidak dibela, kaum buruh justru diperlakukan semena-mena," tambahnya.

    Serupa dengan Lukman, Badik aktivis yang juga vokalis band underground yang lekat dengan kaum minoritas menilai survey yang dilakukan dewan pengupahan dalam menentukan KHL terkesan sekenanya, terbukti besaran UMK buruh jauh dari kesan sejahtera. "Apakah adil kami sebagai buruh mendapat upah yang belum memenuhi kebutuhan kami, padahal kami bekerja dengan maksimal," kecamnya.

    Saat ratusan pendemo berorasi sembari membentang poster, perwakilan dari FPR bernegosiasi dan hearing dengan depan pengupahan di dalam kantor Dinsosnakertrans. Puluhan aparat kepolisian pun berjaga-jaga di area demonstrasi. Tak mau kecolongan, puluhan korps seragam cokelat ini nampak berjejer sampai di jalan depan RSUD Jombang untuk mensterilkan lokasi. Massa menuntut, besaran UMK Jombang naik menjadi 1,6 juta atau lebih dari 1 juta dari sebelumnya yang masih dibawah kisaran 1 juta. Puas menyalurkan aspirasinya, ratusan massa itu pun membubarkan diri. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    1 komentar:

    1. Kecewa Upah Lembur, Buruh (Pabrik Mainan PT. Mentari Internationa di Jombang-Jatim) Blokir Pabrik

      Rabu, 18 Juli 2012 09:43:07 WIB
      Reporter : Yusuf Wibisono

      Jombang (beritajatim.com) - Kebijakan upah lembur yang terlalu rendah, membuat buruh PT Mentari International Jombang beraksi. Mereka memblokir pintu masuk pabrik yang berada di Jalan Yos Sudarso tersebut, Rabu (18/7/2012). Praktis, sekitar seribu buruh yang hendak masuk kerja tidak bisa masuk ke pabrik yang memproduksi mainan anak kualitas ekspor itu.

      Begitu datang di depan pabrik, buruh yang tergabung dalam SPN (Serikat Pekerja Nasional) langsung menggelar poster. Selain itu, buruh juga melakukan orasi secara bergantian. Nah, saat buruh PT Mantari datang untuk masuk kerja, pintu gerbang tersebut langsung diblokir. Sehingga, mereka harus rela tertahan.

      "Hari ini kita melakukan mogok kerja. Karena kebijakan perusahaan selama ini sangat timpang. Buktinya, upah lembur tidak diberikan sesuai dengan ketentuan. Sekali lagi, kita hari ini mogok kerja untuk melawan penindasan," kata Eko Harnowo, Ketua SPN Jombang sembari berorasi.

      Sejurus kemudian, jalan raya di depan pabrik penuh sesak dengan para buruh. Mereka ikut bergabung dengan para kativis SPN. Akibatnya, akses jalan propinsi yang ada di depan pabrik tersebut padat merayap.

      Eko Harnowo menjelaskan, PT Mentari telah melanggar Keputusan Menteri (Kepmen) No 102/2004 tentang pemberian upah lembur. Sesuai aturan tersebut, upah lembur sebesar Rp 7.500 per jam. Hanya saja, menejemen hanya memberikan upah kepada buruh sebesar Rp 5.500 ribu per jam. "Ini jelas melanggar aturan," ujarnya.

      Hingga saat ini buruh masih melakukan pemblokiran. Pasalnya, perwakilan dari pabrik belum ada yang mau menemui. Sambil berorasi, mereka meminta agar pihak menejemen segera menemui ratusan buruh. "Kami tetap mogok hingga tuntutan ini dikabulkan," tegas Eko. [suf/ted]

      http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2012-07-18/141514/__Kecewa_Upah_Lembur,_Buruh_Blokir_Pabrik

      BalasHapus