Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Kamis, 31 Mei 2012

    Bupati Suyanto Buka Pelatihan Jaga Tanggul Waspada Dini Bencana

    Guna waspada dini  bencana sungai brantas, sejumlah kelompok masyarakat pengaman tanggul Brantas diwilayah Kabupaten Jombang mengikuti pelatihan Jogo Tanggul.  Pelatihan yang dibuka oleh Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM tersebut  digelar di ruang Bung Tomo kantor pemkab Jombang, pada (31/5) dan diikuti perwakilan kelompok masyarakat pengaman tanggul dari 8 kecamatan, 35 desa yang dilintasi aliran sungai Brantas, sepanjang 75 km. Antara lain dari kecamatan Kesamben, Ploso, Bandarkedungmulyo,Megaluh, Plandaan, Tembelang, Kudu dan Ngusikan.

    Kelompok masyarakat yang sangat peduli dengan pemeliharaan tanggul dan bantaran sungai Brantas ini mengikuti dengan seksama paparan materi dari Sri Suesmulyodo dari Kadiv Jasa Air dan Sumber Air (ASA)III/1 yakni “Waspada Dini Bencana”. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Menyelaraskan peraturan perundang undangan yang sudah ada. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Menghargai budaya lokal. Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

    Untuk materi “Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif”, disampaikan oleh Drs. Ronald Sitompul. Dengan program ini, tujuan secara umum adalah  bersama masyarakat dan pemerintah lokal secara terpadu mengelola dan menjaga lingkungan social dan ekosistem Sungai  Brantas agar terjaga dan lestari. Membangun dan meningkatkan kesadaran kritis (partisipasi) masyarakat dalam peleestarian lingkungan sungai  Brantas. Melembagakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian sungai  Brantas. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi Sungai Brantas sebagai potensi ekonomi tanpa merusak lingkungan dan mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam melestarikan sungai Brantas.

    Bupati Suyanto yang membuka Pelatihan Jogo Tanggul Brantas siang itu menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Jombang berkewajiban menjaga tanggul Brantas dari ancaman terjadinya  bencana dan menjamin keberlangsungannya demi anak cucu.

    Diungkapkan oleh bupati yang banyak menerima penghargaan nasional ini, bahwa telah dilakukan tindakan represif oleh Satpol PP  maupun  operasi pasir yang dilakukan dengan pihak kepolisian, namun ini tidak mampu  menghentikan penambang pasir mekanik yang jelas merusak lingkungan itu . “Oleh karenanya pengamanan tanggul Brantas yang paling efektif adalah peran serta masyarakat di sekitarnya yakni kelompok masyarakat peduli Brantas”, tuturnya

    Bupati dua periode ini juga mengingatkan pentingnya budaya gotong royong, budaya soyo yang memiliki  nilai nilai  kearifan dan  merupakan peninggalan para pendahulu bangsa ini. ”Dengan gotong royong atau partisipasi inilah sebagai pendekatan yang sangat efektif untuk menanggulangi”, tandasnya. Pemberdayaan masyarakat menjadi daya ungkit atau tindakan prefentif agar masyarakat peduli terhadap pengelolaan lingkungan ekosistem sungai Brantas agar tetap terjaga dan lestari. Bupati Suyanto juga mengingatkan agar pemanfaatan aliran sungai Brantas secara langsung untuk usaha ekonomi harus dilakukan kajian agar tidak kontraproduktif dengan manajeman sungai Brantas.(Wati_SJAM)

    Jombang, 31 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Bupati Suyanto Buka Pelatihan Jaga Tanggul Waspada Dini Bencana

    Guna waspada dini  bencana sungai brantas, sejumlah kelompok masyarakat pengaman tanggul Brantas diwilayah Kabupaten Jombang mengikuti pelatihan Jogo Tanggul.  Pelatihan yang dibuka oleh Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM tersebut  digelar di ruang Bung Tomo kantor pemkab Jombang, pada (31/5) dan diikuti perwakilan kelompok masyarakat pengaman tanggul dari 8 kecamatan, 35 desa yang dilintasi aliran sungai Brantas, sepanjang 75 km. Antara lain dari kecamatan Kesamben, Ploso, Bandarkedungmulyo,Megaluh, Plandaan, Tembelang, Kudu dan Ngusikan.

