Popular Post

Pengunjung

  • Breaking News
    Loading...
    Sabtu, 25 Juni 2011

    SUYANTO TERIMA SETYALENCANA PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

     

    2505Sekali lagi prestasi pembangunan Kabupaten Jombang mendapatkan pengakuan di level nasional. Bersama empat Bupati dan Pakde Karwo Gubernur Jawa Timur, Bupati Jombang Suyanto menerima Setyalancana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia. Penyerahan penghargaan itu sendiri dlakukan di sela kegiatan PENAS ke 13 Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kaltim.
    Bupati Jombang menerima penghargaan itu sebagai apresiasi atas  komitmennya dalam membangun sektor pertanian melalui pemberdayaan pertanian organic dan kemandirian petani dalam memproduksi pupuk organic. “ Penghargaan ini  merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan resmi dari pemerintah atas kerja keras para petani, kelompoktani dan aparatur Kabupaten Jombang,” ujar Suyanto.
    Sebagaimana diketahui sejak 2007 Kabupaten Jombang getol membangun pertanian melalui pemberdayaan pertanian organic. Kelompoktani dilatih untuk membuat dan mengaplikasikan MOL (Mikroorganisme LOkal), Pesnab (Pestisida Nabati) dan berbagai bahan-bahan local untuk menyuburkan tanamannya. Selain peningkatan kualitas SDM, pembangunan pertanian berkelanjutan di Jombang juga dilakukan melalui upaya penguatan kelembagaan. Berbagai kelembagaan seperti IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) AP3O (Asosiasi Petani Pengembang Pupuk Organik) diperankan maksimal untuk mendorong kegiatan pertanian ramah lingkungan. “ Saya senang sekaligus bangga dengan para petani dan kelompoktani yang mampu memproduksi pupuk yang digunakan. Ini adalah bentuk kemandirian sebagai warga,” terang Bupati Suyanto  beberapa saat setelah menerima penghargaan.
    Suyanto berharap apa yang telah dilakukan petani dalam menyediakan sarana produksi dalam bentuk pupuk organic semakin ditingkatkan kualitasnya. Para petugas juga supaya semakin intens dalam melakukan pendampingan kepada kelompoktani. “Penghargaan yang kita terima harus menjadi motivasi untuk semakin meningkatkan kinerja, “ ujar Suyanto.
    Penerimaan penghargaan itu sendiri melengkapi sukses Suyanto dan KTNA Jatim memboyong PENAS ke 14 di Jawa Timur pada tahun 2014. “Bukti kita layak mendapatkan penghargaan ini akan disaksikan oleh para peserta PENAS 14 di Jatim Nanti. Mereka akan kita ajak belajar secara langsung di lapang bersama para kelompoktani. Tidak sekedar temuwicara di kelas,“ pungkas Bupati yang juga Ketua KTNA Jatim itu. (Akhmad Jani - Disperta untuk Humas)

    SUYANTO TERIMA SETYALENCANA PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

     

