Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Rabu, 28 September 2011

    Anak Soleh Boyong Emas Dari FASI Nasional di Jakarta


    Prestasi santri Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di ajang Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) terus terukir. Setelah berhasil merebut emas dan berhasil menempatkan Jombang sebagai juara ke-5 Jatim pada bulan Juni lalu. Di ajang FASI nasional di Asrama haji Pondok Gede Jakarta (27/9) kemarin, Jombang kembali meraih emas. Bahkan memboyong lima kejuaraan sekaligus.
    ‘’Alhamdulillah dari 6 kontingen yang kita bawa mewakili Jatim, ada 5 santri berhasil,’’ cetus Ketua BKPRMI-LPPTKA Jombang, M Nafiul Huda.

    Dari 5 kontingen itu cabang tahfid juz Amma menjadi jawara nasional dan meraih emas. Prestasi membanggakan ini diraih Eva Indatul Azhari dari TPQ Al Azhar Senden Peterongan Jombang.
    Sedangkan M Fauzi Aryanda, jawara Pildacil Jatim asal TPQ Al Islamiyah Plosogenuk Perak Jombang ini harus puas pada posisi juara harapan 1. Meski pada lomba Pildacil yang dihelat Radar Mojokerto dipenghujung bulan suci Ramadan kemarin, Ari, begitu sapaan akrabnya, meraih juara 1.
    ‘’Dia dikalahkan kontingen Kalimantan, tidak ada-apa, meski juara harapan 1 tapi ini tingkat nasional,’’ tegasnya.

    Selain dua cabang itu, Jombang juga berhasil meraih juara 3 terjemah lafdiyah (cerdas cermat) dari grup TPQ Riyadul Jannah Kauman Utara Jombang. Masing-masing M Rizal, Alfiani Firdaus dan Dita Eliza. Di ajang FASI tahun ini, diramaikan dengan aneka cabang yang dilombakan. Seperti nasyid, cerdas cermat, cerita Islami dan kaligrafi. Tak hanya itu, juga ada lomba pidato Bahasa Inggris-Arab- Indonesia. Peserta juga dapat mengikuti lomba mewarnai dan menggambar, lomba adzan, tartil hingga tilawah dan hafalan Juz Amma.

    Kontingen Jombang seluruhnya 60 orang yang 6 diantaranya dari Jombang. Seperti diketahui, peserta dari Jombang yang tampil juara pada FASI Jatim adalah Ahmad Syauqi Arianda dari Ploso Genuk Perak Juara. Murid TPA ini merebut juara 1 lomba pidato Bahasa Indonesia. Sedangkan M.Iqbal Ikhromi dari Senden Peterongan merebut juara 1 tahfidz juz Amma putra. Sementara Eva Izzatul Azhari juga dari Senden Peterongan juga berhasil menggondol juara 1 tahfidz juz Amma putri. Untuk M. Rizal dari Griya Indah Jombang Juara 1 Terjemah Lafdziah.

    Kabag Humas Pemkab Jombang, Tri Endah Sektiwati menyatakan, hasil yang dicapai kafilah dari Jombang sudah lumayan maksimal. Prestasi emas yang kembali diraih Jombang itu menjadi motivasi tersendiri dalam mengembangkan pendidikan Alquran dimasa yang akan datang. ‘’Alhamdulillah ini sudah sangat membanggakan, ” tegas Endah singkat. (wati_sjam)

    Jombang, 28 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Anak Soleh Boyong Emas Dari FASI Nasional di Jakarta


    Prestasi santri Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di ajang Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) terus terukir. Setelah berhasil merebut emas dan berhasil menempatkan Jombang sebagai juara ke-5 Jatim pada bulan Juni lalu. Di ajang FASI nasional di Asrama haji Pondok Gede Jakarta (27/9) kemarin, Jombang kembali meraih emas. Bahkan memboyong lima kejuaraan sekaligus.
    ‘’Alhamdulillah dari 6 kontingen yang kita bawa mewakili Jatim, ada 5 santri berhasil,’’ cetus Ketua BKPRMI-LPPTKA Jombang, M Nafiul Huda.

    Dari 5 kontingen itu cabang tahfid juz Amma menjadi jawara nasional dan meraih emas. Prestasi membanggakan ini diraih Eva Indatul Azhari dari TPQ Al Azhar Senden Peterongan Jombang.
    Sedangkan M Fauzi Aryanda, jawara Pildacil Jatim asal TPQ Al Islamiyah Plosogenuk Perak Jombang ini harus puas pada posisi juara harapan 1. Meski pada lomba Pildacil yang dihelat Radar Mojokerto dipenghujung bulan suci Ramadan kemarin, Ari, begitu sapaan akrabnya, meraih juara 1.
    ‘’Dia dikalahkan kontingen Kalimantan, tidak ada-apa, meski juara harapan 1 tapi ini tingkat nasional,’’ tegasnya.

    Selain dua cabang itu, Jombang juga berhasil meraih juara 3 terjemah lafdiyah (cerdas cermat) dari grup TPQ Riyadul Jannah Kauman Utara Jombang. Masing-masing M Rizal, Alfiani Firdaus dan Dita Eliza. Di ajang FASI tahun ini, diramaikan dengan aneka cabang yang dilombakan. Seperti nasyid, cerdas cermat, cerita Islami dan kaligrafi. Tak hanya itu, juga ada lomba pidato Bahasa Inggris-Arab- Indonesia. Peserta juga dapat mengikuti lomba mewarnai dan menggambar, lomba adzan, tartil hingga tilawah dan hafalan Juz Amma.

    Kontingen Jombang seluruhnya 60 orang yang 6 diantaranya dari Jombang. Seperti diketahui, peserta dari Jombang yang tampil juara pada FASI Jatim adalah Ahmad Syauqi Arianda dari Ploso Genuk Perak Juara. Murid TPA ini merebut juara 1 lomba pidato Bahasa Indonesia. Sedangkan M.Iqbal Ikhromi dari Senden Peterongan merebut juara 1 tahfidz juz Amma putra. Sementara Eva Izzatul Azhari juga dari Senden Peterongan juga berhasil menggondol juara 1 tahfidz juz Amma putri. Untuk M. Rizal dari Griya Indah Jombang Juara 1 Terjemah Lafdziah.

    Kabag Humas Pemkab Jombang, Tri Endah Sektiwati menyatakan, hasil yang dicapai kafilah dari Jombang sudah lumayan maksimal. Prestasi emas yang kembali diraih Jombang itu menjadi motivasi tersendiri dalam mengembangkan pendidikan Alquran dimasa yang akan datang. ‘’Alhamdulillah ini sudah sangat membanggakan, ” tegas Endah singkat. (wati_sjam)

    Jombang, 28 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
    Sabtu, 24 September 2011

    Korban Kebakaran Dijenguk Bupati

    Pasca kebakaran hebat yang menghanguskan pabrik mebel UD Morodadi di Jalan Raya Soekarno Hatta Desa Kepuh Kembeng, Kecamatan Peterongan Jombang pada Jum’at (23/9/11) petang, siang harinya Bupati Suyanto bersama jajaran Pemkab menjenguk para korban. Terhitung sebanyak 21 korban mengalami luka bakar serius hingga grade 2 atau lebih dari 50 persen yakni terbakar hingga lapisan kulit dalam.

