Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Senin, 31 Oktober 2011

    Nina Sukarwo Lantik Restu Kurnia Suyanto

    Akhirnya, Dr. Restu Kurnia Suyanto MKes istri Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM resmi menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang sekaligus dikukuhkan sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Jombang periode 2008 -2011. Serah terima pelantikan dan pengukuhan antar waktu dari Ny. Susi Widjono Suparno kepada Ny. Restu Kurnia Suyanto ini dilaksanakan dipendopo pemerintah Kabupaten Jombang pada Senin, 31 Oktober 2011 oleh Hj. Nina Sukarwo ketua Tim Penggerak PKK provinsi Jawa Timur.

    Bupati Suyanto selaku Dewan Penyantun PKK kabupaten Jombang sangat apresied dengan kelembagaan PKK yang merupakan kekayaan asli milik bangsa Indonesia, yang berangkat dari kearifan lokal yang dimiliki pendahulu bangsa ini. “Perempuan dalam kehidupan kita memiliki posisi yang sangat penting, tanggungjawabnyasungguh luar biasa, tidak hanya sekedar menjaga keberlanjutan masa depan bangsa ini, akan tetapi sangat menentukan dinamika dan kemajuan sebuah bangsa, sebab dari perempuan yang luar biasa akan lahir pemimpin bangsa yang luar biasa pula”, tuturnya,

    Ditangan ketua tim penggerak PKK dan ketua Dekranasda kabupaten Jombang yang baru, diharapkan dapat mendukung program kerja pemerintah dan dekranasda akan mampu menjadi stimulus untuk tumbuhkembangnya kerajinan yang dikembangkan oleh para
    wanita.

    Ny. Nina Soekarwo dalam sambutannya juga mengharapkan PKK untuk ikut serta mensukseskan program MDGs (Milenium Development Goals) atau Sasaran Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
    Diungkapkan oleh Nina Sukarwo bahwa kelembagaan PKK setidaknya telah memiliki kontribusi dalam melaksanakan pencapaian 8 butir dari Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) yaitu [1] mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, [2] menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, [3] mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, [4] mengurangi kematian anak balita dan ibu meninggal karena melahirkan hingga 2/3 , [5] mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih, [6] memerangi HIV/Aids, Malaria, dan penyakit menular lainnya, [7] memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta [8] mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

    “Saya mohon peran aktif PKK yang berkontribusi pada pembangunan negeri ini’, tutur istri pakde Karwo Gubernur Jawa Timur
    Demikian juga untuk pelaksanaan program Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) , istri Gubernur Jatim ini juga menekankan kepada ketua Dekranasda Jombang untuk lebih meningkatkan kwalitas SDM pengrajin, melakukan perluasan jaringan pasar, program kemitraan melalui kerjasama antar pengrajin serta program pemasaran dan peningkatan daya saing. “Saya juga mohon untuk BUMD/BUMN untuk menyisihkan CSR nya untuk membantu pengrajin kita yang masih membutuhkan”, cetusnya.
    Dengan dikukuhkannya sebuah kepengurusan baik PKK juga Dekranasda bukanlah hanya untuk memperkuat legitimasi, tapi yang paling mendasar adalah justru menjadi motivasi atau daya dorong baik bagi Tim PKK dengan 10 programnya maupun di Dekranasda untuk menumbuhkan budaya kretif bagi para pengrajin.

    “Saya berharap Dekranasda dapat menjadi wadah bagi para fasilitator, inisiator dan katalisator utamanya bagi para pengrajin yang ingin mengembangkan usahanya”, tutur Nina
    Usai pelantikan dan pengukuhkan, Nina Sukarwo dan Restu Kurnia Suyanto, meninjau langsung stand pameran kerajinan dari para pengrajin kabupaten Jombang. (Wati_SJAM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Radio On Line Suara Jombang AM

    Nina Sukarwo Lantik Restu Kurnia Suyanto

    Akhirnya, Dr. Restu Kurnia Suyanto MKes istri Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM resmi menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang sekaligus dikukuhkan sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Jombang periode 2008 -2011. Serah terima pelantikan dan pengukuhan antar waktu dari Ny. Susi Widjono Suparno kepada Ny. Restu Kurnia Suyanto ini dilaksanakan dipendopo pemerintah Kabupaten Jombang pada Senin, 31 Oktober 2011 oleh Hj. Nina Sukarwo ketua Tim Penggerak PKK provinsi Jawa Timur.

    Bupati Suyanto selaku Dewan Penyantun PKK kabupaten Jombang sangat apresied dengan kelembagaan PKK yang merupakan kekayaan asli milik bangsa Indonesia, yang berangkat dari kearifan lokal yang dimiliki pendahulu bangsa ini. “Perempuan dalam kehidupan kita memiliki posisi yang sangat penting, tanggungjawabnyasungguh luar biasa, tidak hanya sekedar menjaga keberlanjutan masa depan bangsa ini, akan tetapi sangat menentukan dinamika dan kemajuan sebuah bangsa, sebab dari perempuan yang luar biasa akan lahir pemimpin bangsa yang luar biasa pula”, tuturnya,

    Ditangan ketua tim penggerak PKK dan ketua Dekranasda kabupaten Jombang yang baru, diharapkan dapat mendukung program kerja pemerintah dan dekranasda akan mampu menjadi stimulus untuk tumbuhkembangnya kerajinan yang dikembangkan oleh para
    wanita.

    Ny. Nina Soekarwo dalam sambutannya juga mengharapkan PKK untuk ikut serta mensukseskan program MDGs (Milenium Development Goals) atau Sasaran Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
    Diungkapkan oleh Nina Sukarwo bahwa kelembagaan PKK setidaknya telah memiliki kontribusi dalam melaksanakan pencapaian 8 butir dari Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) yaitu [1] mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, [2] menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, [3] mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, [4] mengurangi kematian anak balita dan ibu meninggal karena melahirkan hingga 2/3 , [5] mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih, [6] memerangi HIV/Aids, Malaria, dan penyakit menular lainnya, [7] memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta [8] mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

    “Saya mohon peran aktif PKK yang berkontribusi pada pembangunan negeri ini’, tutur istri pakde Karwo Gubernur Jawa Timur
    Demikian juga untuk pelaksanaan program Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) , istri Gubernur Jatim ini juga menekankan kepada ketua Dekranasda Jombang untuk lebih meningkatkan kwalitas SDM pengrajin, melakukan perluasan jaringan pasar, program kemitraan melalui kerjasama antar pengrajin serta program pemasaran dan peningkatan daya saing. “Saya juga mohon untuk BUMD/BUMN untuk menyisihkan CSR nya untuk membantu pengrajin kita yang masih membutuhkan”, cetusnya.
    Dengan dikukuhkannya sebuah kepengurusan baik PKK juga Dekranasda bukanlah hanya untuk memperkuat legitimasi, tapi yang paling mendasar adalah justru menjadi motivasi atau daya dorong baik bagi Tim PKK dengan 10 programnya maupun di Dekranasda untuk menumbuhkan budaya kretif bagi para pengrajin.

    “Saya berharap Dekranasda dapat menjadi wadah bagi para fasilitator, inisiator dan katalisator utamanya bagi para pengrajin yang ingin mengembangkan usahanya”, tutur Nina
    Usai pelantikan dan pengukuhkan, Nina Sukarwo dan Restu Kurnia Suyanto, meninjau langsung stand pameran kerajinan dari para pengrajin kabupaten Jombang. (Wati_SJAM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Radio On Line Suara Jombang AM

    Menhut : Industri Kayu Berbasis Hutan Alam Harus Diubah

    Menteri Kehutanan H. Zulkifli Hasan, SE MM berkunjung ke kota santri pada Senin (31/10/11) pagi. Ia didapuk untuk memberikan pidato ilmiah di hadapan wisudawan IKAHA (institut keislaman Hasyim Ashari). Dalam pidatonya, kebijakan lama yang mengatur ijin penebangan pohon menurutnya sangat tak relevan. "Maka dari itu, Kemenhut sudah menghapus kebijakan penebangan pohon di area hutan primer sejak tahun 2010 lalu," tegas Menteri yang diberi mandat sejak 2009 ini.

    Di Indonesia, lanjutnya, kondisi hutan sudah sangat miris. Bayangkan jumlah total kawasan hutan yang ada sebanyak 130 juta hektar, kini tinggal 40 juta hektar yang masih asri. "Sisanya sudah sangat kritis," ungkap Zulkifli prihatin. Solusi yang digadang pemerintah saat ini, adalah merubah sistem dan program industri kayu. Dari industri kayu berbasis hutan alam menjadi industri kayu hutan tanaman. Dengan sistem ini, pengurangan lahan gundul akan dapat direalisasi mengingat kebutuhan kayu tidak diambil dari hutan alam melainkan dengan menanam pohon di area terbuka. Menurut data kemenhut (kementrian kehutanan), tahun 2008 prosentase perubahan industri kayu berbasis hutan alam dan hutan tanaman berbanding 80 : 20, sedang pada tahun 2010 meningkat menjadi 30 : 70.

    "Industri kayu berbasis hutan tanaman prosentase sudah sampai 70 %, diharapkan tahun 2014 prosentasenya mencapai 85 %," tegas pria yang pernah menempuh pendidikan guru agama ini. Ia bahkan mengkritik prinsip yang dianut beberapa corporate yang lebih senang menebang daripada menanam. "Jangan pakai prinsip tebang pasti tanam Insya Allah," candanya. Perlindungan terhadap hutan lindung dan hutan konservasi menjadi prioritas utama kemenhut. Disamping sebagai penyeimbang ekosistem, dua hutan ini juga berfungsi sebagai paru-paru yang dapat menyimpan cadangan air saat musim kemarau tiba dan memenuhi kebutuhan oksigen (O2).