    2505Sekali lagi prestasi pembangunan Kabupaten Jombang mendapatkan pengakuan di level nasional. Bersama empat Bupati dan Pakde Karwo Gubernur Jawa Timur, Bupati Jombang Suyanto menerima Setyalancana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia. Penyerahan penghargaan itu sendiri dlakukan di sela kegiatan PENAS ke 13 Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kaltim.
    Bupati Jombang menerima penghargaan itu sebagai apresiasi atas  komitmennya dalam membangun sektor pertanian melalui pemberdayaan pertanian organic dan kemandirian petani dalam memproduksi pupuk organic. “ Penghargaan ini  merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan resmi dari pemerintah atas kerja keras para petani, kelompoktani dan aparatur Kabupaten Jombang,” ujar Suyanto.
    Sebagaimana diketahui sejak 2007 Kabupaten Jombang getol membangun pertanian melalui pemberdayaan pertanian organic. Kelompoktani dilatih untuk membuat dan mengaplikasikan MOL (Mikroorganisme LOkal), Pesnab (Pestisida Nabati) dan berbagai bahan-bahan local untuk menyuburkan tanamannya. Selain peningkatan kualitas SDM, pembangunan pertanian berkelanjutan di Jombang juga dilakukan melalui upaya penguatan kelembagaan. Berbagai kelembagaan seperti IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) AP3O (Asosiasi Petani Pengembang Pupuk Organik) diperankan maksimal untuk mendorong kegiatan pertanian ramah lingkungan. “ Saya senang sekaligus bangga dengan para petani dan kelompoktani yang mampu memproduksi pupuk yang digunakan. Ini adalah bentuk kemandirian sebagai warga,” terang Bupati Suyanto  beberapa saat setelah menerima penghargaan.
    Suyanto berharap apa yang telah dilakukan petani dalam menyediakan sarana produksi dalam bentuk pupuk organic semakin ditingkatkan kualitasnya. Para petugas juga supaya semakin intens dalam melakukan pendampingan kepada kelompoktani. “Penghargaan yang kita terima harus menjadi motivasi untuk semakin meningkatkan kinerja, “ ujar Suyanto.
    Penerimaan penghargaan itu sendiri melengkapi sukses Suyanto dan KTNA Jatim memboyong PENAS ke 14 di Jawa Timur pada tahun 2014. “Bukti kita layak mendapatkan penghargaan ini akan disaksikan oleh para peserta PENAS 14 di Jatim Nanti. Mereka akan kita ajak belajar secara langsung di lapang bersama para kelompoktani. Tidak sekedar temuwicara di kelas,“ pungkas Bupati yang juga Ketua KTNA Jatim itu. (Akhmad Jani - Disperta untuk Humas)

    Kamis, 23 Juni 2011

    22 Bulan Rohman Rohim, 100 Dokter, 17 Jam Operasi

     

    IMG_0013Pemisahan Rohman – Rohim, bayi kembar siam dempet pinggul asal Jombang sungguh menyita perhatian public. Bagaimana tidak, kedua bayi anak pasangan Anis Mulyo dan Supinah asal Gondek Mojowarno ini hanya memiliki satu alat kelamin dengan kondisi ginjal juga dempet.

    Tim dokter dari RSUD Dr.Soetomo yang berjumlah 100 orang kemudian menyusun perencanaan operasi pemisahan. Kasus Rohman Rohim terbilang langka, meski tak sedikit kasus bayi kembar dempet seperti mereka. Agus Harianto,SpAK Ketua Tim dokter penanganan Rohman Rohim juga mengakui hal tersebut.

    “Awalnya kami berdiskusi dengan beberapa dokter bedah internasional di beberapa negara,” tegas dokter spesialis anak ini. Sebelum mengoperasi Rohman Rohim, tim dokter sempat berkonsultasi dengan Prof.Lewis Spitz dari United Kingdom atau Inggris Raya. Kemudian dengan beberapa dokter ahli bedah lain di Capetown, Afrika Selatan, dua dokter bedah di Belanda dan di Kopenhagen.

    Setelah melakukan beberapa diskusi, akhirnya pada 9 April 2011 dilangsungkan operasi pemisahan. Tepat pukul 09.00 WIB pagi, tim dokter memulai operasi dan 17 jam sesudahnya Rohman Rohim berhasil dipisahkan. Hal ini maju dari perkiraan waktu semula yang diprediksi selama 27 jam operasi.

    Akhirnya, alat kelamin diberikan kepada Rohim karena alasan kesehatan. Tubuh Rohim dinilai lebih pas menerima alat kelamin yang hanya satu tersebut. Bahkan, alat kelamin Rohim yang berhasil dipisah pada bulan April lalu sudah mulai berfungsi. Ini menandakan bahwa syaraf kelamin Rohim berfungsi dengan baik. Sementara saudaranya, Rohman mengunakan alat bantu untuk buang air kecil.

    Agus Harianto bahkan sempat bercerita bahwa salah seorang ahli bedah dari Amerika menyarankan untuk membuatkan Rohman alat kelamin wanita. “Ini yang tidak kami lakukan, namanya kan melanggar kodrat, laki-laki tulen kok diubah jadi wanita,”tuturnya.