    Untuk kategori grade 1 atau luka bakar ringan dibawah 50 persen, korban masih ditangani di RSUD Jombang. “Seluruh korban harus mendapat penanganan yag terbaik,” kata Suyanto saat menjenguk korban di Ruang Instalasi Bedah RSUD Jombang, Sabtu (24/9/11) siang. Jika perlu, lanjutnya, korban dirujuk ke RSU Dr Soetomo bila kondisinya tak kunjung membaik.

    Disinggung mengenai UD Morodadi yang tak mengasuransikan sekitar 90 karyawannya, Suyanto akan mencermati lebih lanjut. “Kita akan lihat dulu dimana letak kesalahannya, baru akan kita ambil tindakan, minmal pembinaan,” tegasnya. Pemkab tak mau terburu-buru untuk memvonis sebelum mempelajari kasusnya.

    Hingga saat ini sebanyak 7 korban telah dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya karena kondisinya memburuk. Ketujuh orang yang dirujuk ke RSU Dr Soetomo antara lain Ratna (34), warga Desa Tunggorono, Iswahyudi (17), Dusun Gondek Desa Jambu, dan lima korban dari kecamatan Peterongan yakni Zulaikah (31), Atik Sugiati (23), Lilik Sugiati (27), Jumiati (23), serta Imam Soleh (22).

    “Yang paling parah dengan luka bakar 75 persen dengan kondisi kritis semalam langsung dirujuk ke Surabaya karena sudah kritis, malam harinya kita rujuk lagi 4 korban karena trauma hebat dan sesak napas, dan pagi tadi 2 korban kita kirim lagi, jadi total 7 orang korban,” terang dr.Puji Umbaran Wakil Direktur RSUD Jombang, Sabtu (24/9/11) siang.

    Kondisi terakhir hingga Sabtu siang, keempatbelas korban masih dalam perawatan intensif di RSUD Jombang. Dari jumlah tersebut, 4 korban sedang diobservasi. Jika kondisinya memburuk, secepatnya akan dirujuk ke RSU Dr Soetomo. “Kondisinya masih kita pantau saat ini,” tambah dr. Puji.

    Malam kemarin, rombongan Wabup terlebih dahulu menjenguk para korban. "Kami prihatin atas tragedi ini, semoga semua dapat diatasi," kata Widjono Jumat (23/9/2011) malam. Dalam kasus ini, Wijono berpesan kepada tim medis untuk bekerja cepat menangani korban.

    Rata-rata seluruh korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan. Salah satu petugas PMK (Pemadam Kebakaran) Jombangpun turut jadi korban. Seluruh korban saat ini dipindahkan dari ruang UGD ke ruang instalasi bedah dengan ruang yang lebih steril dan bersih. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 24 September 2011
    Tim Liputan SJAM

    Korban Kebakaran Dijenguk Bupati

    Pasca kebakaran hebat yang menghanguskan pabrik mebel UD Morodadi di Jalan Raya Soekarno Hatta Desa Kepuh Kembeng, Kecamatan Peterongan Jombang pada Jum’at (23/9/11) petang, siang harinya Bupati Suyanto bersama jajaran Pemkab menjenguk para korban. Terhitung sebanyak 21 korban mengalami luka bakar serius hingga grade 2 atau lebih dari 50 persen yakni terbakar hingga lapisan kulit dalam.

    Untuk kategori grade 1 atau luka bakar ringan dibawah 50 persen, korban masih ditangani di RSUD Jombang. “Seluruh korban harus mendapat penanganan yag terbaik,” kata Suyanto saat menjenguk korban di Ruang Instalasi Bedah RSUD Jombang, Sabtu (24/9/11) siang. Jika perlu, lanjutnya, korban dirujuk ke RSU Dr Soetomo bila kondisinya tak kunjung membaik.

    Disinggung mengenai UD Morodadi yang tak mengasuransikan sekitar 90 karyawannya, Suyanto akan mencermati lebih lanjut. “Kita akan lihat dulu dimana letak kesalahannya, baru akan kita ambil tindakan, minmal pembinaan,” tegasnya. Pemkab tak mau terburu-buru untuk memvonis sebelum mempelajari kasusnya.

    Hingga saat ini sebanyak 7 korban telah dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya karena kondisinya memburuk. Ketujuh orang yang dirujuk ke RSU Dr Soetomo antara lain Ratna (34), warga Desa Tunggorono, Iswahyudi (17), Dusun Gondek Desa Jambu, dan lima korban dari kecamatan Peterongan yakni Zulaikah (31), Atik Sugiati (23), Lilik Sugiati (27), Jumiati (23), serta Imam Soleh (22).

    “Yang paling parah dengan luka bakar 75 persen dengan kondisi kritis semalam langsung dirujuk ke Surabaya karena sudah kritis, malam harinya kita rujuk lagi 4 korban karena trauma hebat dan sesak napas, dan pagi tadi 2 korban kita kirim lagi, jadi total 7 orang korban,” terang dr.Puji Umbaran Wakil Direktur RSUD Jombang, Sabtu (24/9/11) siang.

    Kondisi terakhir hingga Sabtu siang, keempatbelas korban masih dalam perawatan intensif di RSUD Jombang. Dari jumlah tersebut, 4 korban sedang diobservasi. Jika kondisinya memburuk, secepatnya akan dirujuk ke RSU Dr Soetomo. “Kondisinya masih kita pantau saat ini,” tambah dr. Puji.

    Malam kemarin, rombongan Wabup terlebih dahulu menjenguk para korban. "Kami prihatin atas tragedi ini, semoga semua dapat diatasi," kata Widjono Jumat (23/9/2011) malam. Dalam kasus ini, Wijono berpesan kepada tim medis untuk bekerja cepat menangani korban.

    Rata-rata seluruh korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan. Salah satu petugas PMK (Pemadam Kebakaran) Jombangpun turut jadi korban. Seluruh korban saat ini dipindahkan dari ruang UGD ke ruang instalasi bedah dengan ruang yang lebih steril dan bersih. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 24 September 2011
    Tim Liputan SJAM
    Kamis, 22 September 2011

    Jombang Menuju Kabupaten Layak Anak

    Jombang Menuju Kabupaten Layak Anak


    Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA) Linda Amalia Sari Gumelar mencanangkan Jombang sebagai kabupaten layak anak. Pencanangan itu digelar secara simbolis di pendopo pemkab Jombang , Kamis (22/9/2011). Dengan pencanangan itu, Jombang merupakan kabupaten/kota ke-75 dari 15 provinsi target 100 kabupaten/kota tahun 2014.

    Dalam sambutannya Linda mengatakan, pencanangan tersebut dalam rangka menciptakan sumber daya manusia berkualitas tinggi yang dimulai dari anak usia dini. Nah, untuk meciptakan sumber daya unggul itu tidak datang dengan sendirinya. Namun harus melalui sistem yang mendukung serta terpenuhinya hak-hak anak.

    Linda mengakui, pembangunan yang dilakukan selama ini telah menghasilkan kemajuan yang cukup signifikan bagi anak-anak. Namun di sisi lain, masih ada anak-anak yang mengalami diskriminasi. Sehingga mereka tidak mampu menikmati hak-haknya, semisal hak memperoleh pendidikan, mengakses kesehatan, serta mendapatkan informasi.