    Kelompok masyarakat yang sangat peduli dengan pemeliharaan tanggul dan bantaran sungai Brantas ini mengikuti dengan seksama paparan materi dari Sri Suesmulyodo dari Kadiv Jasa Air dan Sumber Air (ASA)III/1 yakni “Waspada Dini Bencana”. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Menyelaraskan peraturan perundang undangan yang sudah ada. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Menghargai budaya lokal. Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

    Untuk materi “Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif”, disampaikan oleh Drs. Ronald Sitompul. Dengan program ini, tujuan secara umum adalah  bersama masyarakat dan pemerintah lokal secara terpadu mengelola dan menjaga lingkungan social dan ekosistem Sungai  Brantas agar terjaga dan lestari. Membangun dan meningkatkan kesadaran kritis (partisipasi) masyarakat dalam peleestarian lingkungan sungai  Brantas. Melembagakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian sungai  Brantas. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi Sungai Brantas sebagai potensi ekonomi tanpa merusak lingkungan dan mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam melestarikan sungai Brantas.

    Bupati Suyanto yang membuka Pelatihan Jogo Tanggul Brantas siang itu menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Jombang berkewajiban menjaga tanggul Brantas dari ancaman terjadinya  bencana dan menjamin keberlangsungannya demi anak cucu.

    Diungkapkan oleh bupati yang banyak menerima penghargaan nasional ini, bahwa telah dilakukan tindakan represif oleh Satpol PP  maupun  operasi pasir yang dilakukan dengan pihak kepolisian, namun ini tidak mampu  menghentikan penambang pasir mekanik yang jelas merusak lingkungan itu . “Oleh karenanya pengamanan tanggul Brantas yang paling efektif adalah peran serta masyarakat di sekitarnya yakni kelompok masyarakat peduli Brantas”, tuturnya

    Bupati dua periode ini juga mengingatkan pentingnya budaya gotong royong, budaya soyo yang memiliki  nilai nilai  kearifan dan  merupakan peninggalan para pendahulu bangsa ini. ”Dengan gotong royong atau partisipasi inilah sebagai pendekatan yang sangat efektif untuk menanggulangi”, tandasnya. Pemberdayaan masyarakat menjadi daya ungkit atau tindakan prefentif agar masyarakat peduli terhadap pengelolaan lingkungan ekosistem sungai Brantas agar tetap terjaga dan lestari. Bupati Suyanto juga mengingatkan agar pemanfaatan aliran sungai Brantas secara langsung untuk usaha ekonomi harus dilakukan kajian agar tidak kontraproduktif dengan manajeman sungai Brantas.(Wati_SJAM)

    Jombang, 31 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Ruas Jalan Diwek – Jatipelem Hasil Sinergitas Diresmikan



    Sebagai wujud kepedulian PT. Sejahtera Usaha Bersama  (SUB) dalam rangka  ikut membangun wilayah Kabupaten  Jombang  serta ikut andil dalam menyediakan sarana umum untuk masyarakat Jombang, PT SUB Jombang mengalokasikan anggaran  dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun Ruas jalan Diwek – Jatipelem sepanjang 1,125 Km.  Jalan ini diresmikan oleh Bupati Jombang pada (31/5/2012)

    Diungkapkan oleh Mr .Victor Diputra Direktur  PT. SUB Jombang bahwa pembangunan ruas jalan Diwek- Jatipelem merupakan  salah satu wujud kepedulian PT. SUB  untuk ikut membangun wilayah Jombang serta  ikut andil menyediakan sarana umum untuk masyarakat Jombang. “Kepedulian ini kami lakukan agar semakin dekat hubungan antara masyarakat dengan perusahaan”, tutur Victor. Dan tidak hanya itu, keberadaan  PT. SUB  di kabupaten Jombang ini juga diharapkan dapat semakin bermanfaat dan menjadi andalan bagi perekonomian masyarakat setempat.