    Saat ini, Rohman Rohim telah diserahterimakan kepada pihak keluarga dengan pengawasan lanjutan yang dilakukan RSUD Dr Soetomo dan RSUD Jombang. Usia Rohman dan Rohim yang menginjak 22 bulan telah melewati masa-masa kritis selama 17 jam di meja operasi bersama 100 orang dokter banyak disorot media nasional bahkan luar negeri. Satu lagi peristiwa besar di kota santri yang tercatat oleh sejarah. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 23 Juni 2011

    Tim Liputan SJAM

    22 Bulan Rohman Rohim, 100 Dokter, 17 Jam Operasi

     

    IMG_0013Pemisahan Rohman – Rohim, bayi kembar siam dempet pinggul asal Jombang sungguh menyita perhatian public. Bagaimana tidak, kedua bayi anak pasangan Anis Mulyo dan Supinah asal Gondek Mojowarno ini hanya memiliki satu alat kelamin dengan kondisi ginjal juga dempet.

    Tim dokter dari RSUD Dr.Soetomo yang berjumlah 100 orang kemudian menyusun perencanaan operasi pemisahan. Kasus Rohman Rohim terbilang langka, meski tak sedikit kasus bayi kembar dempet seperti mereka. Agus Harianto,SpAK Ketua Tim dokter penanganan Rohman Rohim juga mengakui hal tersebut.

    “Awalnya kami berdiskusi dengan beberapa dokter bedah internasional di beberapa negara,” tegas dokter spesialis anak ini. Sebelum mengoperasi Rohman Rohim, tim dokter sempat berkonsultasi dengan Prof.Lewis Spitz dari United Kingdom atau Inggris Raya. Kemudian dengan beberapa dokter ahli bedah lain di Capetown, Afrika Selatan, dua dokter bedah di Belanda dan di Kopenhagen.

    Setelah melakukan beberapa diskusi, akhirnya pada 9 April 2011 dilangsungkan operasi pemisahan. Tepat pukul 09.00 WIB pagi, tim dokter memulai operasi dan 17 jam sesudahnya Rohman Rohim berhasil dipisahkan. Hal ini maju dari perkiraan waktu semula yang diprediksi selama 27 jam operasi.

    Akhirnya, alat kelamin diberikan kepada Rohim karena alasan kesehatan. Tubuh Rohim dinilai lebih pas menerima alat kelamin yang hanya satu tersebut. Bahkan, alat kelamin Rohim yang berhasil dipisah pada bulan April lalu sudah mulai berfungsi. Ini menandakan bahwa syaraf kelamin Rohim berfungsi dengan baik. Sementara saudaranya, Rohman mengunakan alat bantu untuk buang air kecil.

    Agus Harianto bahkan sempat bercerita bahwa salah seorang ahli bedah dari Amerika menyarankan untuk membuatkan Rohman alat kelamin wanita. “Ini yang tidak kami lakukan, namanya kan melanggar kodrat, laki-laki tulen kok diubah jadi wanita,”tuturnya.

    Saat ini, Rohman Rohim telah diserahterimakan kepada pihak keluarga dengan pengawasan lanjutan yang dilakukan RSUD Dr Soetomo dan RSUD Jombang. Usia Rohman dan Rohim yang menginjak 22 bulan telah melewati masa-masa kritis selama 17 jam di meja operasi bersama 100 orang dokter banyak disorot media nasional bahkan luar negeri. Satu lagi peristiwa besar di kota santri yang tercatat oleh sejarah. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 23 Juni 2011

    Tim Liputan SJAM

    Sabtu, 11 Juni 2011

    SMP N 1 Diwek Gelar Kirab Adiwiyata


    SMP N 1 Diwek, salah satu sekolah wakil Jombang yang berhasil meraih penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional menggelar kirab adiwiyata hari ini, Sabtu (11/6/11). Pawai kirab dimulai pukul 08.30 WIB diikuti oleh segenap siswa dan dewan guru SMP N 1 Diwek Jombang.

    Pawai kirab diberangkatkan dari depan halaman sekolah. Sekitar tiga mobil pick up didesain sedemikian rupa dengan hiasan pita dan cat warna-warni. Para siswa mengikuti di belakangnya dengan sepeda yang juga penuh hiasan. Rombongan kirab kemudian diarak menuju ke selatan kota Jombang ke arah Cukir.