    "Berdasarkan hal-hal diatas itulah kami mengembangkan kebijakan KLA (Kabupaten Layak Anak). Kebijakan KLA bertujuan membangun sistem pembangunan anak yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan dalam dimensi kabupaten/kota," kata Linda

    Kabupaten Jombang telah berkomitmen dan siap untuk Menuju Kabupaten Layak Anak. Ini disampaikan wakil Bupati Jombang Widjono Suparno yang mewakili Bupati Jombang siang itu. “Komitmen ini bukan sekedar ikut-ikutan, tapi adalah sebagai kebutuhan yang harus ditindak lanjuti dan kita akan bersinergi dengan pihak swasta untuk mewujudkannya ”, tutur Wabup Widjono Suparno.

    Oleh karenanya pemerintah Kabupaten Jombang akan segera menindaklanjuti dengan membuat regulasi baik peraturan daerah maupun peraturan bupati terkait kabupaten layak anak, menyusun rencana aksi daerah, termasuk pemenuhan kebutuhan hak anak seperti akte kelahiran, pendidikan,kesehatan dan akan merevitalisasi taman bermain. “Di internal, kita sudah bicarakan untuk membangun Taman Wahana Belajar Anak yang layak disebelahnya perpustakaan Mastrip Jombang”, cetus Widjono.

    Selain mencanangkan KLA, dalam kesempatan itu Linda juga memberikan bantuan kepada Bina Keluarga Balita, Kesehatan Reproduksi Remaja Kid, anak jalanan, serta seorang penderita gizi buruk asal Kecamatan Mojowarno. Hadir dalam acara itu wakil bupati Widjono Soeparno, Ketua DPRD Bahana Bela Binanda, serta Kapolres Jombang AKBP Marjuki, Ketua Tim Penggerak PKK Nina Suyanto.

    Seluruh pengisi hiburan siang itu adalah dari unsur anak-anak, pelajar kabupaten Jombang. Diantaranya drumband TK Pertiwi Jombang, Pradanas band dari SDN Kepanjen 2 Jombang, sanggar keroncong anak dan remaja Jombang.(Wati_SJAM)

    Jombang, 22 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Jombang Menuju Kabupaten Layak Anak

    Jombang Menuju Kabupaten Layak Anak


    Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA) Linda Amalia Sari Gumelar mencanangkan Jombang sebagai kabupaten layak anak. Pencanangan itu digelar secara simbolis di pendopo pemkab Jombang , Kamis (22/9/2011). Dengan pencanangan itu, Jombang merupakan kabupaten/kota ke-75 dari 15 provinsi target 100 kabupaten/kota tahun 2014.

    Dalam sambutannya Linda mengatakan, pencanangan tersebut dalam rangka menciptakan sumber daya manusia berkualitas tinggi yang dimulai dari anak usia dini. Nah, untuk meciptakan sumber daya unggul itu tidak datang dengan sendirinya. Namun harus melalui sistem yang mendukung serta terpenuhinya hak-hak anak.

    Linda mengakui, pembangunan yang dilakukan selama ini telah menghasilkan kemajuan yang cukup signifikan bagi anak-anak. Namun di sisi lain, masih ada anak-anak yang mengalami diskriminasi. Sehingga mereka tidak mampu menikmati hak-haknya, semisal hak memperoleh pendidikan, mengakses kesehatan, serta mendapatkan informasi.

    "Berdasarkan hal-hal diatas itulah kami mengembangkan kebijakan KLA (Kabupaten Layak Anak). Kebijakan KLA bertujuan membangun sistem pembangunan anak yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan dalam dimensi kabupaten/kota," kata Linda

    Kabupaten Jombang telah berkomitmen dan siap untuk Menuju Kabupaten Layak Anak. Ini disampaikan wakil Bupati Jombang Widjono Suparno yang mewakili Bupati Jombang siang itu. “Komitmen ini bukan sekedar ikut-ikutan, tapi adalah sebagai kebutuhan yang harus ditindak lanjuti dan kita akan bersinergi dengan pihak swasta untuk mewujudkannya ”, tutur Wabup Widjono Suparno.

    Oleh karenanya pemerintah Kabupaten Jombang akan segera menindaklanjuti dengan membuat regulasi baik peraturan daerah maupun peraturan bupati terkait kabupaten layak anak, menyusun rencana aksi daerah, termasuk pemenuhan kebutuhan hak anak seperti akte kelahiran, pendidikan,kesehatan dan akan merevitalisasi taman bermain. “Di internal, kita sudah bicarakan untuk membangun Taman Wahana Belajar Anak yang layak disebelahnya perpustakaan Mastrip Jombang”, cetus Widjono.

    Selain mencanangkan KLA, dalam kesempatan itu Linda juga memberikan bantuan kepada Bina Keluarga Balita, Kesehatan Reproduksi Remaja Kid, anak jalanan, serta seorang penderita gizi buruk asal Kecamatan Mojowarno. Hadir dalam acara itu wakil bupati Widjono Soeparno, Ketua DPRD Bahana Bela Binanda, serta Kapolres Jombang AKBP Marjuki, Ketua Tim Penggerak PKK Nina Suyanto.

    Seluruh pengisi hiburan siang itu adalah dari unsur anak-anak, pelajar kabupaten Jombang. Diantaranya drumband TK Pertiwi Jombang, Pradanas band dari SDN Kepanjen 2 Jombang, sanggar keroncong anak dan remaja Jombang.(Wati_SJAM)

    Jombang, 22 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
    Kamis, 15 September 2011

    Pisah Kenal Ketua PN Jombang

    Usai sudah tugas Irwan,SH, MH mengawal penegakan hukum di Pengadilan Negeri Jombang. Rabu (14/9/11) malam, jabatan Ketua PN (Pengadilan Negeri) Jombang tersebut resmi diserahterimakan kepada Sutio Jumagi Akirno,SH,MH dari Labuhan Bajo NTT (Nusa Tenggara Timur). Irwan yang telah menjabat selama 1 tahun 3 bulan di Jombang kini mengemban tugas baru sebagai Hakim Kelas 1A di Samarinda, Kalimantan Timur.

    Saat memberi sambutan perpisahan di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Irwan mengaku bangga menjalankan tugas di kota santri . “Jombang adalah barometer republik ini, mulai presiden sampai teroris pernah lahir disini,” katanya. Masa jabatan Irwan memimpin Pengadilan Negeri Jombang terhitung cukup lama, tepatnya 1 tahun 2 bulan 20 hari sejak pelantikan tahun lalu. “Saya disini sempat merasakan 3 Kapolres, 3 Dandim, 2 Kajari, 2 Ketua DPR, 1 Bupati dan 1 Wabup,” tambah Irwan merinci.

    Tugas menjadi Hakim Kelas 1A di Samarinda benar-benar tugas yang baru bagi Irwan. Untuk mencapai posisi tersebut, Irwan harus menjalani sekitar 7 kali putaran menjadi Ketua PN di beberapa wilayah. “Memang bagi saya ini hal baru, terlebih saat ini peradilan sedang memasuki masa ujian,” tegasnya sembari mengenang beberapa kasus hangat yang melibatkan institusi peradilan di Indonesia.