    Dijelaskan oleh Ir. Sucipto Msc, Ketua panitia pelaksana pembangunan mengenai kronologis pembangunan ruas jalan Diwek-Jatipelem bahwa pembangunan tersebut adalah sebagai tindak lanjut atas nota kesepahaman (MoU) antara Bupati Jombang dan Dirut PT. SUB yang telah di tanda tangani pada tanggal 10 Agustus 2011 yang  selanjutnya dituangkan dalam persetujuan kerjasama antara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Kepala Dinas Pengairan pada tanggal 25 Agustus 2011.

    Didalam perjanjian tersebut  dijelaskan bahwa kewajiban  yang harus dilakukan oleh PT. SUB adalah melakukan pembangunan ruas jalan Diwek  -  Jatipelem sesuai gambar teknis dan rencana  anggaran biaya yang telah diverifikasi oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan.  Sedangkan rincian pekerjaan yang telah dilakukan oleh PT SUB adalah melakukan pelebaran jalan sepanjang 1125 M  dan pembangunan tembok penahan sisi utara  dan sisi selatan serta penanaman pohon peneduh sebanyak 255 pohon . Sedangkan besaran biaya anggaran untuk pembangunan tersebut adalah sebesar 2 Milyar 267 Juta Rupiah. Dan semua penyelenggaraan pembangunan jalan dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan. ”Dan harapan kami partisipasi dan peran serta ini  tidak berhenti sampai disini, tapi juga dimasa yang akan dating, ’’ harap Sucipto.

    Bupati Jombang Drs.H Suyanto MM memberikan apresiasi positif terhadap kepedulian PT. SUB atas untuk membagun ruas Jalan Diwek-Jatipelem. “Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jombang saya menyampaikan terima kasih kepada PT.SUB atas kepeduliannya melalui dana CSR untuk  membiayai pembangunan jalan Diwek-Jatipelem ini”, ungkap  Bupati.

    Momentum ini dinilai oleh  Bupati Suyanto  menjadi moment yang sangat penting. Sebab  ini  untuk kali pertama  sinergisitas pemerintah kabupaten,swasta dan masyarakat terwujud dalam pembangunan jalan.  “Ini adalah yang pertama dari sebuah format yang dicita citakan,  format yang diidealkan untuk proses percepatan pembangunan dan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat kabupaten Jombang,”tandas Bupati Suyanto.

    Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan berita acara penyerahan hasil pekerjaan pembangunan ruas jalan Diwek-Jatipelem antara  Dirut PT. SUB dan Pemerintah Kabupaten Jombang , serta  diserahkan pula piagam penghargaan oleh Bupati Jombang kepada PT. SUB. Jajaran Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Jombang serta Muspika kecamatan Diwek juga turut menyaksikan  peresmian ini. (jodi/wati_SJAM)

    Jombang, 31 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Ruas Jalan Diwek – Jatipelem Hasil Sinergitas Diresmikan



    Sebagai wujud kepedulian PT. Sejahtera Usaha Bersama  (SUB) dalam rangka  ikut membangun wilayah Kabupaten  Jombang  serta ikut andil dalam menyediakan sarana umum untuk masyarakat Jombang, PT SUB Jombang mengalokasikan anggaran  dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun Ruas jalan Diwek – Jatipelem sepanjang 1,125 Km.  Jalan ini diresmikan oleh Bupati Jombang pada (31/5/2012)

    Diungkapkan oleh Mr .Victor Diputra Direktur  PT. SUB Jombang bahwa pembangunan ruas jalan Diwek- Jatipelem merupakan  salah satu wujud kepedulian PT. SUB  untuk ikut membangun wilayah Jombang serta  ikut andil menyediakan sarana umum untuk masyarakat Jombang. “Kepedulian ini kami lakukan agar semakin dekat hubungan antara masyarakat dengan perusahaan”, tutur Victor. Dan tidak hanya itu, keberadaan  PT. SUB  di kabupaten Jombang ini juga diharapkan dapat semakin bermanfaat dan menjadi andalan bagi perekonomian masyarakat setempat.