    Sebelumnya, Jombang mengirimkan empat sekolah untuk mengikuti penilaian sekolah adiwiyata 2011 yakni SMA N 3 Jombang, SMP N 1 Tembelang, SDN Kepanjen 2 dan SMP N 1 Diwek. Namun hanya dua sekolah yang berhasil maju ke tingkat nasional yakni SDN Kepanjen 2 dan SMP N 1 Diwek.

    Setelah melewati penjurian, akhirnya panitia menetapkan SMP N 1 Diwek sebagai satu-satunya wakil Jombang yang meraih adiwiyata. Perolehan ini menggenapi penghargaan adiwiyata yang pada tahun 2010 lalu juga berhasil diraih SMP N 1 Diwek Jombang.

    Kepala Sekolah SMP N 1 Diwek Jombang, Mudjiono menegaskan perolehan penghargaan ini tidak diraih dengan mudah serta butuh kerja keras. “Alhamdulillah, kita dipercaya menerima adiwiyata kembali, ini buah kerja keras guru dan siswa yang selama ini menjalankan beberapa program lingkungan,” katanya.

    Beberapa program SMP N 1 Diwek terkait lingkungan disinyalir menjadi nilai tambah dalam penilaian adiwiyata. Program tersebut diantaranya, pengelolaan dan pemilahan sampah sistem composting dan gerakan sadar lingkungan.

    Selain mengelola sampah lingkungan sekolah, SMP N 1 Diwek juga mengelola sampah lingkungan sekitar yang diolah menjadi pupuk bernilai komersil. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 11 Juni 2011
    Tim Liputan SJAM

    SMP N 1 Diwek Gelar Kirab Adiwiyata


    SMP N 1 Diwek, salah satu sekolah wakil Jombang yang berhasil meraih penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional menggelar kirab adiwiyata hari ini, Sabtu (11/6/11). Pawai kirab dimulai pukul 08.30 WIB diikuti oleh segenap siswa dan dewan guru SMP N 1 Diwek Jombang.

    Pawai kirab diberangkatkan dari depan halaman sekolah. Sekitar tiga mobil pick up didesain sedemikian rupa dengan hiasan pita dan cat warna-warni. Para siswa mengikuti di belakangnya dengan sepeda yang juga penuh hiasan. Rombongan kirab kemudian diarak menuju ke selatan kota Jombang ke arah Cukir.

    Sebelumnya, Jombang mengirimkan empat sekolah untuk mengikuti penilaian sekolah adiwiyata 2011 yakni SMA N 3 Jombang, SMP N 1 Tembelang, SDN Kepanjen 2 dan SMP N 1 Diwek. Namun hanya dua sekolah yang berhasil maju ke tingkat nasional yakni SDN Kepanjen 2 dan SMP N 1 Diwek.

    Setelah melewati penjurian, akhirnya panitia menetapkan SMP N 1 Diwek sebagai satu-satunya wakil Jombang yang meraih adiwiyata. Perolehan ini menggenapi penghargaan adiwiyata yang pada tahun 2010 lalu juga berhasil diraih SMP N 1 Diwek Jombang.

    Kepala Sekolah SMP N 1 Diwek Jombang, Mudjiono menegaskan perolehan penghargaan ini tidak diraih dengan mudah serta butuh kerja keras. “Alhamdulillah, kita dipercaya menerima adiwiyata kembali, ini buah kerja keras guru dan siswa yang selama ini menjalankan beberapa program lingkungan,” katanya.

    Beberapa program SMP N 1 Diwek terkait lingkungan disinyalir menjadi nilai tambah dalam penilaian adiwiyata. Program tersebut diantaranya, pengelolaan dan pemilahan sampah sistem composting dan gerakan sadar lingkungan.