    Sosok pengganti Irwan tak lain adalah juniornya terdahulu. “Kalau Pak Sutio ini adalah junior saya, tapi kalau dilihat dari segi usia, jelas lebih senior beliau,” tutur Irwan berkelakar disambut riuh undangan. Sutio menapaki karir pertamanya di Sumut (Sumatera Utara) pada tahun 1981, kemudian berpindah tugas ke Aceh selama kurun waktu 5 tahun yakni 1996 s/d 2001. Namun ia sempat kembali betugas di Sumut sekitar 7 tahun sebelum resmi menjabat sebagai Ketua PN Kediri pada 2008. Terakhir, Sutio berkesempatan memimpin Pengadilan Negeri Labuhan Bajo NTT.

    “Kami gembira bertugas di Jawa Timur, karena istri kami juga berdinas di Pengadilan Agama di Jakarta,” tegas Sutio dalam sambutannya. Setelah sempat berpindah beberapa kali, Jombang adalah tempat yang paling dekat dengan wilayah kerja sang istri. Ini diakui oleh Sutio. “Ya bangga dan senang, jadi jarak tidak terlalu jauh, nikmat seperti singkatan NTT yakni nikmat tiada tara,” kelakar Sutio tak mau kalah.

    Bupati Suyanto yang hadir didampingi Wabup Widjono beserta Muspida menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Irwan. Terlebih kepemimpinan Irwan selama ini dinilai banyak membantu tugas kepala daerah dalam mengayomi masyarakat. “Beliau itu luar biasa, saya harap masyarakat Jombang tetap rukun dan kondusif sepeninggal beliau ke Kalimantan,” tuturnya.

    Rencananya, keberangkatan Irwan menuju kota yang dialiri sungai Mahakam tersebut akan diantar oleh Komisi A DPRD Kabupaten Jombang. “Selamat jalan untuk Mas Irwan dan selamat datang untuk Ketua PN yang baru bapak Sutio Jumagi Akirno,” pungkas Suyanto mengakhiri sambutan. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 15 September 2011
    Tim Liputan SJAM

    Pisah Kenal Ketua PN Jombang

    Usai sudah tugas Irwan,SH, MH mengawal penegakan hukum di Pengadilan Negeri Jombang. Rabu (14/9/11) malam, jabatan Ketua PN (Pengadilan Negeri) Jombang tersebut resmi diserahterimakan kepada Sutio Jumagi Akirno,SH,MH dari Labuhan Bajo NTT (Nusa Tenggara Timur). Irwan yang telah menjabat selama 1 tahun 3 bulan di Jombang kini mengemban tugas baru sebagai Hakim Kelas 1A di Samarinda, Kalimantan Timur.

    Saat memberi sambutan perpisahan di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Irwan mengaku bangga menjalankan tugas di kota santri . “Jombang adalah barometer republik ini, mulai presiden sampai teroris pernah lahir disini,” katanya. Masa jabatan Irwan memimpin Pengadilan Negeri Jombang terhitung cukup lama, tepatnya 1 tahun 2 bulan 20 hari sejak pelantikan tahun lalu. “Saya disini sempat merasakan 3 Kapolres, 3 Dandim, 2 Kajari, 2 Ketua DPR, 1 Bupati dan 1 Wabup,” tambah Irwan merinci.

    Tugas menjadi Hakim Kelas 1A di Samarinda benar-benar tugas yang baru bagi Irwan. Untuk mencapai posisi tersebut, Irwan harus menjalani sekitar 7 kali putaran menjadi Ketua PN di beberapa wilayah. “Memang bagi saya ini hal baru, terlebih saat ini peradilan sedang memasuki masa ujian,” tegasnya sembari mengenang beberapa kasus hangat yang melibatkan institusi peradilan di Indonesia.

    Sosok pengganti Irwan tak lain adalah juniornya terdahulu. “Kalau Pak Sutio ini adalah junior saya, tapi kalau dilihat dari segi usia, jelas lebih senior beliau,” tutur Irwan berkelakar disambut riuh undangan. Sutio menapaki karir pertamanya di Sumut (Sumatera Utara) pada tahun 1981, kemudian berpindah tugas ke Aceh selama kurun waktu 5 tahun yakni 1996 s/d 2001. Namun ia sempat kembali betugas di Sumut sekitar 7 tahun sebelum resmi menjabat sebagai Ketua PN Kediri pada 2008. Terakhir, Sutio berkesempatan memimpin Pengadilan Negeri Labuhan Bajo NTT.

    “Kami gembira bertugas di Jawa Timur, karena istri kami juga berdinas di Pengadilan Agama di Jakarta,” tegas Sutio dalam sambutannya. Setelah sempat berpindah beberapa kali, Jombang adalah tempat yang paling dekat dengan wilayah kerja sang istri. Ini diakui oleh Sutio. “Ya bangga dan senang, jadi jarak tidak terlalu jauh, nikmat seperti singkatan NTT yakni nikmat tiada tara,” kelakar Sutio tak mau kalah.

    Bupati Suyanto yang hadir didampingi Wabup Widjono beserta Muspida menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Irwan. Terlebih kepemimpinan Irwan selama ini dinilai banyak membantu tugas kepala daerah dalam mengayomi masyarakat. “Beliau itu luar biasa, saya harap masyarakat Jombang tetap rukun dan kondusif sepeninggal beliau ke Kalimantan,” tuturnya.

    Rencananya, keberangkatan Irwan menuju kota yang dialiri sungai Mahakam tersebut akan diantar oleh Komisi A DPRD Kabupaten Jombang. “Selamat jalan untuk Mas Irwan dan selamat datang untuk Ketua PN yang baru bapak Sutio Jumagi Akirno,” pungkas Suyanto mengakhiri sambutan. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 15 September 2011
    Tim Liputan SJAM
    Rabu, 14 September 2011

    Halal Bi Halal Pendengar LPPL Radio Suara Jombang AM

    Silaturahmi dan berjumpa di darat dengan pendengar, (off air, red) menjadi media efektif bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal ( LPPL) Radio Suara Jombang AM eks RKPD Jombang untuk lebih dekat dengan pendengarnya yang berada di seputar Jawa Timur.
    Radio milik pemerintah kabupaten Jombang yang masih tetap eksis bersiaran di frekwensi AM 792 ini, kemarin pada Minggu, 11 September 2011menggelar halal bihalal.

    Bertempat di halaman studio radio yang biasa disebut dengan SJ AM ini, yakni di Jl. KH. Wahid Hasyim 133 Jombang dihadiri sejumlah pendengarnya dari berbagai usia yang berasal dari Mojokerto, Kediri, Nganjuk, dan wilayah Jombang sendiri.
    Menurut Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM, Karyawati yang lebih akrab disapa dengan mbak Wati ini, bahwa kegiatan off air di radio Suara Jombang AM memang menjadi media efektif untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pendengar radio. Melalui kegiatan ini, crew radio juga bisa lebih dekat dengan pendengarnya. Sebab selama ini para pendengar hanya dapat mendengar suara penyiarnya saja.

    “Kita bisa menyerap aspirasi, kritik, saran dan mengetahui apa maunya pendengar kita, baik terkait program siaran dan yang lainnya, ” tutur Wati.
    Selain mengetahui seberapa besar jumlah pendengar yang aktif di on air, kegiatan tersebut juga untuk mengetahui pendengar yang aktif di kegiatan off air. Media halal bi halal yang digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga 13.30 WIB itu dimanfaatkan oleh Wati untuk menyampaikan informasi bahwa RKPD Jombang tetap eksis. Namun sejak adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik nama RKPD berubah menjadi LPPL Radio Suara Jombang AM.