    Dijelaskan oleh Ir. Sucipto Msc, Ketua panitia pelaksana pembangunan mengenai kronologis pembangunan ruas jalan Diwek-Jatipelem bahwa pembangunan tersebut adalah sebagai tindak lanjut atas nota kesepahaman (MoU) antara Bupati Jombang dan Dirut PT. SUB yang telah di tanda tangani pada tanggal 10 Agustus 2011 yang  selanjutnya dituangkan dalam persetujuan kerjasama antara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Kepala Dinas Pengairan pada tanggal 25 Agustus 2011.

    Didalam perjanjian tersebut  dijelaskan bahwa kewajiban  yang harus dilakukan oleh PT. SUB adalah melakukan pembangunan ruas jalan Diwek  -  Jatipelem sesuai gambar teknis dan rencana  anggaran biaya yang telah diverifikasi oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan.  Sedangkan rincian pekerjaan yang telah dilakukan oleh PT SUB adalah melakukan pelebaran jalan sepanjang 1125 M  dan pembangunan tembok penahan sisi utara  dan sisi selatan serta penanaman pohon peneduh sebanyak 255 pohon . Sedangkan besaran biaya anggaran untuk pembangunan tersebut adalah sebesar 2 Milyar 267 Juta Rupiah. Dan semua penyelenggaraan pembangunan jalan dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan. ”Dan harapan kami partisipasi dan peran serta ini  tidak berhenti sampai disini, tapi juga dimasa yang akan dating, ’’ harap Sucipto.

    Bupati Jombang Drs.H Suyanto MM memberikan apresiasi positif terhadap kepedulian PT. SUB atas untuk membagun ruas Jalan Diwek-Jatipelem. “Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jombang saya menyampaikan terima kasih kepada PT.SUB atas kepeduliannya melalui dana CSR untuk  membiayai pembangunan jalan Diwek-Jatipelem ini”, ungkap  Bupati.

    Momentum ini dinilai oleh  Bupati Suyanto  menjadi moment yang sangat penting. Sebab  ini  untuk kali pertama  sinergisitas pemerintah kabupaten,swasta dan masyarakat terwujud dalam pembangunan jalan.  “Ini adalah yang pertama dari sebuah format yang dicita citakan,  format yang diidealkan untuk proses percepatan pembangunan dan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat kabupaten Jombang,”tandas Bupati Suyanto.

    Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan berita acara penyerahan hasil pekerjaan pembangunan ruas jalan Diwek-Jatipelem antara  Dirut PT. SUB dan Pemerintah Kabupaten Jombang , serta  diserahkan pula piagam penghargaan oleh Bupati Jombang kepada PT. SUB. Jajaran Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Jombang serta Muspika kecamatan Diwek juga turut menyaksikan  peresmian ini. (jodi/wati_SJAM)

    Jombang, 31 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM
    Rabu, 30 Mei 2012

    Kapolda Jatim Resmikan Pusat Latihan BRIMOB Di Bareng Jombang



    Kapolda Jatim, Irjen Pol Drs. Hadiatmoko, SH meresmikan pusat latihan Brimob di Dusun Kedunggalih Desa/Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, pada Rabu (30/5/2012). Acara diawali dengan pemaparan rencana garis besar latihan  di mapolsek Bareng. Kemudian dilanjutkan dengan upacara pembukaan di lapangan Bareng. Sebanyak  832 persinol Brimob se Jatim diantaranya 390 personil adalah peserta latihan, 202 Kolat dan Instruktur serta 240 pasukan pendamping.

    Usai upacara  Kapolda, beserta rombongan Bupati Jombang dan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Jombang  melakukan penanaman pohon secara simbolis di area tanah milik Polda  Jatim yang dihibahkan kepada Brimob Jatim.