    Selain mengelola sampah lingkungan sekolah, SMP N 1 Diwek juga mengelola sampah lingkungan sekitar yang diolah menjadi pupuk bernilai komersil. (Dedi_SJAM)


    Jombang, 11 Juni 2011
    Tim Liputan SJAM
    Selasa, 07 Juni 2011

    Inilah Sebabnya Jombang Gagal Raih Adipura


    Setelah lima kali berturut-turut kota santri menyabet Adipura, penghargaan tertinggi di bidang kebersihan, langkah itu kini terhenti. Apa sebabnya? Berikut wawancara Dedi Zulkarnain reporter Suara Jombang AM dengan Ir. Heru Widjayanto Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, via telepon pada Selasa (7/6/11).

    Apa yang menyebabkan Jombang gagal meraih Adipura tahun ini?
    Heru : Penilaian Adipura tahun 2011 ini bertambah ketat, beberapa aspek yang disorot oleh tim penilai adalah keindahan taman kota. Taman kota yang biasanya dibangun di sisi kanan dan kiri jalan yang ada di Jombang dinilai masih kurang secara kualitas dan kuantitas. Itu salah satu indikator.

    Dimana saja itu?
    Heru : Kemarin tim penilai menyebut beberapa titik. Seperti, Jl.Gotot Subroto, Jl. Brigjen Kretarto dan Jl. Basuki Rahmat. Beberapa titik tersebut taman kotanya memang sangat minim penataan. Artinya masih kurang indah. Kenapa demikian? Karena tahun ini tim penilai menambahkan 1 aspek lagi yang dimasukkan dalam criteria penilaian yakni harus indah. Tidak hanya bersih dan teduh.

    Lalu apa indokator lain yang membuat nilai Jombang jeblok?
    Heru : Kurangnya partisipasi perbankan dan industri dalam penataan lingkungan. Saat ini, hanya di Jl. Gatot Subroto yang telah memiliki taman kota yang disumbang oleh perbankan dan industri. Padahal jalan di kota Jombang ini banyak yang memerlukan penataan taman.

    Bagaimana dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Jombang?
    Heru : Saya rasa tidak begitu dipersoalkan. Karena saat ini RTH di Jombang hampir memenuhi target yang harus dicapai yakni sebesar 30% dari luas wilayah. Dan sampai saat ini, masih terus ditingkatkan dengan beberapa program seperti pembangunan berbasis lingkungan.

    Apa langkah selanjutnya?
    Heru : Kegagalan ini ibarat sebuah kesuksesan yang tertunda. Bisa dijadikan pelajaran untuk perbaikan kedepan. Dengan begini, kita bisa tahu titik mana saja yang masih menjadi kelemahan Jombang dalam memenuhi kriteria penataan lingkungan yang bersih, teduh dan juga indah.

    Inilah Sebabnya Jombang Gagal Raih Adipura


    Setelah lima kali berturut-turut kota santri menyabet Adipura, penghargaan tertinggi di bidang kebersihan, langkah itu kini terhenti. Apa sebabnya? Berikut wawancara Dedi Zulkarnain reporter Suara Jombang AM dengan Ir. Heru Widjayanto Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, via telepon pada Selasa (7/6/11).

    Apa yang menyebabkan Jombang gagal meraih Adipura tahun ini?
    Heru : Penilaian Adipura tahun 2011 ini bertambah ketat, beberapa aspek yang disorot oleh tim penilai adalah keindahan taman kota. Taman kota yang biasanya dibangun di sisi kanan dan kiri jalan yang ada di Jombang dinilai masih kurang secara kualitas dan kuantitas. Itu salah satu indikator.

    Dimana saja itu?
    Heru : Kemarin tim penilai menyebut beberapa titik. Seperti, Jl.Gotot Subroto, Jl. Brigjen Kretarto dan Jl. Basuki Rahmat. Beberapa titik tersebut taman kotanya memang sangat minim penataan. Artinya masih kurang indah. Kenapa demikian? Karena tahun ini tim penilai menambahkan 1 aspek lagi yang dimasukkan dalam criteria penilaian yakni harus indah. Tidak hanya bersih dan teduh.

    Lalu apa indokator lain yang membuat nilai Jombang jeblok?
    Heru : Kurangnya partisipasi perbankan dan industri dalam penataan lingkungan. Saat ini, hanya di Jl. Gatot Subroto yang telah memiliki taman kota yang disumbang oleh perbankan dan industri. Padahal jalan di kota Jombang ini banyak yang memerlukan penataan taman.