    Meski radio milik pemerintah ini juga tetap bersiaran di jalur AM, untuk mengikuti arus global tetap berusaha melakukan inovasi baru agar tidak ditinggalkan pendengarnya. Oleh kantor PDE, radio ini diberikan akses agar dapat didengarkan melalui internet.

    “Selain anda bisa mendengarkan siaran kami hanya di gelombang AM, ingat AM 792 ya… , tapi anda juga bisa mendengarkan siaran kami di media on line atau streaming di www.jombangkab. go.id atau bisa di klik di www. Sjam792.blogspot.com / www.lpplsuarajombangam.co.cc “, cetus Wati yang mengaku pernah ada transmigran dari Kesamben -Jombang yang berada di Riau, pendengar dari Kuala Lumpur pernah menghubunginya setelah mendengarkan streaming SJ AM.

    “Perlu kami informasikan bahwa Radio Suara Jombang AM yang dulu namanya RKPD Jombang ini, selama dua tahun ini juga jejaring dengan RRI yang ada di Jawa Timur untuk penyebarluasan pemberitaan yang ada di Jombang”, tambahnya.

    Meski saat ini banyak radio hijrah di frekwensi FM, namun masih banyak masyarakat pendengar yang tidak bisa meninggalkan program radio AM. Sebab Radio Suara Jombang tetap menyuguhkan program siaran yang khas seperti Macapat, Ludruk , Wayang Kulit dan program lain untuk segmen anak muda dengan tidak meninggalkan kekhasan Njombangan. Banyak orang yang merasa kurang senang mendengarkan radio AM karena tidak stereo. Tapi perlu diketahui, radio AM memiliki jangkauan sangat jauh. Sehingga tidak heran pendengarnya juga dari luar Kabupaten Jombang.

    “Kegiatan halal bi halal ini memang digagas oleh paguyuban fans, dan untuk fans. Kami awak radio hanya memfasilitasinya”, tutur Karyawati Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM.

    Suasana akrab dan guyub terjalin diantara fans dan crew LPPL Radio Suara Jombang AM siang itu. Dengan hiburan electon, baik crew radio seperti Untung, Jodi, Dedi Sevi, Ratna dan Ade berbaur dengan fans yang hadir. Acara diisi dengan hiburan menyanyikan lagu dangdut hingga campursari. Taklupa diselingi game/ kuis seputar pengenalan radio dan bagi-bagi doorprice.

    Para pendengar yang hadir diantaranya menyampaikan kritik dan saran agar tehnologi pancaran Radio Suara Jombang AM semakin di tingkatkan, sehingga dapat didengarkan dengan jelas dan bersih. “Kami mohon bagaimana agar Radio SJ AM suaranya dapat tetap terus “JLING” didengarkan di wilayah Gresik, Surabaya, dan Madura seperti dulu,sebab sekarang kurang jling gitu lho…”, tutur Ibu Rimbi dari Mojokerto yang mengaku sudah sejak lama ngefans di radio milik pemkab Jombang ini.

    Latifa, warga Jombang yang juga pengusaha, hadir siang itu dan mengomentari seputar bangunan studio Radio Suara Jombang AM (RKPD). “Mungkin studio SJ AM ini sudah saatnya direhab. Mosok.. sejak saya sekolah di TK, ya tetap seperti ini, sementara yang lain di kanan kiri sudah berubah lho ”, tuturnya sambil melihat-lihat tiap ruangan yang mulai rapuh.

    Sementara itu, Abdul Ghofur dari Nganjuk yang mengaku sangat setia dengan SJ AM mengkritisi kurangnya program dialog interaktif atau sosialisasi dari SKPD dilingkup Pemkab Jombang.“Mohon pemkab Jombang memberikan sosialisasi seperti dialog interaktif khusus di Suara Jombang AM. Kami pendengar radio AM juga butuh informasi program pemerintah”, cetus Abdul Gofur yang biasa disapa dengan nama Age kalau diudara.
    Menurutnya dulu di RKPD ada dialog interaktif dengan Pertanian, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, LSM, dan lain-lain. “Tapi seiring banyaknya radio FM, sekarang program tersebut tidak aktif lagi di AM, mereka berfikir mungkin AM tidak ada pendengarnya, itu salah! Buktinya kami dan teman-teman ini masih selalu mendengarkan radio AM seperti RRI dan RKPD yang sekarang Radio Suara Jombang AM ini ”,tambahnya.

    Mendengar kritik dan saran dari pendengarnya tersebut, Wati Manajer Operasional LPPL Radio Suara Jombang AM berjanji akan lebih meningkatkan kwalitas siaran Radio Suara Jombang AM. Baik dari sisi SDM penyiar, program siaran, tehnologi dan lain-lain. “Tentu kami akan menyampaikan hal tersebut kepada Direktur dan Direktur Utama Radio SJ AM untuk mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, ” tutur Wati.

    Dalam hal ini Radio Suara Jombang AM masih dibawah naungan Bagian Humas Setdakab Jombang. Kebetulan siang itu, Kabag.Humas Setdakab Jombang Dra. Tri Endah Sektiwati berhalangan hadir, karena sakit. Demikian juga Aris Yuswantono, SS, Msi selaku Direktur SJ AM sedang berada di luar kota. Sehingga tidak dapat hadir dalam halal bi halal tersebut. (Tim SJ - AM)

    Jombang, 11 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Halal Bi Halal Pendengar LPPL Radio Suara Jombang AM

    Silaturahmi dan berjumpa di darat dengan pendengar, (off air, red) menjadi media efektif bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal ( LPPL) Radio Suara Jombang AM eks RKPD Jombang untuk lebih dekat dengan pendengarnya yang berada di seputar Jawa Timur.
    Radio milik pemerintah kabupaten Jombang yang masih tetap eksis bersiaran di frekwensi AM 792 ini, kemarin pada Minggu, 11 September 2011menggelar halal bihalal.

    Bertempat di halaman studio radio yang biasa disebut dengan SJ AM ini, yakni di Jl. KH. Wahid Hasyim 133 Jombang dihadiri sejumlah pendengarnya dari berbagai usia yang berasal dari Mojokerto, Kediri, Nganjuk, dan wilayah Jombang sendiri.
    Menurut Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM, Karyawati yang lebih akrab disapa dengan mbak Wati ini, bahwa kegiatan off air di radio Suara Jombang AM memang menjadi media efektif untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pendengar radio. Melalui kegiatan ini, crew radio juga bisa lebih dekat dengan pendengarnya. Sebab selama ini para pendengar hanya dapat mendengar suara penyiarnya saja.

    “Kita bisa menyerap aspirasi, kritik, saran dan mengetahui apa maunya pendengar kita, baik terkait program siaran dan yang lainnya, ” tutur Wati.
    Selain mengetahui seberapa besar jumlah pendengar yang aktif di on air, kegiatan tersebut juga untuk mengetahui pendengar yang aktif di kegiatan off air. Media halal bi halal yang digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga 13.30 WIB itu dimanfaatkan oleh Wati untuk menyampaikan informasi bahwa RKPD Jombang tetap eksis. Namun sejak adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik nama RKPD berubah menjadi LPPL Radio Suara Jombang AM.