    Kapolda mengatakan, selama ini di Jatim belum ada tempat latihan khusus untuk Brimob. Sehingga, yang digunakan latihan menggunakan tempat di wilayah Watukosek. Padahal tempat tersebut digunakan oleh seluruh anggota Polri di Indonesia. "Dan Alhamdulillah, sekarang Polda Jatim sudah punya tempat sendiri. Sehingga pelatihan Brimob Polda Jatim kita pusatkan di Kedunggalih, Jombang," kata Kapolda yang didampingi Bupati Jombang Suyanto.

    Irjen Pol Hadiatmoko  mengungkapkan, lahan seluas 30 hektar itu cukup layak digunakan untuk melatih ketangkasan Brimob. Ini dikarenakan  medannya yang berbukit dan diselingi dengan perkebunan tebu. Lahan tersebut secara resmi milik Polri. "Seluruh surat-surat tanahnya juga lengkap. Kita juga sudah minta ijin ke bapak bupati untuk menggunakan lahan tersebut sebagai pusat latihan," tambahnya.

    Tujuan pelatihan itu sendiri, menurut Kapolda, untuk menggembleng kemampuan personel Brimob. Agar Brimob lebih professional dan proporsional dalam menanggulangigangguan keamanan intensitas tinggi.. Latihan meliputi  SAR, ketangkasan hingga PHH (Pasukan Anti Huru Hara). Ia juga memastikan bahwa latihan Brimob itu tidak akan menganggu aktivitas warga setempat. "Latihannya tidak ada dar.. der.. dor..tembakan. Tapi bisik-bisik. Jadi tidak akan mengganggu warga," ujar Kapolda.


    Keterangan Kapolda Jatim tersebut diamini oleh Bupati Suyanto. Dikatakan Bupati Suyanto bahwa memang Polda Jatim memiliki tanah yang cukup luas di Bareng. Dengan dijadikannya lahan seluas 30 Ha tersebut tidak akan mengganggu penduduk yang bermukim disekitarnya.

    Untuk merawat lingkungan sekitar, Kapolda melakukan penanaman pohon secara simbolis. Selanjutnya, ia meminta kepada seluruh anggota Brimob untuk melakukan hal serupa. Dengan begitu, lingkungan di sekitar pusat latihan semakin lestari.

    Satbrimob akan melaksanakan latihan setiap triwulan sekali. Pada latihan kali pertama di dusun Kedunggalih Desa/Kecamatan Bareng tersebut akan dilaksanakan selama 4 hari hingga 2 Juni 2012. (Wati_SJAM).

    Jombang, 30 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Kapolda Jatim Resmikan Pusat Latihan BRIMOB Di Bareng Jombang



    Kapolda Jatim, Irjen Pol Drs. Hadiatmoko, SH meresmikan pusat latihan Brimob di Dusun Kedunggalih Desa/Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, pada Rabu (30/5/2012). Acara diawali dengan pemaparan rencana garis besar latihan  di mapolsek Bareng. Kemudian dilanjutkan dengan upacara pembukaan di lapangan Bareng. Sebanyak  832 persinol Brimob se Jatim diantaranya 390 personil adalah peserta latihan, 202 Kolat dan Instruktur serta 240 pasukan pendamping.

    Usai upacara  Kapolda, beserta rombongan Bupati Jombang dan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Jombang  melakukan penanaman pohon secara simbolis di area tanah milik Polda  Jatim yang dihibahkan kepada Brimob Jatim.

    Kapolda mengatakan, selama ini di Jatim belum ada tempat latihan khusus untuk Brimob. Sehingga, yang digunakan latihan menggunakan tempat di wilayah Watukosek. Padahal tempat tersebut digunakan oleh seluruh anggota Polri di Indonesia. "Dan Alhamdulillah, sekarang Polda Jatim sudah punya tempat sendiri. Sehingga pelatihan Brimob Polda Jatim kita pusatkan di Kedunggalih, Jombang," kata Kapolda yang didampingi Bupati Jombang Suyanto.