    Bagaimana dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Jombang?
    Heru : Saya rasa tidak begitu dipersoalkan. Karena saat ini RTH di Jombang hampir memenuhi target yang harus dicapai yakni sebesar 30% dari luas wilayah. Dan sampai saat ini, masih terus ditingkatkan dengan beberapa program seperti pembangunan berbasis lingkungan.

    Apa langkah selanjutnya?
    Heru : Kegagalan ini ibarat sebuah kesuksesan yang tertunda. Bisa dijadikan pelajaran untuk perbaikan kedepan. Dengan begini, kita bisa tahu titik mana saja yang masih menjadi kelemahan Jombang dalam memenuhi kriteria penataan lingkungan yang bersih, teduh dan juga indah.
    Kamis, 02 Juni 2011

    Letkol Inf. Boby Rinal Makmun Pindah Tugas

    dandim boby makmun pindahHanya sembilan bulan bertugas di Jombang , Letkol Inf .Boby Rinal Makmun, S.IP Komandan Kodim 0814 Jombang kini harus berpindah tugas ke Kostrad.Dan posisinya sebagai Dandim 0814 Jombang digantikan oleh Letkol Inf. Indra Heri.

    Kesan Boby Rinal Makmun selama bertugas di Jombang, menurutnya Jombang termasuk kota yang ramai tapi juga sepi. Segala permasalahan serius yang muncul selalu ada jalan keluarnya dan muspidanya sangat kompak. Ini diungkapkannya saat acara lepas sambut di pendopo Pemkab Jombang pada Senin 30 Mei 2011 malam.

    “Jombang ini kotanya sepi, apalagi kalau hari Sabtu., yang ada paling tinggal saya dan Dansatradar, muspida yang lain pada keluar kota”, tutur Boby Rinal Makmun berkelakar.

    Dirinya berharap kepada jajaran dikesatuan Kodim 0814 untuk selalu semangat dalam melaksanakan pengabdian sebagai tentara. “Mudah-mudahan apa yang telah saya lakukan disini, ada manfaatnya meskipun singkat”, tuturnya

    Dandim 0814 Jombang yang baru Letkol Inf. Indra Heri malam itu hadir bersama istri dan 2 orang anaknya yaitu Amanda Indria dan Akbar Indra Kusuma yang masih 4 tahun. Indra Heri yang asli Subang ini, lulusan Akademi Militer tahun 1993 seangkatan dengan Kapolres Jombang AKBP Marjuki juga Dansatradar 222. “Delapan tahun saya di Bandung, selanjutnya pernah bertugas di Aceh dan di Makasar”, ungkap Indra Heri.

    Dirinya mengaku bersyukur dengan ditugaskan dikota Jombang yang tenang. Selanjutnya dirinya berharap dapat bekerjasama dengan seluruh jajaran yang ada di Kabupaten Jombang .“Mudah-mudahan saya dapat melanjutkan apa yang sudah dilakukan Pak Boby, untuk itu perlu dukungan dan kerja samanya kepada semua pihak”, tandasnya.

    Mewakili Muspida dan segenap pejabat dilingkup pemkab Jombang, Bupati Suyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa jabatan Dandim 0814 Boby Rinal Makmun adalah jabatan terpendek. “Semoga ini menjadi sebuah isyarat bahwa Letkol Inf Boby Rinal Makmun akan segera menjadi Jenderal’, tutur Bupati suyanto yang diamini undangan yang hadir.

    Kepada Letkol Inf. Indra Heri, Bupati Suyanto mengucapkan selamat dating dan selamat bertugas di Jombang. Kota yang cukup kondusif. . ”Kami sangat welcome dengan kehadiran Letkol Inf. Indra Heri beserta Ibu untuk bertugas di Jombang”, tuturnya.

    Malam itu dengan iringan gitar akustik yang dimainkan oleh Bahana Bela Binanda Ketua DPRD Jombang membawakan lagu “Imagine” nya John Lenon yang dipersembahkan khusus untuk Dandim yang lama maupun yang baru. Demikian juga Bupati dan pejabat lainnya juga mempersembahkan lagu untuk lepas sambut Dandim 0814 Jombang. (Wati_SJAM)

    Jombang, 30 Mei 2011

    BAGIAN HUMAS

    Letkol Inf. Boby Rinal Makmun Pindah Tugas

    dandim boby makmun pindahHanya sembilan bulan bertugas di Jombang , Letkol Inf .Boby Rinal Makmun, S.IP Komandan Kodim 0814 Jombang kini harus berpindah tugas ke Kostrad.Dan posisinya sebagai Dandim 0814 Jombang digantikan oleh Letkol Inf. Indra Heri.

    Kesan Boby Rinal Makmun selama bertugas di Jombang, menurutnya Jombang termasuk kota yang ramai tapi juga sepi. Segala permasalahan serius yang muncul selalu ada jalan keluarnya dan muspidanya sangat kompak. Ini diungkapkannya saat acara lepas sambut di pendopo Pemkab Jombang pada Senin 30 Mei 2011 malam.

    “Jombang ini kotanya sepi, apalagi kalau hari Sabtu., yang ada paling tinggal saya dan Dansatradar, muspida yang lain pada keluar kota”, tutur Boby Rinal Makmun berkelakar.

    Dirinya berharap kepada jajaran dikesatuan Kodim 0814 untuk selalu semangat dalam melaksanakan pengabdian sebagai tentara. “Mudah-mudahan apa yang telah saya lakukan disini, ada manfaatnya meskipun singkat”, tuturnya

    Dandim 0814 Jombang yang baru Letkol Inf. Indra Heri malam itu hadir bersama istri dan 2 orang anaknya yaitu Amanda Indria dan Akbar Indra Kusuma yang masih 4 tahun. Indra Heri yang asli Subang ini, lulusan Akademi Militer tahun 1993 seangkatan dengan Kapolres Jombang AKBP Marjuki juga Dansatradar 222. “Delapan tahun saya di Bandung, selanjutnya pernah bertugas di Aceh dan di Makasar”, ungkap Indra Heri.

    Dirinya mengaku bersyukur dengan ditugaskan dikota Jombang yang tenang. Selanjutnya dirinya berharap dapat bekerjasama dengan seluruh jajaran yang ada di Kabupaten Jombang .“Mudah-mudahan saya dapat melanjutkan apa yang sudah dilakukan Pak Boby, untuk itu perlu dukungan dan kerja samanya kepada semua pihak”, tandasnya.

    Mewakili Muspida dan segenap pejabat dilingkup pemkab Jombang, Bupati Suyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa jabatan Dandim 0814 Boby Rinal Makmun adalah jabatan terpendek. “Semoga ini menjadi sebuah isyarat bahwa Letkol Inf Boby Rinal Makmun akan segera menjadi Jenderal’, tutur Bupati suyanto yang diamini undangan yang hadir.

    Kepada Letkol Inf. Indra Heri, Bupati Suyanto mengucapkan selamat dating dan selamat bertugas di Jombang. Kota yang cukup kondusif. . ”Kami sangat welcome dengan kehadiran Letkol Inf. Indra Heri beserta Ibu untuk bertugas di Jombang”, tuturnya.

    Malam itu dengan iringan gitar akustik yang dimainkan oleh Bahana Bela Binanda Ketua DPRD Jombang membawakan lagu “Imagine” nya John Lenon yang dipersembahkan khusus untuk Dandim yang lama maupun yang baru. Demikian juga Bupati dan pejabat lainnya juga mempersembahkan lagu untuk lepas sambut Dandim 0814 Jombang. (Wati_SJAM)

    Jombang, 30 Mei 2011

    BAGIAN HUMAS

    Rabu, 01 Juni 2011

    Indikator Perhubungan Dinilai Berhasil


    Rabu (1/6/11) pagi, Bupati Suyanto menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) tahun 2010 di gedung DPRD Jombang. Kala itu, Suyanto didampingi Sekdakab Jombang, HM Munif Kusnan SH MSi, menyampaikan laporannya dalam sidang paripurna DPRD.