    Meski radio milik pemerintah ini juga tetap bersiaran di jalur AM, untuk mengikuti arus global tetap berusaha melakukan inovasi baru agar tidak ditinggalkan pendengarnya. Oleh kantor PDE, radio ini diberikan akses agar dapat didengarkan melalui internet.

    “Selain anda bisa mendengarkan siaran kami hanya di gelombang AM, ingat AM 792 ya… , tapi anda juga bisa mendengarkan siaran kami di media on line atau streaming di www.jombangkab. go.id atau bisa di klik di www. Sjam792.blogspot.com / www.lpplsuarajombangam.co.cc “, cetus Wati yang mengaku pernah ada transmigran dari Kesamben -Jombang yang berada di Riau, pendengar dari Kuala Lumpur pernah menghubunginya setelah mendengarkan streaming SJ AM.

    “Perlu kami informasikan bahwa Radio Suara Jombang AM yang dulu namanya RKPD Jombang ini, selama dua tahun ini juga jejaring dengan RRI yang ada di Jawa Timur untuk penyebarluasan pemberitaan yang ada di Jombang”, tambahnya.

    Meski saat ini banyak radio hijrah di frekwensi FM, namun masih banyak masyarakat pendengar yang tidak bisa meninggalkan program radio AM. Sebab Radio Suara Jombang tetap menyuguhkan program siaran yang khas seperti Macapat, Ludruk , Wayang Kulit dan program lain untuk segmen anak muda dengan tidak meninggalkan kekhasan Njombangan. Banyak orang yang merasa kurang senang mendengarkan radio AM karena tidak stereo. Tapi perlu diketahui, radio AM memiliki jangkauan sangat jauh. Sehingga tidak heran pendengarnya juga dari luar Kabupaten Jombang.

    “Kegiatan halal bi halal ini memang digagas oleh paguyuban fans, dan untuk fans. Kami awak radio hanya memfasilitasinya”, tutur Karyawati Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM.

    Suasana akrab dan guyub terjalin diantara fans dan crew LPPL Radio Suara Jombang AM siang itu. Dengan hiburan electon, baik crew radio seperti Untung, Jodi, Dedi Sevi, Ratna dan Ade berbaur dengan fans yang hadir. Acara diisi dengan hiburan menyanyikan lagu dangdut hingga campursari. Taklupa diselingi game/ kuis seputar pengenalan radio dan bagi-bagi doorprice.

    Para pendengar yang hadir diantaranya menyampaikan kritik dan saran agar tehnologi pancaran Radio Suara Jombang AM semakin di tingkatkan, sehingga dapat didengarkan dengan jelas dan bersih. “Kami mohon bagaimana agar Radio SJ AM suaranya dapat tetap terus “JLING” didengarkan di wilayah Gresik, Surabaya, dan Madura seperti dulu,sebab sekarang kurang jling gitu lho…”, tutur Ibu Rimbi dari Mojokerto yang mengaku sudah sejak lama ngefans di radio milik pemkab Jombang ini.

    Latifa, warga Jombang yang juga pengusaha, hadir siang itu dan mengomentari seputar bangunan studio Radio Suara Jombang AM (RKPD). “Mungkin studio SJ AM ini sudah saatnya direhab. Mosok.. sejak saya sekolah di TK, ya tetap seperti ini, sementara yang lain di kanan kiri sudah berubah lho ”, tuturnya sambil melihat-lihat tiap ruangan yang mulai rapuh.

    Sementara itu, Abdul Ghofur dari Nganjuk yang mengaku sangat setia dengan SJ AM mengkritisi kurangnya program dialog interaktif atau sosialisasi dari SKPD dilingkup Pemkab Jombang.“Mohon pemkab Jombang memberikan sosialisasi seperti dialog interaktif khusus di Suara Jombang AM. Kami pendengar radio AM juga butuh informasi program pemerintah”, cetus Abdul Gofur yang biasa disapa dengan nama Age kalau diudara.
    Menurutnya dulu di RKPD ada dialog interaktif dengan Pertanian, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, LSM, dan lain-lain. “Tapi seiring banyaknya radio FM, sekarang program tersebut tidak aktif lagi di AM, mereka berfikir mungkin AM tidak ada pendengarnya, itu salah! Buktinya kami dan teman-teman ini masih selalu mendengarkan radio AM seperti RRI dan RKPD yang sekarang Radio Suara Jombang AM ini ”,tambahnya.

    Mendengar kritik dan saran dari pendengarnya tersebut, Wati Manajer Operasional LPPL Radio Suara Jombang AM berjanji akan lebih meningkatkan kwalitas siaran Radio Suara Jombang AM. Baik dari sisi SDM penyiar, program siaran, tehnologi dan lain-lain. “Tentu kami akan menyampaikan hal tersebut kepada Direktur dan Direktur Utama Radio SJ AM untuk mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, ” tutur Wati.

    Dalam hal ini Radio Suara Jombang AM masih dibawah naungan Bagian Humas Setdakab Jombang. Kebetulan siang itu, Kabag.Humas Setdakab Jombang Dra. Tri Endah Sektiwati berhalangan hadir, karena sakit. Demikian juga Aris Yuswantono, SS, Msi selaku Direktur SJ AM sedang berada di luar kota. Sehingga tidak dapat hadir dalam halal bi halal tersebut. (Tim SJ - AM)

    Jombang, 11 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Nina Suyanto Ajak PKK Tingkatkan Program Pro Rakyat


    Kiprah dan kepemimpinan dr. Restu Kurnia Cahyani Mkes atau yang akrab dipanggl Nina Suyanto dalam menelurkan inovasi dan terobosan Tim Penggerak PKK Kab.Jombang dimulai. Sesi perkenalan perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur RS dr.Soedono Madiun ini digelar berbarengan dengan rapat pleno dan halal bi halal Tim Penggerak PKK Kab.Jombang di Pendopo, Selasa (13/9/11) pagi.
    PKK yang selama ini kepemimpinannya dipegang oleh Susi Widjono Soeparno yang menjabat sebagai wakil ketua, kini secara otomatis di jabat oleh istri Bupati Suyanto, Nina Suyanto. Dalam sambutannya, Susi Widjono Suparno memaparkan program kerja PKK yang bersentuhan dengan program pembangunan. "Tak sedikit program PKK yang memberikan sumbangsih besar terhadap pembangunan seperti pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pengoptimalan posyandu yang melayani kebutuhan kesehatan balita," tegas Susi Widjono saat memberi sambutan. Kebutuhan akan layanan kesehatan tersebut dirasa perlu guna menunjang tingkat kekebalan tubuh balita.
    Hal ini juga diamini Nina Suyanto. Menurut Nina, ketergantungan masyarakat terhadap beberapa program PKK sangatlah tinggi. Lebih-lebih yang berhubungan dengan kesehatan. "Program nasional campak contohnya, capaiannya mencapai 95% balita yang berumur 9 s/d 59 bulan," kata Nina. Dengan jumlah capaian tersebut, artinya imunisasi campak yang diberikan kepada balita harus mencapai 95% dari total balita usia 9 s/d 59 bulan yang berdomisili di Jombang.
    Data perkembangan terakhir, jumlah balita dengan usia tersebut di Jombang saat ini mencapai lebih dari seratus ribu. "Tepatnya sudah mencapai 106 ribu balita, dan harus terpenuhi dalam waktu kurang lebih satu bulan," kata Nina. Pencanangan program nasional itu sendiri akan dimulai pada 18 Oktober s/d 24 November 2011 dengan melibatkan beberapa satuan SKPD.
    "Kami akan menggandeng Dinas Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia Jatim, Ikatan Bidan Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dengan begitu program PKK makin dapat dirasakan masyarakat" pungkas Nina. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 13 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Nina Suyanto Ajak PKK Tingkatkan Program Pro Rakyat