    Irjen Pol Hadiatmoko  mengungkapkan, lahan seluas 30 hektar itu cukup layak digunakan untuk melatih ketangkasan Brimob. Ini dikarenakan  medannya yang berbukit dan diselingi dengan perkebunan tebu. Lahan tersebut secara resmi milik Polri. "Seluruh surat-surat tanahnya juga lengkap. Kita juga sudah minta ijin ke bapak bupati untuk menggunakan lahan tersebut sebagai pusat latihan," tambahnya.

    Tujuan pelatihan itu sendiri, menurut Kapolda, untuk menggembleng kemampuan personel Brimob. Agar Brimob lebih professional dan proporsional dalam menanggulangigangguan keamanan intensitas tinggi.. Latihan meliputi  SAR, ketangkasan hingga PHH (Pasukan Anti Huru Hara). Ia juga memastikan bahwa latihan Brimob itu tidak akan menganggu aktivitas warga setempat. "Latihannya tidak ada dar.. der.. dor..tembakan. Tapi bisik-bisik. Jadi tidak akan mengganggu warga," ujar Kapolda.


    Keterangan Kapolda Jatim tersebut diamini oleh Bupati Suyanto. Dikatakan Bupati Suyanto bahwa memang Polda Jatim memiliki tanah yang cukup luas di Bareng. Dengan dijadikannya lahan seluas 30 Ha tersebut tidak akan mengganggu penduduk yang bermukim disekitarnya.

    Untuk merawat lingkungan sekitar, Kapolda melakukan penanaman pohon secara simbolis. Selanjutnya, ia meminta kepada seluruh anggota Brimob untuk melakukan hal serupa. Dengan begitu, lingkungan di sekitar pusat latihan semakin lestari.

    Satbrimob akan melaksanakan latihan setiap triwulan sekali. Pada latihan kali pertama di dusun Kedunggalih Desa/Kecamatan Bareng tersebut akan dilaksanakan selama 4 hari hingga 2 Juni 2012. (Wati_SJAM).

    Jombang, 30 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Sinergi Mengamankan Tanggul Brantas Wilayah Kecamatan Kesamben



    Selama dua bulan terakhir ini berdasarkan pantauan, ternyata masih ada penambangan pasir dengan alat mekanik disepanjang aliran sungai Brantas yang ada diwilayah Kesamben. Oleh karenanya pada Selasa, 29 Mei 2012 segera digelar ”Apel Satgas dan Patroli Pengamanan Tanggul Daerah Aliran Sungai Brantas Wilayah Kecamatan Kesamben”. Apel ini melibatkan muspika, jasa tirta, balai besar, satpol PP,  anggota DPRD, forum penyelamat sungai brantas, dan petugas penjaga tanggul das sungai brantas.

    Camat Kesamben, Joko Suwolo mengatakan bahwa setelah apel langsung dilakukan patroli keliling wilayah. ”Ternyata hasilnya positif, setelah kami laksanakan patroli ada tiga perahu yang berhasil diamankan Satpol PP dan sementara ini masih dalam proses eksekusi sebagai barang bukti ,” tutur Joko Suwolo.

    Dari operasi pasir tersebut  dua perahu ditemukan didaerah Keboan- Ngusikan. Selanjutnya perahu tersebut dibakar  oleh petugas. Sementara itu satu perahu lainnya   ditenggelamkan. Patroli ini dilakukan mengingat kondisi tanggul Brantas semakin mengkhawatirkan, yakni yang ada  diwilayah Brantas sebelah selatan yaitu  di Pojok Rejo dan Pojok Kulon dan sebagian di desa Wuluh  longsor akibat  gerusan air sungai. ”Rencana pembenahan  masih dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten agar  tidak berdampak negatif, sebab  apabila air naik akan dikawatirkan meluap  keselatan tanggul ”, tandas Joko Suwolo. Joko Suwolo juga berharap agar hasil patroli ini bisa maksimal perlu juga diikuti oleh kecamatan yang ada disekitarnya, utamanya yang berada dialiran sungai Brantas.
                   