    Dalam laporannya, pencapaian kinerja dinilai melalui beberapa indikator. Suyanto menyampaikan laporan hingga setengah jalan. Kemudian pembacaan LKPJ dilanjutkan oleh SekdaKab Jombang karena Wakil Bupati Jombang berhalangan hadir. Saat menyampaikan laporan, Munif menyebut indikator perhubungan dinilai sangat berhasil.

    “Hal itu dibuktikan dengan lancarnya arus pergantian armada dan ketersedian terminal dan sub terminal yang mendukung pelayanan perhubungan,” kata Munif. Lebih lanjut ia memaparkan, Jombang memiliki 1 terminal utama di Kepuhsari dan 4 sub terminal yang tersebar di wilayah kabupaten sebagai pendukung akses.

    Namun, Munif sempat menyorot tentang angkudes yang saat ini hampir tak dilirik oleh penumpang. “Karena masyarakat lebih memilih angkutan yang praktis, yakni kendaraan pribadi, itu sebabnya,” tuturnya. Jumlah angkudes yang beroperasi di kota santri saat ini berjumlah 405 unit yang terbagi dalam 25 trayek.

    Terminal Kepuhsari pun menunjukkan perkembangan positif . Tahun 2010 lalu, jumlah penumpang yang transit di terminal yang hanya berjarak beberapa meter dari kawasan Tirta Wisata tersebut mencapai 1.251.360 penumpang. Artinya, pemasukan pendapatan daerah juga terdongkrak dengan lonjakan penumpang yang transit tersebut.

    “Itu terdiri dari penumpang antar kota dalam propinsi dan antar kota luar propinsi,” pungkas Munif. Selain perhubungan, indikator lain yang dinilai berhasil adalah penekanan laka lantas yang mengalami penurunan dibanding kasus yang terjadi pada 2009 lalu yang mencapai 490 kasus laka. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 1 Juni 2011
    Tim Liputan SJAM

    Indikator Perhubungan Dinilai Berhasil


    Rabu (1/6/11) pagi, Bupati Suyanto menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) tahun 2010 di gedung DPRD Jombang. Kala itu, Suyanto didampingi Sekdakab Jombang, HM Munif Kusnan SH MSi, menyampaikan laporannya dalam sidang paripurna DPRD.

    Dalam laporannya, pencapaian kinerja dinilai melalui beberapa indikator. Suyanto menyampaikan laporan hingga setengah jalan. Kemudian pembacaan LKPJ dilanjutkan oleh SekdaKab Jombang karena Wakil Bupati Jombang berhalangan hadir. Saat menyampaikan laporan, Munif menyebut indikator perhubungan dinilai sangat berhasil.

    “Hal itu dibuktikan dengan lancarnya arus pergantian armada dan ketersedian terminal dan sub terminal yang mendukung pelayanan perhubungan,” kata Munif. Lebih lanjut ia memaparkan, Jombang memiliki 1 terminal utama di Kepuhsari dan 4 sub terminal yang tersebar di wilayah kabupaten sebagai pendukung akses.

    Namun, Munif sempat menyorot tentang angkudes yang saat ini hampir tak dilirik oleh penumpang. “Karena masyarakat lebih memilih angkutan yang praktis, yakni kendaraan pribadi, itu sebabnya,” tuturnya. Jumlah angkudes yang beroperasi di kota santri saat ini berjumlah 405 unit yang terbagi dalam 25 trayek.

    Terminal Kepuhsari pun menunjukkan perkembangan positif . Tahun 2010 lalu, jumlah penumpang yang transit di terminal yang hanya berjarak beberapa meter dari kawasan Tirta Wisata tersebut mencapai 1.251.360 penumpang. Artinya, pemasukan pendapatan daerah juga terdongkrak dengan lonjakan penumpang yang transit tersebut.

    “Itu terdiri dari penumpang antar kota dalam propinsi dan antar kota luar propinsi,” pungkas Munif. Selain perhubungan, indikator lain yang dinilai berhasil adalah penekanan laka lantas yang mengalami penurunan dibanding kasus yang terjadi pada 2009 lalu yang mencapai 490 kasus laka. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 1 Juni 2011
    Tim Liputan SJAM