    Kiprah dan kepemimpinan dr. Restu Kurnia Cahyani Mkes atau yang akrab dipanggl Nina Suyanto dalam menelurkan inovasi dan terobosan Tim Penggerak PKK Kab.Jombang dimulai. Sesi perkenalan perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur RS dr.Soedono Madiun ini digelar berbarengan dengan rapat pleno dan halal bi halal Tim Penggerak PKK Kab.Jombang di Pendopo, Selasa (13/9/11) pagi.
    PKK yang selama ini kepemimpinannya dipegang oleh Susi Widjono Soeparno yang menjabat sebagai wakil ketua, kini secara otomatis di jabat oleh istri Bupati Suyanto, Nina Suyanto. Dalam sambutannya, Susi Widjono Suparno memaparkan program kerja PKK yang bersentuhan dengan program pembangunan. "Tak sedikit program PKK yang memberikan sumbangsih besar terhadap pembangunan seperti pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pengoptimalan posyandu yang melayani kebutuhan kesehatan balita," tegas Susi Widjono saat memberi sambutan. Kebutuhan akan layanan kesehatan tersebut dirasa perlu guna menunjang tingkat kekebalan tubuh balita.
    Hal ini juga diamini Nina Suyanto. Menurut Nina, ketergantungan masyarakat terhadap beberapa program PKK sangatlah tinggi. Lebih-lebih yang berhubungan dengan kesehatan. "Program nasional campak contohnya, capaiannya mencapai 95% balita yang berumur 9 s/d 59 bulan," kata Nina. Dengan jumlah capaian tersebut, artinya imunisasi campak yang diberikan kepada balita harus mencapai 95% dari total balita usia 9 s/d 59 bulan yang berdomisili di Jombang.
    Data perkembangan terakhir, jumlah balita dengan usia tersebut di Jombang saat ini mencapai lebih dari seratus ribu. "Tepatnya sudah mencapai 106 ribu balita, dan harus terpenuhi dalam waktu kurang lebih satu bulan," kata Nina. Pencanangan program nasional itu sendiri akan dimulai pada 18 Oktober s/d 24 November 2011 dengan melibatkan beberapa satuan SKPD.
    "Kami akan menggandeng Dinas Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia Jatim, Ikatan Bidan Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dengan begitu program PKK makin dapat dirasakan masyarakat" pungkas Nina. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 13 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
    Kamis, 08 September 2011

    Stikes Pemkab Jombang Dituntut Lebih Kompeten


    Keberadaan Stikes Pemkab Jombang memang patut diperhitungkan. Hal itu nampak dari jumlah mahasiswa baru yang masuk. Pada penerimaan tahun 2011 ini. Tak kurang sekitar 386 calon mahasiswa telah mengikuti pengenalan program pendidikan , Rabu (7/9/11) kemarin di Ruang Bung Tomo. Bupati Suyanto yang hadir siang itu, meminta Stikes yang telah meluluskan ratusan sarjana kesehatan tersebut untuk lebih kompeten.

    "Tak hanya meluluskan sarjana kesehatan yang mampu bersaing di tingkat regional saja, tapi juga internasional," tuturnya. Untuk itu ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Suyanto melanjutkan, target itu bisa dicapai dengan memberikan materi pembelajaran bahasa internasional yakni bahasa inggris. Selain itu, aspek keterampilan dasar juga perlu ditingkatkan seperti standar kompetensi, jejaring mitra kerja dan skill atau keterampilan kerja.

    Penambahan program studi juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang kompeten. Peningkatan kelembagaan, adalah sasaran jangka pendek yang ingin dicapai. Hal itu disiasati dengan melakukan perbaikan infrastruktur proses KBM (kegiatan belajar mengajar,red). Sejauh ini, Stikes Pemkab telah menjalin kerjasama dengan beberapa mitra kerja dan dan juga bermitra dengan UPTD dibawah naungan Dinas Kesehatan Jombang.

    "Yang paling penting output yang dihasilkan dapat lebih menjiwai profesi yang digeluti," tambah Suyanto. Inilah bekal yang paling dibutuhkan untuk bersaing di tingkat internasional, mengingat banyak negara maju yang saat ini membutuhkan tenaga medis profesional dengan skala besar. "Peluang ini yang harus diambil," pungkas Suyanto. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 7 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Stikes Pemkab Jombang Dituntut Lebih Kompeten


    Keberadaan Stikes Pemkab Jombang memang patut diperhitungkan. Hal itu nampak dari jumlah mahasiswa baru yang masuk. Pada penerimaan tahun 2011 ini. Tak kurang sekitar 386 calon mahasiswa telah mengikuti pengenalan program pendidikan , Rabu (7/9/11) kemarin di Ruang Bung Tomo. Bupati Suyanto yang hadir siang itu, meminta Stikes yang telah meluluskan ratusan sarjana kesehatan tersebut untuk lebih kompeten.

    "Tak hanya meluluskan sarjana kesehatan yang mampu bersaing di tingkat regional saja, tapi juga internasional," tuturnya. Untuk itu ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Suyanto melanjutkan, target itu bisa dicapai dengan memberikan materi pembelajaran bahasa internasional yakni bahasa inggris. Selain itu, aspek keterampilan dasar juga perlu ditingkatkan seperti standar kompetensi, jejaring mitra kerja dan skill atau keterampilan kerja.

    Penambahan program studi juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang kompeten. Peningkatan kelembagaan, adalah sasaran jangka pendek yang ingin dicapai. Hal itu disiasati dengan melakukan perbaikan infrastruktur proses KBM (kegiatan belajar mengajar,red). Sejauh ini, Stikes Pemkab telah menjalin kerjasama dengan beberapa mitra kerja dan dan juga bermitra dengan UPTD dibawah naungan Dinas Kesehatan Jombang.

    "Yang paling penting output yang dihasilkan dapat lebih menjiwai profesi yang digeluti," tambah Suyanto. Inilah bekal yang paling dibutuhkan untuk bersaing di tingkat internasional, mengingat banyak negara maju yang saat ini membutuhkan tenaga medis profesional dengan skala besar. "Peluang ini yang harus diambil," pungkas Suyanto. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 7 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    RSUD Jombang Jangan Sampai Stagnan


    Rabu (7/9/11) pagi, halaman RSUD terlihat penuh sesak. Bukan karena pasien yang datang berobat, namun pagi itu Bupati Suyanto dan segenap petinggi Pemkab Jombang berkunjung untuk halal bi halal. Dibalut seragam safari cokelat, Suyanto nampak gagah didampingi istri yang merupakan Direktur RS dr.Soedono Madiun, yakni dr. Restu Kurnia Cahyani,MKes.

    Secara garis besar, Suyanto memberikan apresiasi khusus kepada aparatur RSUD Jombang dengan sederet prestasinya. Namun, kritikan juga sempat terlontar disela hujan pujian tersebut. "RSUD jangan sampai stagnan dalam memacu peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia,red), apalagi sampai tidak relevan dengan tuntutan pengguna jasa rumah sakit," kritiknya waktu itu. SDM dan Manajerial Umum, lanjut Suyanto, harus dibenahi. Tentunya untuk meningkatkan pelayanan publik.

    Ini ditegaskan oleh Suyanto mengingat RSUD Jombang dalam kepemimpinan sebelumnya mengalami kemajuan pesat. "Tetap jaga prestasi ini jangan sampai menurun," tambahnya. Setelah otonomi daerah didengungkan di seluruh wilayah Indonesia, RSUD Jombang terbukti mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memberikan sumbangsih yang besar dalam pendapatan asli daerah.

    "Kemajuan pesat ini yang menjadikan RSUD selalu mendapat apresiasi, pemerintah daerah bangga memiliki RSUD Jombang, terima kasih kepada aparatur dan tenaga medis atas kinerja selama ini," pungkas Suyanto menutup sambutan. Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman yang diikuti oleh hampir seluruh karyawan RSUD Jombang. (Dedi_SJAM )

    Jombang, 7 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    RSUD Jombang Jangan Sampai Stagnan


    Rabu (7/9/11) pagi, halaman RSUD terlihat penuh sesak. Bukan karena pasien yang datang berobat, namun pagi itu Bupati Suyanto dan segenap petinggi Pemkab Jombang berkunjung untuk halal bi halal. Dibalut seragam safari cokelat, Suyanto nampak gagah didampingi istri yang merupakan Direktur RS dr.Soedono Madiun, yakni dr. Restu Kurnia Cahyani,MKes.

    Secara garis besar, Suyanto memberikan apresiasi khusus kepada aparatur RSUD Jombang dengan sederet prestasinya. Namun, kritikan juga sempat terlontar disela hujan pujian tersebut. "RSUD jangan sampai stagnan dalam memacu peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia,red), apalagi sampai tidak relevan dengan tuntutan pengguna jasa rumah sakit," kritiknya waktu itu. SDM dan Manajerial Umum, lanjut Suyanto, harus dibenahi. Tentunya untuk meningkatkan pelayanan publik.

    Ini ditegaskan oleh Suyanto mengingat RSUD Jombang dalam kepemimpinan sebelumnya mengalami kemajuan pesat. "Tetap jaga prestasi ini jangan sampai menurun," tambahnya. Setelah otonomi daerah didengungkan di seluruh wilayah Indonesia, RSUD Jombang terbukti mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memberikan sumbangsih yang besar dalam pendapatan asli daerah.

    "Kemajuan pesat ini yang menjadikan RSUD selalu mendapat apresiasi, pemerintah daerah bangga memiliki RSUD Jombang, terima kasih kepada aparatur dan tenaga medis atas kinerja selama ini," pungkas Suyanto menutup sambutan. Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman yang diikuti oleh hampir seluruh karyawan RSUD Jombang. (Dedi_SJAM )

    Jombang, 7 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
    Selasa, 06 September 2011

    Wabup Widjono Suparno SidakLangsung Hari Pertama Kerja

    Hari pertama masuk kerja pasca libur lebaran selama 9 hari dimanfaatkan Wabup Widjono menggelar sidak. Setelah apel pagi dan halal bi halal di Kantor Pemkab Jombang, Wabup langsung menyidak sedikitnya 5 SKPD. Didampingi Kepala Inspektorat Kab.Jombang I Nyoman Swadana dan Sekdakab Jombang HM Munif Kusnan, Wabup mengawali sidak di Dinas Pengairan Jombang.

    Di lokasi pertama, petugas tak menemukan oknum PNS yang bolos tanpa alasan yang jelas. Sidak berlanjut. Kali ini langsung menuju ke Badan Perijinan yang membidangi pelayanan. Serupa dengan lokasi pertama, tidak satupun PNS yang tak masuk kerja. Hal ini berulang sampai di lokasi berikutnya yakni di Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian serta Dinas PU Cipta Karya.

    "Sanksi untuk PNS yang tidak disiplin akan kita sesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan yakni PP No.53," katanya singkat. Sanksi yang dimaksud adalah berupa teguran lisan, tertulis sampai pemberian surat peringatan (SP). Bahkan untuk pelanggaran disipilin berat, seperti tidak masuk selama 2 bulan berturut-turut yang bersangkutan akan dipecat dari jabatannya.

    "Sejauh ini belum ditemukan indikasi pelanggaran perpanjangan libur lebaran, jika ada segera akan ditindak," tegas Wabup Widjono disela sidak. Menurut Wabup, upaya peningkatan tingkat disiplin pegawai negeri sipil telah dilakukan oleh pemerintah daerah seperti sosialisasi yang telah diberikan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), apel pagi dan beberapa sosialisasi peraturan pemerintah No. 53 tentang disiplin pegawai. (Dedi SJAM)

    Jombang, 5 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Wabup Widjono Suparno SidakLangsung Hari Pertama Kerja

    Hari pertama masuk kerja pasca libur lebaran selama 9 hari dimanfaatkan Wabup Widjono menggelar sidak. Setelah apel pagi dan halal bi halal di Kantor Pemkab Jombang, Wabup langsung menyidak sedikitnya 5 SKPD. Didampingi Kepala Inspektorat Kab.Jombang I Nyoman Swadana dan Sekdakab Jombang HM Munif Kusnan, Wabup mengawali sidak di Dinas Pengairan Jombang.

    Di lokasi pertama, petugas tak menemukan oknum PNS yang bolos tanpa alasan yang jelas. Sidak berlanjut. Kali ini langsung menuju ke Badan Perijinan yang membidangi pelayanan. Serupa dengan lokasi pertama, tidak satupun PNS yang tak masuk kerja. Hal ini berulang sampai di lokasi berikutnya yakni di Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian serta Dinas PU Cipta Karya.

    "Sanksi untuk PNS yang tidak disiplin akan kita sesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan yakni PP No.53," katanya singkat. Sanksi yang dimaksud adalah berupa teguran lisan, tertulis sampai pemberian surat peringatan (SP). Bahkan untuk pelanggaran disipilin berat, seperti tidak masuk selama 2 bulan berturut-turut yang bersangkutan akan dipecat dari jabatannya.

    "Sejauh ini belum ditemukan indikasi pelanggaran perpanjangan libur lebaran, jika ada segera akan ditindak," tegas Wabup Widjono disela sidak. Menurut Wabup, upaya peningkatan tingkat disiplin pegawai negeri sipil telah dilakukan oleh pemerintah daerah seperti sosialisasi yang telah diberikan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), apel pagi dan beberapa sosialisasi peraturan pemerintah No. 53 tentang disiplin pegawai. (Dedi SJAM)

    Jombang, 5 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
    Sabtu, 03 September 2011

    Mohon Maaf Lahir Batin 1432 H/ 2011M


    Untuk LISAN yang tak terJAGA
    Untuk JANJI yang terABAIKAN
    Untuk HATI yang berPRASANGKA
    Untuk SIKAP yang meNYAKITKAN
    Di hari yang FITRI ini, dengan TULUS HATI
    Kami Direksi Beserta Crew LPPL Radio Suara Jombang AM.
    mengucapkan mohon MAAF LAHIR & BATHIN
    Semoga ALLAH selalu membimbing kita
    Bersama di jalanNYA