    Sementara itu  Winardi, SH dari komisi A - DPRD kabupaten Jombang, menyambut positif program ini. Dengan adanya patroli keliling ini akan meminimalisir beroperasinya penambangan pasir mekanik. ”Perlu sekali operasi ini dilakukan,  sebab penanggulangan bencana tidak hanya dilakukan didaratan, tapi bagaimana  penanggulangan di wilayah Brantas ini juga perlu dilakukan mengingat  kondisi tanggul Brantas sudah sangat mengkawatirkan utamanya dikawasan kesamben ada tiga titik yang posisinya kritis”,tutur Winardi.

    Pihaknya siap mengajak dan mendampingi Satpol PP untuk melakukan operasi . ”Kami dari komisi A akan siap  mengajak serta satpol PP untuk kita dampingi juga bersama muspika, para petugas jogo tanggul untuk melakukan patroli, bahkan mungkin tidak hanya dilakukan pada saat jam kerja, bila perlu dilakukan pada malam hari”pungkasnya.(Yola/Wati)

    Jombang, 29 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Sinergi Mengamankan Tanggul Brantas Wilayah Kecamatan Kesamben



    Selama dua bulan terakhir ini berdasarkan pantauan, ternyata masih ada penambangan pasir dengan alat mekanik disepanjang aliran sungai Brantas yang ada diwilayah Kesamben. Oleh karenanya pada Selasa, 29 Mei 2012 segera digelar ”Apel Satgas dan Patroli Pengamanan Tanggul Daerah Aliran Sungai Brantas Wilayah Kecamatan Kesamben”. Apel ini melibatkan muspika, jasa tirta, balai besar, satpol PP,  anggota DPRD, forum penyelamat sungai brantas, dan petugas penjaga tanggul das sungai brantas.

    Camat Kesamben, Joko Suwolo mengatakan bahwa setelah apel langsung dilakukan patroli keliling wilayah. ”Ternyata hasilnya positif, setelah kami laksanakan patroli ada tiga perahu yang berhasil diamankan Satpol PP dan sementara ini masih dalam proses eksekusi sebagai barang bukti ,” tutur Joko Suwolo.

    Dari operasi pasir tersebut  dua perahu ditemukan didaerah Keboan- Ngusikan. Selanjutnya perahu tersebut dibakar  oleh petugas. Sementara itu satu perahu lainnya   ditenggelamkan. Patroli ini dilakukan mengingat kondisi tanggul Brantas semakin mengkhawatirkan, yakni yang ada  diwilayah Brantas sebelah selatan yaitu  di Pojok Rejo dan Pojok Kulon dan sebagian di desa Wuluh  longsor akibat  gerusan air sungai. ”Rencana pembenahan  masih dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten agar  tidak berdampak negatif, sebab  apabila air naik akan dikawatirkan meluap  keselatan tanggul ”, tandas Joko Suwolo. Joko Suwolo juga berharap agar hasil patroli ini bisa maksimal perlu juga diikuti oleh kecamatan yang ada disekitarnya, utamanya yang berada dialiran sungai Brantas.
                   
    Sementara itu  Winardi, SH dari komisi A - DPRD kabupaten Jombang, menyambut positif program ini. Dengan adanya patroli keliling ini akan meminimalisir beroperasinya penambangan pasir mekanik. ”Perlu sekali operasi ini dilakukan,  sebab penanggulangan bencana tidak hanya dilakukan didaratan, tapi bagaimana  penanggulangan di wilayah Brantas ini juga perlu dilakukan mengingat  kondisi tanggul Brantas sudah sangat mengkawatirkan utamanya dikawasan kesamben ada tiga titik yang posisinya kritis”,tutur Winardi.

    Pihaknya siap mengajak dan mendampingi Satpol PP untuk melakukan operasi . ”Kami dari komisi A akan siap  mengajak serta satpol PP untuk kita dampingi juga bersama muspika, para petugas jogo tanggul untuk melakukan patroli, bahkan mungkin tidak hanya dilakukan pada saat jam kerja, bila perlu dilakukan pada malam hari”pungkasnya.(Yola/Wati)

    Jombang, 29 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM