Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Rabu, 14 September 2011

    Halal Bi Halal Pendengar LPPL Radio Suara Jombang AM

    Silaturahmi dan berjumpa di darat dengan pendengar, (off air, red) menjadi media efektif bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal ( LPPL) Radio Suara Jombang AM eks RKPD Jombang untuk lebih dekat dengan pendengarnya yang berada di seputar Jawa Timur.
    Radio milik pemerintah kabupaten Jombang yang masih tetap eksis bersiaran di frekwensi AM 792 ini, kemarin pada Minggu, 11 September 2011menggelar halal bihalal.

    Bertempat di halaman studio radio yang biasa disebut dengan SJ AM ini, yakni di Jl. KH. Wahid Hasyim 133 Jombang dihadiri sejumlah pendengarnya dari berbagai usia yang berasal dari Mojokerto, Kediri, Nganjuk, dan wilayah Jombang sendiri.
    Menurut Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM, Karyawati yang lebih akrab disapa dengan mbak Wati ini, bahwa kegiatan off air di radio Suara Jombang AM memang menjadi media efektif untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pendengar radio. Melalui kegiatan ini, crew radio juga bisa lebih dekat dengan pendengarnya. Sebab selama ini para pendengar hanya dapat mendengar suara penyiarnya saja.

    “Kita bisa menyerap aspirasi, kritik, saran dan mengetahui apa maunya pendengar kita, baik terkait program siaran dan yang lainnya, ” tutur Wati.
    Selain mengetahui seberapa besar jumlah pendengar yang aktif di on air, kegiatan tersebut juga untuk mengetahui pendengar yang aktif di kegiatan off air. Media halal bi halal yang digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga 13.30 WIB itu dimanfaatkan oleh Wati untuk menyampaikan informasi bahwa RKPD Jombang tetap eksis. Namun sejak adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik nama RKPD berubah menjadi LPPL Radio Suara Jombang AM.

    Meski radio milik pemerintah ini juga tetap bersiaran di jalur AM, untuk mengikuti arus global tetap berusaha melakukan inovasi baru agar tidak ditinggalkan pendengarnya. Oleh kantor PDE, radio ini diberikan akses agar dapat didengarkan melalui internet.

    “Selain anda bisa mendengarkan siaran kami hanya di gelombang AM, ingat AM 792 ya… , tapi anda juga bisa mendengarkan siaran kami di media on line atau streaming di www.jombangkab. go.id atau bisa di klik di www. Sjam792.blogspot.com / www.lpplsuarajombangam.co.cc “, cetus Wati yang mengaku pernah ada transmigran dari Kesamben -Jombang yang berada di Riau, pendengar dari Kuala Lumpur pernah menghubunginya setelah mendengarkan streaming SJ AM.

    “Perlu kami informasikan bahwa Radio Suara Jombang AM yang dulu namanya RKPD Jombang ini, selama dua tahun ini juga jejaring dengan RRI yang ada di Jawa Timur untuk penyebarluasan pemberitaan yang ada di Jombang”, tambahnya.

    Meski saat ini banyak radio hijrah di frekwensi FM, namun masih banyak masyarakat pendengar yang tidak bisa meninggalkan program radio AM. Sebab Radio Suara Jombang tetap menyuguhkan program siaran yang khas seperti Macapat, Ludruk , Wayang Kulit dan program lain untuk segmen anak muda dengan tidak meninggalkan kekhasan Njombangan. Banyak orang yang merasa kurang senang mendengarkan radio AM karena tidak stereo. Tapi perlu diketahui, radio AM memiliki jangkauan sangat jauh. Sehingga tidak heran pendengarnya juga dari luar Kabupaten Jombang.

    “Kegiatan halal bi halal ini memang digagas oleh paguyuban fans, dan untuk fans. Kami awak radio hanya memfasilitasinya”, tutur Karyawati Manajer Operasional Radio Suara Jombang AM.

    Suasana akrab dan guyub terjalin diantara fans dan crew LPPL Radio Suara Jombang AM siang itu. Dengan hiburan electon, baik crew radio seperti Untung, Jodi, Dedi Sevi, Ratna dan Ade berbaur dengan fans yang hadir. Acara diisi dengan hiburan menyanyikan lagu dangdut hingga campursari. Taklupa diselingi game/ kuis seputar pengenalan radio dan bagi-bagi doorprice.

    Para pendengar yang hadir diantaranya menyampaikan kritik dan saran agar tehnologi pancaran Radio Suara Jombang AM semakin di tingkatkan, sehingga dapat didengarkan dengan jelas dan bersih. “Kami mohon bagaimana agar Radio SJ AM suaranya dapat tetap terus “JLING” didengarkan di wilayah Gresik, Surabaya, dan Madura seperti dulu,sebab sekarang kurang jling gitu lho…”, tutur Ibu Rimbi dari Mojokerto yang mengaku sudah sejak lama ngefans di radio milik pemkab Jombang ini.

    Latifa, warga Jombang yang juga pengusaha, hadir siang itu dan mengomentari seputar bangunan studio Radio Suara Jombang AM (RKPD). “Mungkin studio SJ AM ini sudah saatnya direhab. Mosok.. sejak saya sekolah di TK, ya tetap seperti ini, sementara yang lain di kanan kiri sudah berubah lho ”, tuturnya sambil melihat-lihat tiap ruangan yang mulai rapuh.

    Sementara itu, Abdul Ghofur dari Nganjuk yang mengaku sangat setia dengan SJ AM mengkritisi kurangnya program dialog interaktif atau sosialisasi dari SKPD dilingkup Pemkab Jombang.“Mohon pemkab Jombang memberikan sosialisasi seperti dialog interaktif khusus di Suara Jombang AM. Kami pendengar radio AM juga butuh informasi program pemerintah”, cetus Abdul Gofur yang biasa disapa dengan nama Age kalau diudara.
    Menurutnya dulu di RKPD ada dialog interaktif dengan Pertanian, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, LSM, dan lain-lain. “Tapi seiring banyaknya radio FM, sekarang program tersebut tidak aktif lagi di AM, mereka berfikir mungkin AM tidak ada pendengarnya, itu salah! Buktinya kami dan teman-teman ini masih selalu mendengarkan radio AM seperti RRI dan RKPD yang sekarang Radio Suara Jombang AM ini ”,tambahnya.

    Mendengar kritik dan saran dari pendengarnya tersebut, Wati Manajer Operasional LPPL Radio Suara Jombang AM berjanji akan lebih meningkatkan kwalitas siaran Radio Suara Jombang AM. Baik dari sisi SDM penyiar, program siaran, tehnologi dan lain-lain. “Tentu kami akan menyampaikan hal tersebut kepada Direktur dan Direktur Utama Radio SJ AM untuk mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, ” tutur Wati.

    Dalam hal ini Radio Suara Jombang AM masih dibawah naungan Bagian Humas Setdakab Jombang. Kebetulan siang itu, Kabag.Humas Setdakab Jombang Dra. Tri Endah Sektiwati berhalangan hadir, karena sakit. Demikian juga Aris Yuswantono, SS, Msi selaku Direktur SJ AM sedang berada di luar kota. Sehingga tidak dapat hadir dalam halal bi halal tersebut. (Tim SJ - AM)

    Jombang, 11 September 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    0 komentar:

    Posting Komentar