    "Kedepan kemenhut akan memberikan lahan seluas 600 ribu hektar untuk dikelola bersama dalam bentuk hutan rakyat," katanya. Ini wujud kepedulian pemerintah terhadap kondisi lingkungan dan kehutanan yang dinilai makin kritis padahal luasan lahan hutan di Indonesia terbaik ketiga di dunia. "Memang hutan kita cukup luas dan menempati urutan ketiga dunia, meski begitu keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya bisa dibilang terbaik di dunia," puji Zulkifli.

    Rombongan Menteri Kehutanan tiba di Jombang sekitar pukul 08.30 WIB. Menhut lantas didapuk untuk meletakkan batu pertama pembangunan gedung UNHASY (Universitas Hasyim Ashari) bersama KH Solahudin Wahid. Setelahnya, Menhut juga mengikuti penanaman pohon bersama di area sekitar pembangunan gedung didampingi Wakil Bupati Jombang Widjono Soeparno. (Dedi_Radio SJ AM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Menhut : Industri Kayu Berbasis Hutan Alam Harus Diubah

    Menteri Kehutanan H. Zulkifli Hasan, SE MM berkunjung ke kota santri pada Senin (31/10/11) pagi. Ia didapuk untuk memberikan pidato ilmiah di hadapan wisudawan IKAHA (institut keislaman Hasyim Ashari). Dalam pidatonya, kebijakan lama yang mengatur ijin penebangan pohon menurutnya sangat tak relevan. "Maka dari itu, Kemenhut sudah menghapus kebijakan penebangan pohon di area hutan primer sejak tahun 2010 lalu," tegas Menteri yang diberi mandat sejak 2009 ini.

    Di Indonesia, lanjutnya, kondisi hutan sudah sangat miris. Bayangkan jumlah total kawasan hutan yang ada sebanyak 130 juta hektar, kini tinggal 40 juta hektar yang masih asri. "Sisanya sudah sangat kritis," ungkap Zulkifli prihatin. Solusi yang digadang pemerintah saat ini, adalah merubah sistem dan program industri kayu. Dari industri kayu berbasis hutan alam menjadi industri kayu hutan tanaman. Dengan sistem ini, pengurangan lahan gundul akan dapat direalisasi mengingat kebutuhan kayu tidak diambil dari hutan alam melainkan dengan menanam pohon di area terbuka. Menurut data kemenhut (kementrian kehutanan), tahun 2008 prosentase perubahan industri kayu berbasis hutan alam dan hutan tanaman berbanding 80 : 20, sedang pada tahun 2010 meningkat menjadi 30 : 70.

    "Industri kayu berbasis hutan tanaman prosentase sudah sampai 70 %, diharapkan tahun 2014 prosentasenya mencapai 85 %," tegas pria yang pernah menempuh pendidikan guru agama ini. Ia bahkan mengkritik prinsip yang dianut beberapa corporate yang lebih senang menebang daripada menanam. "Jangan pakai prinsip tebang pasti tanam Insya Allah," candanya. Perlindungan terhadap hutan lindung dan hutan konservasi menjadi prioritas utama kemenhut. Disamping sebagai penyeimbang ekosistem, dua hutan ini juga berfungsi sebagai paru-paru yang dapat menyimpan cadangan air saat musim kemarau tiba dan memenuhi kebutuhan oksigen (O2).

    "Kedepan kemenhut akan memberikan lahan seluas 600 ribu hektar untuk dikelola bersama dalam bentuk hutan rakyat," katanya. Ini wujud kepedulian pemerintah terhadap kondisi lingkungan dan kehutanan yang dinilai makin kritis padahal luasan lahan hutan di Indonesia terbaik ketiga di dunia. "Memang hutan kita cukup luas dan menempati urutan ketiga dunia, meski begitu keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya bisa dibilang terbaik di dunia," puji Zulkifli.

    Rombongan Menteri Kehutanan tiba di Jombang sekitar pukul 08.30 WIB. Menhut lantas didapuk untuk meletakkan batu pertama pembangunan gedung UNHASY (Universitas Hasyim Ashari) bersama KH Solahudin Wahid. Setelahnya, Menhut juga mengikuti penanaman pohon bersama di area sekitar pembangunan gedung didampingi Wakil Bupati Jombang Widjono Soeparno. (Dedi_Radio SJ AM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Segera Dibangun, Lahan Pembangunan Kantor BNN Ditinjau


    Kantor BNN (Badan Narkotika Nasional) Jombang segera dibangun. Ini terlihat saat Sekretaris BNN (Badan Narkotika Nasional) Pusat Irjen Pol Bambang Abimanyu singgah di Jombang Sabtu (29/10/11) sore. Kedatangan orang berpengaruh di instansi anti narkoba ini untuk meninjau langsung lahan pembangunan kantor BNN tersebut. Seperti diketahui, untuk memaksimalkan pengomandoan dan peningkatan program, BNK (Badan Narkotika Kabupaten) akan berubah menjadi instansi vertikal dan bertanggung jawab penuh kepada BNN. Untuk itu, BNN mengalokasikan anggaran besar untuk membangun kantor di kabupaten / kota di seluruh Indonesia.

    "Pembangunan kantor BNN untuk tingkat kabupaten / kota tahun ini ada sekitar 33 kantor sedangkan untuk kantor di propinsi kita tuntaskan 10 kantor," tegasnya saat meninjau lokasi lahan pembangunan di sebelah barat persis kantor baru KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jombang di Desa Sumbermulyo. Untuk tahun depan, BNN telah berancang-ancang kembali membangun sekitar 7 kantor di tingkat propinsi dan 21 kantor di kabupaten / kota.

    "Kalau keuangan pemerintah memungkinkan, bisa lebih," tambahnya. Tingkat konsumsi dan penyebaran narkoba di daerah menjadi hal dasar yang membuat BNN lebih memilih mengutamakan pembangunan di Jombang disegerakan, apalagi status Jombang adalah kota santri. "Kalau sudah ada kantor BNN kan artinya kota santri ini ingin bersih dari narkoba," tegas jenderal yang suka berpenampilan casual ini.

    Bambang melanjutkan, penanganan dan pencegahan narkoba ini akan lebih mengutamakan remaja yang berstatus mahasiswa dan santri, mengingat imej yang melekat pada mereka cukup berpengaruh. "Pertama kita lakukan preventif di tingkat santri dan mahasiswa, karena penyebaran narkoba di tingkatan ini cukup cepat, baru kemudian kita jaring yang lain dan di rehabilitasi utnuk penyembuhan," kata Bambang.

    Ketua BNK Jombang Widjono Soeparno optimis pembangunan kantor baru BNN akan rampung menjelang akhir 2012. "Optimis sekali, harapannya Jombang segera bebas dari narkoba, ini misi yang diemban dan semoga bisa terlaksana dengan jangka waktu sampai 2015," tegasnya saat mendampingi Sekretaris BNN Pusat kala meninjau lokasi lahan seluas 300m itu. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Suara Jombang AM

    Segera Dibangun, Lahan Pembangunan Kantor BNN Ditinjau


    Kantor BNN (Badan Narkotika Nasional) Jombang segera dibangun. Ini terlihat saat Sekretaris BNN (Badan Narkotika Nasional) Pusat Irjen Pol Bambang Abimanyu singgah di Jombang Sabtu (29/10/11) sore. Kedatangan orang berpengaruh di instansi anti narkoba ini untuk meninjau langsung lahan pembangunan kantor BNN tersebut. Seperti diketahui, untuk memaksimalkan pengomandoan dan peningkatan program, BNK (Badan Narkotika Kabupaten) akan berubah menjadi instansi vertikal dan bertanggung jawab penuh kepada BNN. Untuk itu, BNN mengalokasikan anggaran besar untuk membangun kantor di kabupaten / kota di seluruh Indonesia.

    "Pembangunan kantor BNN untuk tingkat kabupaten / kota tahun ini ada sekitar 33 kantor sedangkan untuk kantor di propinsi kita tuntaskan 10 kantor," tegasnya saat meninjau lokasi lahan pembangunan di sebelah barat persis kantor baru KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jombang di Desa Sumbermulyo. Untuk tahun depan, BNN telah berancang-ancang kembali membangun sekitar 7 kantor di tingkat propinsi dan 21 kantor di kabupaten / kota.

    "Kalau keuangan pemerintah memungkinkan, bisa lebih," tambahnya. Tingkat konsumsi dan penyebaran narkoba di daerah menjadi hal dasar yang membuat BNN lebih memilih mengutamakan pembangunan di Jombang disegerakan, apalagi status Jombang adalah kota santri. "Kalau sudah ada kantor BNN kan artinya kota santri ini ingin bersih dari narkoba," tegas jenderal yang suka berpenampilan casual ini.

    Bambang melanjutkan, penanganan dan pencegahan narkoba ini akan lebih mengutamakan remaja yang berstatus mahasiswa dan santri, mengingat imej yang melekat pada mereka cukup berpengaruh. "Pertama kita lakukan preventif di tingkat santri dan mahasiswa, karena penyebaran narkoba di tingkatan ini cukup cepat, baru kemudian kita jaring yang lain dan di rehabilitasi utnuk penyembuhan," kata Bambang.

    Ketua BNK Jombang Widjono Soeparno optimis pembangunan kantor baru BNN akan rampung menjelang akhir 2012. "Optimis sekali, harapannya Jombang segera bebas dari narkoba, ini misi yang diemban dan semoga bisa terlaksana dengan jangka waktu sampai 2015," tegasnya saat mendampingi Sekretaris BNN Pusat kala meninjau lokasi lahan seluas 300m itu. (Dedi_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 31 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Suara Jombang AM
    Jumat, 28 Oktober 2011

    Bantuan Alat Kerja Untuk Kelompok Pemuda

    Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 83 tahun 2011 pada (28/10) pagi, pemerintah Kabupaten Jombang menggelar upacara bendera di alon-alon Jombang. Selaku inspektur upacara wakil bupati Jombang Drs. H. Widjono Suparno. Yang khas dari upacara Hari Sumpah Pemuda adalah adanya para pemuda pemudi yang mengenakan pakaian khas daerah yang ada di Indonesia dari Sabang Sampai Merauke. Sebab setiap upacara sumpah pemuda selalu ada pembacaan teks putusan konggres pemuda tahun 1928.
    Dalam sambutan Menpora RI, Dr. Andi Malarangeng yang dibacakan oleh wabup Widjono Suparno, diharapkan pemuda Indonesia harus siap dan mampu berdaya saing menghadapi globalisasi tanpa kehilangan akar budaya Indonesia.
    Sesuai dengan tema Sumpah pemuda tahun ini, yakni “Pemuda Indonesia Yang Berjiwa Wirausaha Berdaya Saing Dan Peduli Sesama”, pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Disporabudpar) Jombang telah memberikan bantuan peralatan kerja untuk wirausaha servis HP kepada kelompok pemuda juga remaja masjid. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada kelompok pemuda GP Anshor, karang taruna desa Cukir Diwek, karang taruna desa Duluh Dumoro Mojoagung dan kelompok remaja masjid Al Amal desa sengon.
    “Pelatihan service handphone menjadi pilihan, sebab saat ini seperti kita tahu berbagai jenis HP menjamur dinegeri ini, nah peluang untuk usaha service HP inilah yang kita berikan kepada para pemuda”, tutur Suyoto kepala Disporabudpar Jombang.
    Pelatihan life skill secara teknik telah diberikan kepada 20 kelompok pemuda. Setelah mendapatkan materi pelatihan , mereka juga diberikan kesempatan magang . Dan tidak hanya itu, para pemuda ini juga dibantu untuk mendapatkan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat. (Wati_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 28 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Suara Jombang AM

    Bantuan Alat Kerja Untuk Kelompok Pemuda

    Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 83 tahun 2011 pada (28/10) pagi, pemerintah Kabupaten Jombang menggelar upacara bendera di alon-alon Jombang. Selaku inspektur upacara wakil bupati Jombang Drs. H. Widjono Suparno. Yang khas dari upacara Hari Sumpah Pemuda adalah adanya para pemuda pemudi yang mengenakan pakaian khas daerah yang ada di Indonesia dari Sabang Sampai Merauke. Sebab setiap upacara sumpah pemuda selalu ada pembacaan teks putusan konggres pemuda tahun 1928.
    Dalam sambutan Menpora RI, Dr. Andi Malarangeng yang dibacakan oleh wabup Widjono Suparno, diharapkan pemuda Indonesia harus siap dan mampu berdaya saing menghadapi globalisasi tanpa kehilangan akar budaya Indonesia.
    Sesuai dengan tema Sumpah pemuda tahun ini, yakni “Pemuda Indonesia Yang Berjiwa Wirausaha Berdaya Saing Dan Peduli Sesama”, pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Disporabudpar) Jombang telah memberikan bantuan peralatan kerja untuk wirausaha servis HP kepada kelompok pemuda juga remaja masjid. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada kelompok pemuda GP Anshor, karang taruna desa Cukir Diwek, karang taruna desa Duluh Dumoro Mojoagung dan kelompok remaja masjid Al Amal desa sengon.
    “Pelatihan service handphone menjadi pilihan, sebab saat ini seperti kita tahu berbagai jenis HP menjamur dinegeri ini, nah peluang untuk usaha service HP inilah yang kita berikan kepada para pemuda”, tutur Suyoto kepala Disporabudpar Jombang.
    Pelatihan life skill secara teknik telah diberikan kepada 20 kelompok pemuda. Setelah mendapatkan materi pelatihan , mereka juga diberikan kesempatan magang . Dan tidak hanya itu, para pemuda ini juga dibantu untuk mendapatkan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat. (Wati_Radio Suara Jombang AM)

    Jombang, 28 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Suara Jombang AM
    Kamis, 27 Oktober 2011

    TPA Banjardowo Jombang Lokasi Pelaksanaan Kemah Hijau Ekoregion Jawa

    TPA Banjardowo Jombang Luar Biasa

    Untuk kali pertama Deputi VI Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup RI, Ir. Ilyas As’at MMA, tercengang dan memuji keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang ada di desa Banjardowo Jombang. Dirinya mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Jombang untuk menuju ke TPA guna membuka kegiatan Kemah Hijau Ekoregion Jawa 2011 di Jombang. Tapi sesampai memasuki kawasan TPA justru yang dilihat bukanlah yang seperti dibayangkannya, seperti halnya TPA pada umumnya yang kotor dan bau. Melainkan kawasan TPA yang bersih, hijau, penuh pohon dan tidak berbau.

    “ Ini TPA bukan sembarang TPA! Ini TPA Jombang luar biasa. Tidak ada tercium bau sampah, akses jalan masuknya sangat bagus dan tidak rusak dan bahkan tidak ada lalat beterbangan”, cetusnya ketika membuka Kemah Hijau Ekoregion di Jombang pada Rabu, 26 Oktober 2011

    Ir. Ilyas As’at mengapresiasi positif kepada pemerintah Kabupaten Jombang utamanya kepada Bupati Suyanto yang telah konsen terhadap lingkungan yang baik dan sehat, ini terbukti dari fasilitas TPA
    yang lebih layak disebut dengan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah daripada Tempat Pembuangan Akhir. Selain tempatnya dipenuhi dengan pohon jati yang rindang, tempat ini memang cocok untuk kegiatan edukasi yang rekreatif. “Lokasi ini sangat tepat ini untuk dikenalkan kepada para siswa bagaimana mengurangi pencemaran dan pemanasan global dengan mengetahui ,memahami pemanfaatan, pengolahan sumberdaya alam tanpa merusak lingkungan ”, tutur Ir Ilyas As’at.

    Dalam Rangka Hari Habitat Dunia, Kabupaten Jombang memang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kemah Hijau Ekoregion 2011. Kegiatan Kemah Hijau ini dipusatkan di tempat pembuangan akhir sampah yang ada di desa Banjardowo Jombang hingga 28 Oktober 2011. Acara yang rencananya dibuka oleh menteri Lingkungan Hidup RI yang baru yakni Balthasar Kambuaya ini, diwakilikan kepada Deputi VI Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup RI, Ir. Ilyas As’at MMA. “Rencananya Bapak Menteri yang akan datang membuka kegiatan ini, namun karena baru lima hari bekerja, beliau masih masih harus konsen dikantor, sehingga tugas ini diwakilkan kepada saya”, tuturnya.

    Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM mengatakan sangat apresied dengan terpilihnya TPA Banjardowo Jombang sebagai tempat yang sangat memenuhi syarat untuk berlangsungnya Kemah Hijau 2011. “Harapan kami melalui kegiatan ini akan muncul kader-kader peduli lingkungan, karena tantangan penyelamatan lingkungan kedepan lebih berat”, tuturnya

    Kegiatan Kemah Hijau ini juga ditandai dengan penanaman pohon di lokasi desa Sumbernongko Tunggorono dan meninjau lokasi pembuangan sampah. Acara ini didukung oleh Ecoton, LSM Lestari Yogyakarta dan Pramuka. Yang akan memberikan materi seputar pentingnya lingkungan hidup, pemanfaatan dan pengelolaannya tanpa merusak lingkungan. Baik masalah sampah, air dan hutan.

    Tema yang diusung adalah “City And Climate Changey”, atau Kota Dan Perubahan Iklim. Kegiatan ini diikuti oleh anggota pramuka dari sekolah adiwiyata yang ada di 20 kabupaten kota yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo, sekitar 250 peserta. Pada pembukaan kegiatan tersebut juga dipamerkan aneka kerajinan daur ulang , budidaya tanaman jamur, batik dari pewarna alami , hasil pengolahan sampah dan lain lain dari masing-masing sekolah adiwiyata.(WATI_SJAM)

    Jombang, 26 Oktober 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    TPA Banjardowo Jombang Lokasi Pelaksanaan Kemah Hijau Ekoregion Jawa

    TPA Banjardowo Jombang Luar Biasa

    Untuk kali pertama Deputi VI Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup RI, Ir. Ilyas As’at MMA, tercengang dan memuji keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang ada di desa Banjardowo Jombang. Dirinya mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Jombang untuk menuju ke TPA guna membuka kegiatan Kemah Hijau Ekoregion Jawa 2011 di Jombang. Tapi sesampai memasuki kawasan TPA justru yang dilihat bukanlah yang seperti dibayangkannya, seperti halnya TPA pada umumnya yang kotor dan bau. Melainkan kawasan TPA yang bersih, hijau, penuh pohon dan tidak berbau.

    “ Ini TPA bukan sembarang TPA! Ini TPA Jombang luar biasa. Tidak ada tercium bau sampah, akses jalan masuknya sangat bagus dan tidak rusak dan bahkan tidak ada lalat beterbangan”, cetusnya ketika membuka Kemah Hijau Ekoregion di Jombang pada Rabu, 26 Oktober 2011

    Ir. Ilyas As’at mengapresiasi positif kepada pemerintah Kabupaten Jombang utamanya kepada Bupati Suyanto yang telah konsen terhadap lingkungan yang baik dan sehat, ini terbukti dari fasilitas TPA
    yang lebih layak disebut dengan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah daripada Tempat Pembuangan Akhir. Selain tempatnya dipenuhi dengan pohon jati yang rindang, tempat ini memang cocok untuk kegiatan edukasi yang rekreatif. “Lokasi ini sangat tepat ini untuk dikenalkan kepada para siswa bagaimana mengurangi pencemaran dan pemanasan global dengan mengetahui ,memahami pemanfaatan, pengolahan sumberdaya alam tanpa merusak lingkungan ”, tutur Ir Ilyas As’at.

    Dalam Rangka Hari Habitat Dunia, Kabupaten Jombang memang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kemah Hijau Ekoregion 2011. Kegiatan Kemah Hijau ini dipusatkan di tempat pembuangan akhir sampah yang ada di desa Banjardowo Jombang hingga 28 Oktober 2011. Acara yang rencananya dibuka oleh menteri Lingkungan Hidup RI yang baru yakni Balthasar Kambuaya ini, diwakilikan kepada Deputi VI Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup RI, Ir. Ilyas As’at MMA. “Rencananya Bapak Menteri yang akan datang membuka kegiatan ini, namun karena baru lima hari bekerja, beliau masih masih harus konsen dikantor, sehingga tugas ini diwakilkan kepada saya”, tuturnya.

    Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM mengatakan sangat apresied dengan terpilihnya TPA Banjardowo Jombang sebagai tempat yang sangat memenuhi syarat untuk berlangsungnya Kemah Hijau 2011. “Harapan kami melalui kegiatan ini akan muncul kader-kader peduli lingkungan, karena tantangan penyelamatan lingkungan kedepan lebih berat”, tuturnya

    Kegiatan Kemah Hijau ini juga ditandai dengan penanaman pohon di lokasi desa Sumbernongko Tunggorono dan meninjau lokasi pembuangan sampah. Acara ini didukung oleh Ecoton, LSM Lestari Yogyakarta dan Pramuka. Yang akan memberikan materi seputar pentingnya lingkungan hidup, pemanfaatan dan pengelolaannya tanpa merusak lingkungan. Baik masalah sampah, air dan hutan.

    Tema yang diusung adalah “City And Climate Changey”, atau Kota Dan Perubahan Iklim. Kegiatan ini diikuti oleh anggota pramuka dari sekolah adiwiyata yang ada di 20 kabupaten kota yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo, sekitar 250 peserta. Pada pembukaan kegiatan tersebut juga dipamerkan aneka kerajinan daur ulang , budidaya tanaman jamur, batik dari pewarna alami , hasil pengolahan sampah dan lain lain dari masing-masing sekolah adiwiyata.(WATI_SJAM)

    Jombang, 26 Oktober 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Sebanyak 127 RTM Nikmati Program Listrik Masuk Desa

    Bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke 66 tahun 2011, sedikitnya 127 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal dikawasan hutan /desa terpencil yang selama ini berada dalam kegelapan dimalam hari, kini dapat menikmati suasana terang dirumahnya setelah program listrik masuk desa terealisasi. Meski hanya dengan kapasitas 450 watt, 1 (satu) stop kontak, 1 (satu) jaringan lampu dan model pra bayar Kebahagiaan ini seperti diungkapkan oleh Suyadi, warga penerima bantuan listrik masuk desa dari desa pakel Bareng dan Mudji dari Ngusikan. Tanpa bisa berkata-kata, diungkapkannya kebahagian itu dihadapan Bupati dan Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan Mojokerto. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati juga jajaran PLN yang telah memperjuangkan rakyat kecil seperti kami untuk mendapatkan listrik”, tuturnya singkat.

    Program bantuan listrik masuk desa di Kabupaten Jombang ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin (RTM) hasil pendataan PPLS 2008 dan hasil rembug desa yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri. Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM didampingi Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan Mojokerto, telah menandai diresmikannya jaringan listrik pedesaan bagi rumah tangga miskin disekitar kawasan hutan Kabupaten Jombang, dengan menyalakan listrik disalah satu rumah warga yang ada didusun Curah Paras desa Pakel kecamatan Bareng. “Semoga dengan adanya listrik didesa ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi modal dalam meingkatkan perbaikan usaha”, tutur Bupati Suyanto.

    Disampaikan Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM bahwa capaian ini masih belum final dan baru memasuki babak pertama. Untuk selanjutnya akan menjadi agenda pembangunan di Kabupaten Jombang pada tahun mendatang. Dari 8 lokasi yang direncanakan, sampai pada hari ini terealisasi 4 lokasi.” Saya yakin pada tahun 2012 target ini akan rampung, dan pasti ini akan mendapatkan dukungan penuh dari tim anggaran juga komisi C -DPRD Jombang”, tandas bupati dua periode ini.

    Pembiayaan program ini sudah disiapkan melalui APBD sejak 3 tahun yang lalu, tapi selalu gagal. Dan baru tahun 2011 berhasil direalisasikan. Menghadapi kendala dan hambatan dalam merealisasikan pelayanan listrik bagi RTM di kawasan hutan tidak pernah menyurutkan semangat dan upaya pemerintah Kabupaten Jombang dan DPRD Kabupaten Jombang. Buah hasil dari upaya tersebut adalah kesediaan PLN untuk turut serta mendukung dan membiayai pembangunan jaringan listrik pedesaan. “Target kita 2012 adalah merampungkan perijinan pinjam pakai kawasan hutan dengan mekanisme dispensasi, dengan ijin tersebut PLN akan segera merealisasikan pemasangan jaringan listrik dilokasi berikutnya”, cetus Bupati Suyanto. Sebab untuk pemasangan jaringan listrik yang melewati kawasan hutan harus melalui mekanisme ijin pinjam pakai kawasan hutan yang disahkan oleh menteri Kehutanan.

    Jumlah RTM yang mendapatkan bantuan listrik masuk desa sebanyak 127 KK. Adapun lokasi penerima bantuan adalah 57 KK didusun Curah Paras , desa Pakel kecamatan bareng.Sebanyak 23 KK didusun Tanjung Baru, desa Tanjung Wadung kecamatan Kabuh. Sebanyak 32 KK didusun Papringan, desa Pojokklitih kecamatan Plandaan. Dan sebanyak 15 KK didusun Candilor, desa Sumbernongko kecamatan Ngusikan. (Wati_Radio Suara Jombang AM)
    Jombang, 27 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL SJAM

    Sebanyak 127 RTM Nikmati Program Listrik Masuk Desa

    Bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke 66 tahun 2011, sedikitnya 127 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal dikawasan hutan /desa terpencil yang selama ini berada dalam kegelapan dimalam hari, kini dapat menikmati suasana terang dirumahnya setelah program listrik masuk desa terealisasi. Meski hanya dengan kapasitas 450 watt, 1 (satu) stop kontak, 1 (satu) jaringan lampu dan model pra bayar Kebahagiaan ini seperti diungkapkan oleh Suyadi, warga penerima bantuan listrik masuk desa dari desa pakel Bareng dan Mudji dari Ngusikan. Tanpa bisa berkata-kata, diungkapkannya kebahagian itu dihadapan Bupati dan Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan Mojokerto. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati juga jajaran PLN yang telah memperjuangkan rakyat kecil seperti kami untuk mendapatkan listrik”, tuturnya singkat.

    Program bantuan listrik masuk desa di Kabupaten Jombang ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin (RTM) hasil pendataan PPLS 2008 dan hasil rembug desa yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri. Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM didampingi Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan Mojokerto, telah menandai diresmikannya jaringan listrik pedesaan bagi rumah tangga miskin disekitar kawasan hutan Kabupaten Jombang, dengan menyalakan listrik disalah satu rumah warga yang ada didusun Curah Paras desa Pakel kecamatan Bareng. “Semoga dengan adanya listrik didesa ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi modal dalam meingkatkan perbaikan usaha”, tutur Bupati Suyanto.

    Disampaikan Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM bahwa capaian ini masih belum final dan baru memasuki babak pertama. Untuk selanjutnya akan menjadi agenda pembangunan di Kabupaten Jombang pada tahun mendatang. Dari 8 lokasi yang direncanakan, sampai pada hari ini terealisasi 4 lokasi.” Saya yakin pada tahun 2012 target ini akan rampung, dan pasti ini akan mendapatkan dukungan penuh dari tim anggaran juga komisi C -DPRD Jombang”, tandas bupati dua periode ini.

    Pembiayaan program ini sudah disiapkan melalui APBD sejak 3 tahun yang lalu, tapi selalu gagal. Dan baru tahun 2011 berhasil direalisasikan. Menghadapi kendala dan hambatan dalam merealisasikan pelayanan listrik bagi RTM di kawasan hutan tidak pernah menyurutkan semangat dan upaya pemerintah Kabupaten Jombang dan DPRD Kabupaten Jombang. Buah hasil dari upaya tersebut adalah kesediaan PLN untuk turut serta mendukung dan membiayai pembangunan jaringan listrik pedesaan. “Target kita 2012 adalah merampungkan perijinan pinjam pakai kawasan hutan dengan mekanisme dispensasi, dengan ijin tersebut PLN akan segera merealisasikan pemasangan jaringan listrik dilokasi berikutnya”, cetus Bupati Suyanto. Sebab untuk pemasangan jaringan listrik yang melewati kawasan hutan harus melalui mekanisme ijin pinjam pakai kawasan hutan yang disahkan oleh menteri Kehutanan.

    Jumlah RTM yang mendapatkan bantuan listrik masuk desa sebanyak 127 KK. Adapun lokasi penerima bantuan adalah 57 KK didusun Curah Paras , desa Pakel kecamatan bareng.Sebanyak 23 KK didusun Tanjung Baru, desa Tanjung Wadung kecamatan Kabuh. Sebanyak 32 KK didusun Papringan, desa Pojokklitih kecamatan Plandaan. Dan sebanyak 15 KK didusun Candilor, desa Sumbernongko kecamatan Ngusikan. (Wati_Radio Suara Jombang AM)
    Jombang, 27 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL SJAM
    Selasa, 25 Oktober 2011

    Gus Ipul : Pramuka Hadapi Tantangan Berat

    Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim mengakui bahwa saat ini pramuka sedang dalam masa kritis dan dihadapkan dengan tantangan berat. Hal itu dikemukakan saat mantan menteri percepatan desa tertinggal asli Jombang ini melantik majelis pengurus cabang, kwartir cabang dan lembaga pemeriksa keuangan pramuka Jombang masa bakti 2011 - 2016 di pendopo pemkab, Senin (25/10/11) kemarin.

    “Tantangan itu datang dari globalisasi, mengkikis kecintaan pada tanah air, nasionalisme yang mulai tergerus, itu gambaran yang terjadi saat ini,” kata Gus Ipul, panggilan akrabnya. Mental pramuka, menurutnya, dibentuk dengan beberapa tonggak diantaranya cinta tanah air, saling tolong menolong antar sesama dan dibekali sikap kepemimpinan. Tonggak itu lama-lama mengeropos seiring makin tuanya usia jaman.

    Gus Ipul juga mengutip pernyataan Bung Karno yang menyatakan bahwa pramuka adalah milik bangsa Indonesia baik yang memakai seragam pramuka atau tidak. Karena jiwa bangsa Indonesia tercermin dalam kepramukaan.

    Selain Bung Karno, peryataan Gus Dur yang merupakan presiden RI ke-4 juga dikutip olehnya. “Sebagian orang sudah melupakan bahkan mengabaikan pramuka, padahal pramuka mengajarkan tolong menolong antar sesama,” tambahnya menirukan tokoh Jombang yang terkenal dengan guyonan “gitu aja kok repot” nya itu.

    Hal ini juga diamini oleh Bupati Suyanto. Kepramukaan harus memiliki kepercayaan diri untuk terus berkembang. “Di era teknologi seperti masa sekarang, banyak yang sudah kehilangan jati diri, maka pramuka lah yang harus mengembalikan itu,” tegasnya saat memberi sambutan di depan majelis yang akan dilantik.

    Setelah melantik pengurus cabang yang baru, Gus Ipul memberi apresiasi yang besar kepada gerakan pramuka di kota santri. “Saya sudah sering melantik para pengurus cabang di berbagai daerah di Jatim, tapi saya akui, terbaik dari yang terbaik adalah gerakan pramuka Jombang,” pungkasnya diikuti riuh tepuk pramuka dari undangan yang hadir. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 24 Oktober 2011
    Tim Liputan Humas

    Gus Ipul : Pramuka Hadapi Tantangan Berat

    Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim mengakui bahwa saat ini pramuka sedang dalam masa kritis dan dihadapkan dengan tantangan berat. Hal itu dikemukakan saat mantan menteri percepatan desa tertinggal asli Jombang ini melantik majelis pengurus cabang, kwartir cabang dan lembaga pemeriksa keuangan pramuka Jombang masa bakti 2011 - 2016 di pendopo pemkab, Senin (25/10/11) kemarin.

    “Tantangan itu datang dari globalisasi, mengkikis kecintaan pada tanah air, nasionalisme yang mulai tergerus, itu gambaran yang terjadi saat ini,” kata Gus Ipul, panggilan akrabnya. Mental pramuka, menurutnya, dibentuk dengan beberapa tonggak diantaranya cinta tanah air, saling tolong menolong antar sesama dan dibekali sikap kepemimpinan. Tonggak itu lama-lama mengeropos seiring makin tuanya usia jaman.

    Gus Ipul juga mengutip pernyataan Bung Karno yang menyatakan bahwa pramuka adalah milik bangsa Indonesia baik yang memakai seragam pramuka atau tidak. Karena jiwa bangsa Indonesia tercermin dalam kepramukaan.

    Selain Bung Karno, peryataan Gus Dur yang merupakan presiden RI ke-4 juga dikutip olehnya. “Sebagian orang sudah melupakan bahkan mengabaikan pramuka, padahal pramuka mengajarkan tolong menolong antar sesama,” tambahnya menirukan tokoh Jombang yang terkenal dengan guyonan “gitu aja kok repot” nya itu.

    Hal ini juga diamini oleh Bupati Suyanto. Kepramukaan harus memiliki kepercayaan diri untuk terus berkembang. “Di era teknologi seperti masa sekarang, banyak yang sudah kehilangan jati diri, maka pramuka lah yang harus mengembalikan itu,” tegasnya saat memberi sambutan di depan majelis yang akan dilantik.

    Setelah melantik pengurus cabang yang baru, Gus Ipul memberi apresiasi yang besar kepada gerakan pramuka di kota santri. “Saya sudah sering melantik para pengurus cabang di berbagai daerah di Jatim, tapi saya akui, terbaik dari yang terbaik adalah gerakan pramuka Jombang,” pungkasnya diikuti riuh tepuk pramuka dari undangan yang hadir. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 24 Oktober 2011
    Tim Liputan Humas
    Sabtu, 22 Oktober 2011

    24 Karateka Ambon Ditarget 10 Emas

    Ajang kompetisi karate tingkat nasional memperebutkan piala gubernur jatim ke-7 memasuki hari ke-2 Sabtu (22/10/11). Masing-masing kontingen berlomba memperbanyak perolehan medali emas untuk memuluskan langkah menjadi peringkat teratas dan mengukuhkan gelar.

    Kontingen dari Ambon, salah satu dari 106 kontingen yang mengikuti Kejurnas Karate Nasional yang dipusatkan di GOR Merdeka Jombang memberi target berat bagi para atletnya. “Target kami adalah memboyong 10 medali emas,” kata Simpay Raymond Telussa, pelatih karateka kontingen Forki Ambon.

    Target tersebut sedikit sulit mengingat pada tahun 2010 lalu, Ambon berada di peringkat ke-3 dengan perolehan 7 medali emas dari total 98 kontingen yang bertanding di kompetisi serupa di Jombang. Disinggung mengenai persiapan atletnya, pelatih yang telah menggeluti bidang olahraga karate sejak tahun 1972 ini mengaku telah melakukan persiapan selama 6 bulan.

    “Kemarin kami sudah meraih 1 perunggu, minimal kami dapat mempertahankan atau memperbaiki peringkat yang ada yakni di peringkat 3,” tegasnya dengan logat Maluku yang kental. Simpay sendiri adalah mantan atlet karate yang juga menekuni olahraga tinju. Pria asli Maluku ini juga pernah menyandang gelar karateka terbaik kota Ambon dan pernah menyabet juara 2 dalam event Porda (Pekan Olahraga Daerah) Maluku 30 tahun silam.

    Tak mau main-main dalam menyiapkan atletnya, dari 24 karateka kontingen Ambon, 18 karateka diantaranya telah mencicipi gelar juara nasional, 3 kareteka pernah meraih juara internasional dan 1 karateka pernah meraih juara 2 di Kopenhagen Open (Denmark,red) pada tahun 2009 yakni Merlin Natamoin.

    Atlet lain dari Ambon yakni Liliana juga pernah menyumbangkan emas untuk Indonesia saat bertanding di negeri jiran Malaysia. “Kami datang jauh-jauh dari Ambon untuk menang,” tegas Simpai berapi-api. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 22 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    24 Karateka Ambon Ditarget 10 Emas

    Ajang kompetisi karate tingkat nasional memperebutkan piala gubernur jatim ke-7 memasuki hari ke-2 Sabtu (22/10/11). Masing-masing kontingen berlomba memperbanyak perolehan medali emas untuk memuluskan langkah menjadi peringkat teratas dan mengukuhkan gelar.

    Kontingen dari Ambon, salah satu dari 106 kontingen yang mengikuti Kejurnas Karate Nasional yang dipusatkan di GOR Merdeka Jombang memberi target berat bagi para atletnya. “Target kami adalah memboyong 10 medali emas,” kata Simpay Raymond Telussa, pelatih karateka kontingen Forki Ambon.

    Target tersebut sedikit sulit mengingat pada tahun 2010 lalu, Ambon berada di peringkat ke-3 dengan perolehan 7 medali emas dari total 98 kontingen yang bertanding di kompetisi serupa di Jombang. Disinggung mengenai persiapan atletnya, pelatih yang telah menggeluti bidang olahraga karate sejak tahun 1972 ini mengaku telah melakukan persiapan selama 6 bulan.

    “Kemarin kami sudah meraih 1 perunggu, minimal kami dapat mempertahankan atau memperbaiki peringkat yang ada yakni di peringkat 3,” tegasnya dengan logat Maluku yang kental. Simpay sendiri adalah mantan atlet karate yang juga menekuni olahraga tinju. Pria asli Maluku ini juga pernah menyandang gelar karateka terbaik kota Ambon dan pernah menyabet juara 2 dalam event Porda (Pekan Olahraga Daerah) Maluku 30 tahun silam.

    Tak mau main-main dalam menyiapkan atletnya, dari 24 karateka kontingen Ambon, 18 karateka diantaranya telah mencicipi gelar juara nasional, 3 kareteka pernah meraih juara internasional dan 1 karateka pernah meraih juara 2 di Kopenhagen Open (Denmark,red) pada tahun 2009 yakni Merlin Natamoin.

    Atlet lain dari Ambon yakni Liliana juga pernah menyumbangkan emas untuk Indonesia saat bertanding di negeri jiran Malaysia. “Kami datang jauh-jauh dari Ambon untuk menang,” tegas Simpai berapi-api. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 22 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM
    Selasa, 18 Oktober 2011

    Pelayanan Publik Puskesmas Mojoagung Diuji

    Pelayanan publik sebagai bentuk service yang diberikan pemerintah kepada masyarakat kembali diuji. Kali ini, puskesmas yang jadi sasaran. Sebanyak 6 orang tim dari Pemerintah Provinsi Jatim pagi ini, Selasa (18/10/11) terjun langsung ke Puskesmas Idaman Mojoagung untuk melakukan penilaian. Rombongan dipimpin Siti Roaniah, SH Msi dari Biro Organisasi memimpin 5 orang anggota tim dari berbagai instansi diantaranya Biro Hukum Pemprov Jatim, Depkominfo dan Inspektorat. Tim penilai kinerja unit pelayanan publik percontohan diterima oleh Wakil Bupati Jombang, Drs.H Widjono Soeparno,Msi didampingi Dr.Suparyanto,MKes Kepala Dinas Kesehatan Jombang dan dr.Sriwulani Sumargo, Sp.Rad,MKes Kepala Puskesmas Mojoagung.

    Wabup Widjono dalam sambutannya mengapresiasi kunjungan tim penilai ke Puskesmas Mojoagung. "Kami mengapresiasi positif adanya penilaian ini untuk perbaikan ke depan, karena Puskesmas Mojoagung ini salah satu Puskesmas terbaik yang dimiliki Jombang," tegasnya. Disamping sebagai bentuk evaluasi kinerja aparatur pemerintah di bidang kesehatan, penilaian yang dilakukan tim gabungan pemprov ini juga sebagai tindak lanjut Permen PAN (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) No. 7 tahun 2011 terkait perbaikan tingkat pelayanan publik kepada masyarakat.

    Kepala Puskesmas Mojoagung dr.Sriwulani,SpRad, MKes sedikit mereview dan mempresentasikan profil Puskesmas Idaman Mojoagung yang telah meraih ISO 9001 tahun 2008 ini. Beberapa terobosan dan inovasi dibeber didepan tim penilai, seperti layanan 24 jam dan pelayanan rawat inap. "Kami memiliki fasilitas rawat inap dengan kapasitas 40 tempat tidur dengam lingkungan yang bersih dan nyaman serta tenaga medis yang profesional," terangnya.

    Beberapa aspek penilaian yang disorot oleh tim penilai diantaranya visi dan misi puskesmas, layanan dan prosedur, SDM atau sumber daya manusia, sarana dan prasarana, inovasi serta beberapa hal yang menonjol. "Memang ada banyak komponen penilaian, namun yang paling kami utamakan dan jadi fokus adalah masalah pelayanan," kata Siti Roaniah ketua tim penilai. Pujian dan kritik sempat terlontar dari tim penilai. Apresiasi yang tinggi diberikan oleh tim penilai terkait lingkungan puskesmas yang bersih dan asri serta banyak tumbuhan peneduh, namun Siti sempat menyoroti papan nama puskesmas yang terlalu menjorok ke dalam sehingga tak terlalu nampak jika dilihat dari jalan raya.

    "Sebaiknya penempatan papan nama perlu diperhatikan, apalagi tinggi tanah puskesmas lebih rendah dari jalan raya, harus bisa dilihat dari jauh," katanya. Tim penilai juga mengkritik sistem komputerisasi online agar lebih up date lagi serta hal lain terkait kebersihan toilet. "Kalau toiletnya bersih, otomatis penilaian masyarakat juga baik. dan yang lain mengikuti," tegas salah satu tim penilai dari Depkominfo. Usai mendengarkan paparan kepala puskesmas, tim penilai melakukan monitoring ke beberapa layanan serta poli dan klinik Puskesmas Mojoagung. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 18 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Pelayanan Publik Puskesmas Mojoagung Diuji

    Pelayanan publik sebagai bentuk service yang diberikan pemerintah kepada masyarakat kembali diuji. Kali ini, puskesmas yang jadi sasaran. Sebanyak 6 orang tim dari Pemerintah Provinsi Jatim pagi ini, Selasa (18/10/11) terjun langsung ke Puskesmas Idaman Mojoagung untuk melakukan penilaian. Rombongan dipimpin Siti Roaniah, SH Msi dari Biro Organisasi memimpin 5 orang anggota tim dari berbagai instansi diantaranya Biro Hukum Pemprov Jatim, Depkominfo dan Inspektorat. Tim penilai kinerja unit pelayanan publik percontohan diterima oleh Wakil Bupati Jombang, Drs.H Widjono Soeparno,Msi didampingi Dr.Suparyanto,MKes Kepala Dinas Kesehatan Jombang dan dr.Sriwulani Sumargo, Sp.Rad,MKes Kepala Puskesmas Mojoagung.

    Wabup Widjono dalam sambutannya mengapresiasi kunjungan tim penilai ke Puskesmas Mojoagung. "Kami mengapresiasi positif adanya penilaian ini untuk perbaikan ke depan, karena Puskesmas Mojoagung ini salah satu Puskesmas terbaik yang dimiliki Jombang," tegasnya. Disamping sebagai bentuk evaluasi kinerja aparatur pemerintah di bidang kesehatan, penilaian yang dilakukan tim gabungan pemprov ini juga sebagai tindak lanjut Permen PAN (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) No. 7 tahun 2011 terkait perbaikan tingkat pelayanan publik kepada masyarakat.

    Kepala Puskesmas Mojoagung dr.Sriwulani,SpRad, MKes sedikit mereview dan mempresentasikan profil Puskesmas Idaman Mojoagung yang telah meraih ISO 9001 tahun 2008 ini. Beberapa terobosan dan inovasi dibeber didepan tim penilai, seperti layanan 24 jam dan pelayanan rawat inap. "Kami memiliki fasilitas rawat inap dengan kapasitas 40 tempat tidur dengam lingkungan yang bersih dan nyaman serta tenaga medis yang profesional," terangnya.

    Beberapa aspek penilaian yang disorot oleh tim penilai diantaranya visi dan misi puskesmas, layanan dan prosedur, SDM atau sumber daya manusia, sarana dan prasarana, inovasi serta beberapa hal yang menonjol. "Memang ada banyak komponen penilaian, namun yang paling kami utamakan dan jadi fokus adalah masalah pelayanan," kata Siti Roaniah ketua tim penilai. Pujian dan kritik sempat terlontar dari tim penilai. Apresiasi yang tinggi diberikan oleh tim penilai terkait lingkungan puskesmas yang bersih dan asri serta banyak tumbuhan peneduh, namun Siti sempat menyoroti papan nama puskesmas yang terlalu menjorok ke dalam sehingga tak terlalu nampak jika dilihat dari jalan raya.

    "Sebaiknya penempatan papan nama perlu diperhatikan, apalagi tinggi tanah puskesmas lebih rendah dari jalan raya, harus bisa dilihat dari jauh," katanya. Tim penilai juga mengkritik sistem komputerisasi online agar lebih up date lagi serta hal lain terkait kebersihan toilet. "Kalau toiletnya bersih, otomatis penilaian masyarakat juga baik. dan yang lain mengikuti," tegas salah satu tim penilai dari Depkominfo. Usai mendengarkan paparan kepala puskesmas, tim penilai melakukan monitoring ke beberapa layanan serta poli dan klinik Puskesmas Mojoagung. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 18 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM
    Jumat, 14 Oktober 2011

    Pengalihan PBB-P2 dan BPHTB Harus Disiapkan Matang

    Salah satu kebijakan pajak daerah yang diatur dalam UU Nomor 28 tahun 2009, menetapkan pajak bumi bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) serta Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) menjadi pajak kabupaten/kota. Mengingat pengalihan PBB-P2 dan BPHTB memerlukan persiapan yang tidak sedikit, maka dalam UU itu juga diatur masa transisi, untuk BPHTB mulai dipungut oleh daerah 1 Januari 2011, sedangkan PBB-P2 dapat dipungut mulai 1 Januari 2011 dan paling lambat 1 Januari 2014.

    Sosialisasi terkait kebijakan l itu di Kabupaten Jombang telah digelar pada Kamis, 13 Oktober 2011 di Ruang Bung Tomo kantor pemerintah kabupaten Jombang. Diikuti oleh seluruh SKPD lingkup pemkab Jombang, pimpinan Bank dan notaris, Camat, Kepala Desa dan perangkatnya, akademisi dan sejumlah tokoh masyarakat.
    Sukarni M. Amin SH Kasubdit PDRD I dari Dirjend Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI dalam sambutannya mengatakan, salah satu kebijakan pajak daerah, diatur dalam UU No.28/2009. UU ini berisi penetapan PBB-P2 serta BPHTB menjadi pajak setiap kabupaten/kota se Indonesia. Kedua pajak itu, kata Sukarni, layak untuk ditetapkan menjadi pajak daerah, karena telah memenuhi criteria. Kriterianya, antara lain, ditinjau dari aspek lokalitas, hubungan antara pembayar pajak dan yang menikmati manfaat pajak.

    Dipaparkan Sukarni, mengingat pengalihan PBB-P2 dan BPHTB ini, memerlukan persiapan yang tidak sedikit. Maka dalam UU 28/2009 diatur masa transisinya. Transisi ini dirinci Sukarni, BPHTB mulai dipungut oleh daerah tanggal 1 Januari 2011. PBB-P2 dapat dipungut oleh daerah mulai 1 Januari 2011 dan paling lambat 1 Januari 2014. “Selama masa transisi ini, pemerintah mempersiapkan tahapan pengalihan PBB-P2 dan BPHTB, sehingga ketika pemungutannya dapat dilakukan oleh daerah dengan lancar” katanya.

    Sebagai persiapan menjadi pajak daerah, pemerintah telah menerbitkan dua Peraturan Bersama (PB) Menkeu dan Mendagri. Kedua PB itu bernomor 53 tahun 2010, tentang Tahapan Persiapan Pengalihan BPHTB Menjadi Pajak Daerah. PB berikutnya dengan nomor 58 tahun 2010 tentang, Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah. “Kedua PB ini, diatur tugas dan tanggung jawab Kemenkeu dan Mendagri serta Pemda” jelasnya.

    Sementara itu dari ratusan daerah se- Indonesia masih 17 daerah yang menyatakan siap melakukan pemungutan PBB-P2 pada 1 Januari 2012 mendatang.

    Wakil Bupati Jombang Drs. H. Widjono Suparno mengaku akan siap melaksanakan pengalihan pemungutan PBB-P2 di Kabupaten Jombang pada tahun 2014. Mengingat persiapan yang dilakukan sangat kompleks, mulai dari perangkat lunak seperti perda, perbup, maupun SDM yang harus sesuai dengan kualifikasi bahkan besar kemungkinan juga terkait bagaimana kelembagaanya. “Ini adalah tantangan bagi Kabupaten Jombang, saya minta DPPKAD mempersiapkan ini dengan matang mulai dari sekarang”, tutur Wabup Widjono Suparno.
    Pembicara dalam sosialisasi siang itu antara lain Sukarni M Amin menjelaskan tentang filosofi pengalihan PBB P2 Sebagai Pajak Daerah. Kebijakan Pengalihan PBB-P2 sebagai pajak daerah dan Struktur Organisasi Tata Kerja oleh Lukmanul Hakim, kepala seksi PDRD I untuk wilayah Nangroe Aceh Darusalam dan Riau. Dan untuk teknis Pemungutan Pajak disampaikan oleh Rustana M Asrun dari KPP Pratama Mojokerto. (Wati_SJAM)

    Jombang, 13 oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Pengalihan PBB-P2 dan BPHTB Harus Disiapkan Matang

    Salah satu kebijakan pajak daerah yang diatur dalam UU Nomor 28 tahun 2009, menetapkan pajak bumi bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) serta Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) menjadi pajak kabupaten/kota. Mengingat pengalihan PBB-P2 dan BPHTB memerlukan persiapan yang tidak sedikit, maka dalam UU itu juga diatur masa transisi, untuk BPHTB mulai dipungut oleh daerah 1 Januari 2011, sedangkan PBB-P2 dapat dipungut mulai 1 Januari 2011 dan paling lambat 1 Januari 2014.

    Sosialisasi terkait kebijakan l itu di Kabupaten Jombang telah digelar pada Kamis, 13 Oktober 2011 di Ruang Bung Tomo kantor pemerintah kabupaten Jombang. Diikuti oleh seluruh SKPD lingkup pemkab Jombang, pimpinan Bank dan notaris, Camat, Kepala Desa dan perangkatnya, akademisi dan sejumlah tokoh masyarakat.
    Sukarni M. Amin SH Kasubdit PDRD I dari Dirjend Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI dalam sambutannya mengatakan, salah satu kebijakan pajak daerah, diatur dalam UU No.28/2009. UU ini berisi penetapan PBB-P2 serta BPHTB menjadi pajak setiap kabupaten/kota se Indonesia. Kedua pajak itu, kata Sukarni, layak untuk ditetapkan menjadi pajak daerah, karena telah memenuhi criteria. Kriterianya, antara lain, ditinjau dari aspek lokalitas, hubungan antara pembayar pajak dan yang menikmati manfaat pajak.

    Dipaparkan Sukarni, mengingat pengalihan PBB-P2 dan BPHTB ini, memerlukan persiapan yang tidak sedikit. Maka dalam UU 28/2009 diatur masa transisinya. Transisi ini dirinci Sukarni, BPHTB mulai dipungut oleh daerah tanggal 1 Januari 2011. PBB-P2 dapat dipungut oleh daerah mulai 1 Januari 2011 dan paling lambat 1 Januari 2014. “Selama masa transisi ini, pemerintah mempersiapkan tahapan pengalihan PBB-P2 dan BPHTB, sehingga ketika pemungutannya dapat dilakukan oleh daerah dengan lancar” katanya.

    Sebagai persiapan menjadi pajak daerah, pemerintah telah menerbitkan dua Peraturan Bersama (PB) Menkeu dan Mendagri. Kedua PB itu bernomor 53 tahun 2010, tentang Tahapan Persiapan Pengalihan BPHTB Menjadi Pajak Daerah. PB berikutnya dengan nomor 58 tahun 2010 tentang, Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah. “Kedua PB ini, diatur tugas dan tanggung jawab Kemenkeu dan Mendagri serta Pemda” jelasnya.

    Sementara itu dari ratusan daerah se- Indonesia masih 17 daerah yang menyatakan siap melakukan pemungutan PBB-P2 pada 1 Januari 2012 mendatang.

    Wakil Bupati Jombang Drs. H. Widjono Suparno mengaku akan siap melaksanakan pengalihan pemungutan PBB-P2 di Kabupaten Jombang pada tahun 2014. Mengingat persiapan yang dilakukan sangat kompleks, mulai dari perangkat lunak seperti perda, perbup, maupun SDM yang harus sesuai dengan kualifikasi bahkan besar kemungkinan juga terkait bagaimana kelembagaanya. “Ini adalah tantangan bagi Kabupaten Jombang, saya minta DPPKAD mempersiapkan ini dengan matang mulai dari sekarang”, tutur Wabup Widjono Suparno.
    Pembicara dalam sosialisasi siang itu antara lain Sukarni M Amin menjelaskan tentang filosofi pengalihan PBB P2 Sebagai Pajak Daerah. Kebijakan Pengalihan PBB-P2 sebagai pajak daerah dan Struktur Organisasi Tata Kerja oleh Lukmanul Hakim, kepala seksi PDRD I untuk wilayah Nangroe Aceh Darusalam dan Riau. Dan untuk teknis Pemungutan Pajak disampaikan oleh Rustana M Asrun dari KPP Pratama Mojokerto. (Wati_SJAM)

    Jombang, 13 oktober 2011
    Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM

    Dinkes : Difteri Belum Mewabah di Jombang

    Penyebaran penyakit difteri sungguh mengkhawatirkan, di tingkat Jawa Timur difteri sedikitnya telah menjangkiti sekitar 329 orang. Data ini berdasar survey yang dilakukan Kementerian Kesehatan per 11 Oktober 2011. Bagaimana penyebarannya di kota santri? Hingga saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang belum menemukan daerah suspect difteri. Hal ini dibenarkan Sekretaris Dinkes Jombang Heri Wibowo, M.Kes.

    “Sampai saat ini belum ditemukan kasus difteri yang masuk kategori luar biasa, bulan Februari lalu memang ada 1 korban yang terjangkit namun dapat ditangani oleh tenaga medis dan sembuh,” tegasnya saat dikonfirmasi djombang.com melalui pesan singkat Kamis (13/10/11) kemarin.

    Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae, penyakit ini ditularkan dengan cara menghirup dahak yang dikeluarkan melalui mulut atau hidung berupa ludah penderita. Dahak atau ingus saat batuk, bersin, meludah, atau dari tangan ibu yang membersihkan hidung atau mulut anaknya. Memegang anak lain dapat juga tertular atau juga dari handuk yang terkontaminasi. Serta susu yang terkontaminasi penderita.

    Pencegahan yang dinilai efektif adalah dengan pemberian imunisasi difteri. Pertama, DPT-HB (Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B) yang diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Kedua, DT (Difteri dan Tetanus) yang diberikan pada anak kelas 1 SD/MI atau setingkatnya. Ketiga, Td (Tetanus dan Difteri dengan kandungan 1/5 bagian dari DT atau DPT-HB) untuk anak usia kelas 2 dan 3 SD/MI atau sekolah setingkatnya.

    Bayi yang telah mendapatkan imunisasi lengkap (3 kali pemberian dengan selang 1 bulan) akan terlindungi dengan baik, sebab efikasi atau kemampuan anak untuk membentuk sistem imunitas rata-rata vaksin difteri adalah 90 persen. Sehingga dapat dipastikan bahwa dengan pemberian imunisasi sebanyak tiga lebih dari 95 persen anak akan terlindungi. Dengan pemberian imunisasi lanjutan pada anak kelas 1, 2, dan 3 SD/MI dan setingkatnya, maka diharapkan anak sampai dengan usia 20 tahun sudah terlindungi dari difteri.

    Disinggung mengenai kesiapan menghadapi penyebaran penyakit ini di kota santri, Heri mengaku Dinkes siap memfasilitasi sampai tingkat Puskesmas. “Meski sekarang belum ditemukan kasusnya, namun kami siap dengan tenaga medis yang berpengalaman,” pungkasnya. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 14 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Dinkes : Difteri Belum Mewabah di Jombang

    Penyebaran penyakit difteri sungguh mengkhawatirkan, di tingkat Jawa Timur difteri sedikitnya telah menjangkiti sekitar 329 orang. Data ini berdasar survey yang dilakukan Kementerian Kesehatan per 11 Oktober 2011. Bagaimana penyebarannya di kota santri? Hingga saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang belum menemukan daerah suspect difteri. Hal ini dibenarkan Sekretaris Dinkes Jombang Heri Wibowo, M.Kes.

    “Sampai saat ini belum ditemukan kasus difteri yang masuk kategori luar biasa, bulan Februari lalu memang ada 1 korban yang terjangkit namun dapat ditangani oleh tenaga medis dan sembuh,” tegasnya saat dikonfirmasi djombang.com melalui pesan singkat Kamis (13/10/11) kemarin.

    Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae, penyakit ini ditularkan dengan cara menghirup dahak yang dikeluarkan melalui mulut atau hidung berupa ludah penderita. Dahak atau ingus saat batuk, bersin, meludah, atau dari tangan ibu yang membersihkan hidung atau mulut anaknya. Memegang anak lain dapat juga tertular atau juga dari handuk yang terkontaminasi. Serta susu yang terkontaminasi penderita.

    Pencegahan yang dinilai efektif adalah dengan pemberian imunisasi difteri. Pertama, DPT-HB (Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B) yang diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Kedua, DT (Difteri dan Tetanus) yang diberikan pada anak kelas 1 SD/MI atau setingkatnya. Ketiga, Td (Tetanus dan Difteri dengan kandungan 1/5 bagian dari DT atau DPT-HB) untuk anak usia kelas 2 dan 3 SD/MI atau sekolah setingkatnya.

    Bayi yang telah mendapatkan imunisasi lengkap (3 kali pemberian dengan selang 1 bulan) akan terlindungi dengan baik, sebab efikasi atau kemampuan anak untuk membentuk sistem imunitas rata-rata vaksin difteri adalah 90 persen. Sehingga dapat dipastikan bahwa dengan pemberian imunisasi sebanyak tiga lebih dari 95 persen anak akan terlindungi. Dengan pemberian imunisasi lanjutan pada anak kelas 1, 2, dan 3 SD/MI dan setingkatnya, maka diharapkan anak sampai dengan usia 20 tahun sudah terlindungi dari difteri.

    Disinggung mengenai kesiapan menghadapi penyebaran penyakit ini di kota santri, Heri mengaku Dinkes siap memfasilitasi sampai tingkat Puskesmas. “Meski sekarang belum ditemukan kasusnya, namun kami siap dengan tenaga medis yang berpengalaman,” pungkasnya. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 14 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM
    Rabu, 12 Oktober 2011

    Upacara Hari Jadi ke 66 Provinsi Jatim di Kabupaten Jombang

    Seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil diilingkup Pemkab Jombang, Satpol PP, Dishub, Mahasiswa, Pramuka dan Pelajar di Kabupaten Jombang, pada Rabu ( 12/10) mengikuti upacara peringatan hari jadi provinsi Jawa Timur ke 66 tahun 2011 di lapangan pemkab Jombang.
    Tema hari jadi provinsi Jawa Timur tahun ini adalah dengan “Semangat Hari Jadi ke-66 Provinsi Jawa Timur, Kita Berantas Korupsi Untuk Mengurangi Kemiskinan”. Upacara dihadiri seluruh jajaran muspida beserta ibu dan kepala SKPD dilingkup Pemkab Jombang serta 67 anggota KORPRI yang telah purnatugas. Seluruh petugas upacara pagi itu dari jajaran Camat. Upacara diawali dengan pembacaan sejarah singkat Provinsi Jawa Timur. Tampak Lambang Daerah Provinsi Jatim berkibar dalam kawalan barisan satpol PP.
    Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM selaku inspektur upacara tampak berbeda dengan pakaian yang dikenakan. Pada upacara hari jadi Prov Jatim ke 66 ini, bupati Suyanto mengenakan pakaian khas Jawa Timur.
    Dalam sambutannya Bupati Suyanto mengajak seluruh peserta upacara khususnya dan masyarakat Jombang pada umumnya untuk membangun semangat seperti halnya para pendahulu bangsa. “Mari kita jaga dan pelihara keberlanjutan eksistensi Provinsi Jawa Timur khususnya yang berada di Kabupaten Jombang”, tuturnya.
    Ditambahkan Suyanto, bagaimanapun kabupaten Jombang adalah menjadi bagian terpenting bagi berdirinya provinsi Jawa Timur. “Pergeseran pusat kerajaan dari Mataram I dengan rajanya Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke wilayah administrasi Kab. Jombang, artinya Kabupaten Jombang menjadi bagian terpenting dari sejarah berdirinya provinsi Jawa Timur “, tuturnya
    Bupati Suyanto juga mengajak seluruh masyarakat Jombang untuk memperkuat idiologi pancasila dan memperkuat 4 pilar berdirinya Negara Republik Indonesia. “Ini harus dijiwai dan diimplementasikan didalam kehidupan utamanya didalam menjalankan roda p emerintahan di Kabupaten Jombang”, tandasnya.
    Diakhir sambutannya Bupati dua periode ini mengucapkan Dirgahayu Provinsi Jawa Timur ke 66 dengan harapan semoga Jatim semakin jaya, Jawa Timur menjadi lokomotif pembangunan Indonesia bagian timur dan masyarakat Jawa Timur menjadi sejah tera.
    Usai upacara, bupati Suyanto menyerahkan tali asih kepada 67 karyawan karyawati yang telah memasuki purnatugas. (Wati_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL radio Suara Jombang AM

    Upacara Hari Jadi ke 66 Provinsi Jatim di Kabupaten Jombang

    Seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil diilingkup Pemkab Jombang, Satpol PP, Dishub, Mahasiswa, Pramuka dan Pelajar di Kabupaten Jombang, pada Rabu ( 12/10) mengikuti upacara peringatan hari jadi provinsi Jawa Timur ke 66 tahun 2011 di lapangan pemkab Jombang.
    Tema hari jadi provinsi Jawa Timur tahun ini adalah dengan “Semangat Hari Jadi ke-66 Provinsi Jawa Timur, Kita Berantas Korupsi Untuk Mengurangi Kemiskinan”. Upacara dihadiri seluruh jajaran muspida beserta ibu dan kepala SKPD dilingkup Pemkab Jombang serta 67 anggota KORPRI yang telah purnatugas. Seluruh petugas upacara pagi itu dari jajaran Camat. Upacara diawali dengan pembacaan sejarah singkat Provinsi Jawa Timur. Tampak Lambang Daerah Provinsi Jatim berkibar dalam kawalan barisan satpol PP.
    Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM selaku inspektur upacara tampak berbeda dengan pakaian yang dikenakan. Pada upacara hari jadi Prov Jatim ke 66 ini, bupati Suyanto mengenakan pakaian khas Jawa Timur.
    Dalam sambutannya Bupati Suyanto mengajak seluruh peserta upacara khususnya dan masyarakat Jombang pada umumnya untuk membangun semangat seperti halnya para pendahulu bangsa. “Mari kita jaga dan pelihara keberlanjutan eksistensi Provinsi Jawa Timur khususnya yang berada di Kabupaten Jombang”, tuturnya.
    Ditambahkan Suyanto, bagaimanapun kabupaten Jombang adalah menjadi bagian terpenting bagi berdirinya provinsi Jawa Timur. “Pergeseran pusat kerajaan dari Mataram I dengan rajanya Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke wilayah administrasi Kab. Jombang, artinya Kabupaten Jombang menjadi bagian terpenting dari sejarah berdirinya provinsi Jawa Timur “, tuturnya
    Bupati Suyanto juga mengajak seluruh masyarakat Jombang untuk memperkuat idiologi pancasila dan memperkuat 4 pilar berdirinya Negara Republik Indonesia. “Ini harus dijiwai dan diimplementasikan didalam kehidupan utamanya didalam menjalankan roda p emerintahan di Kabupaten Jombang”, tandasnya.
    Diakhir sambutannya Bupati dua periode ini mengucapkan Dirgahayu Provinsi Jawa Timur ke 66 dengan harapan semoga Jatim semakin jaya, Jawa Timur menjadi lokomotif pembangunan Indonesia bagian timur dan masyarakat Jawa Timur menjadi sejah tera.
    Usai upacara, bupati Suyanto menyerahkan tali asih kepada 67 karyawan karyawati yang telah memasuki purnatugas. (Wati_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan LPPL radio Suara Jombang AM

    480 Prajurit Batalyon Infanteri Terjun di Ploso

    Desa Tanggungkramat Ploso jadi sasaran sekitar 480 prajurit anggota Batalyon Infanteri Linud (Lintas Udara) 501 Bajra Yudha Malang untuk terjun payung. Menghangatnya kembali kasus pencaplokan wilayah Indonesia di Kalimantan yang dilakukan Malaysia nampaknya turut melatarbelakangi latihan tempur ini.

    Namun hal itu langsung dibantah Komandan Brigif Linud 501 Bajra Yudha Malang, Letkol Inf Sidhi Purnomo. “Kami hanya latihan terjun taktis untuk meningkatkan kemampuan tempur,” tegasnya. Meski demikian, korps infanteri ini mengaku siap bertempur habis-habisan mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI dari gangguan militer.

    Simulasi perang dan latihan terjun taktis yang dilakukan mirip yang digelar di Kabuh beberapa bulan lalu. Para prajurit, terjun dari ketinggian ratusan meter untuk menuju sasaran. Dalam simulasi ini, digambarkan sebuah daerah dikuasai oleh gerakan separatis dan tugas para prajurit adalah mengepung dari jalur darat dan udara.

    Begitu berhasil mencapai titik koordinat yang telah ditentukan, para prajurit melakukan pengepungan dan penguasaan wilayah. Praktis, gerakan separatis berhasil diamankan dan wilayah disterilkan. Latihan dengan model ini memang efektif untuk menghantam barikade pertahanan musuh yang lemah disisi udara. Beberapa waktu lalu, sekitar 300 prajurit dari Batalyon yang sama melakukan latihan serupa di medan persawahan Kabuh. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    480 Prajurit Batalyon Infanteri Terjun di Ploso

    Desa Tanggungkramat Ploso jadi sasaran sekitar 480 prajurit anggota Batalyon Infanteri Linud (Lintas Udara) 501 Bajra Yudha Malang untuk terjun payung. Menghangatnya kembali kasus pencaplokan wilayah Indonesia di Kalimantan yang dilakukan Malaysia nampaknya turut melatarbelakangi latihan tempur ini.

    Namun hal itu langsung dibantah Komandan Brigif Linud 501 Bajra Yudha Malang, Letkol Inf Sidhi Purnomo. “Kami hanya latihan terjun taktis untuk meningkatkan kemampuan tempur,” tegasnya. Meski demikian, korps infanteri ini mengaku siap bertempur habis-habisan mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI dari gangguan militer.

    Simulasi perang dan latihan terjun taktis yang dilakukan mirip yang digelar di Kabuh beberapa bulan lalu. Para prajurit, terjun dari ketinggian ratusan meter untuk menuju sasaran. Dalam simulasi ini, digambarkan sebuah daerah dikuasai oleh gerakan separatis dan tugas para prajurit adalah mengepung dari jalur darat dan udara.

    Begitu berhasil mencapai titik koordinat yang telah ditentukan, para prajurit melakukan pengepungan dan penguasaan wilayah. Praktis, gerakan separatis berhasil diamankan dan wilayah disterilkan. Latihan dengan model ini memang efektif untuk menghantam barikade pertahanan musuh yang lemah disisi udara. Beberapa waktu lalu, sekitar 300 prajurit dari Batalyon yang sama melakukan latihan serupa di medan persawahan Kabuh. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Suyanto : CPNS Tak Ada Sogok-Sogokan

    Pasca namanya dicatut dalam beberapa kasus penipuan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab, akhirnya Bupati Suyanto memberikan reaksi. Ia membantah keras bahwa dalam rekrutment CPNS ada system “sogokan”. Sejak pertama kali Jombang menggelar rekrutmen CPNS pada 2002 lalu, komitmen Pemkab Jombang tak bergeser, yakni melakukan rekrutmen yang benar-benar bersih dari percaloan.

    “Selalu saya sampaikan bahwa Pemkab tak pernah membuat pola penerimaan dengan system sogokan sejumlah uang baik langsung atau tak langsung,” sanggahnya. Oleh karena itu, Suyanto menghimbau masyarakat untuk wajib tidak percaya jika ada oknum yang mengaku-ngaku dekat dengan dirinya atau petinggi pemkab dan menawarkan untuk masuk PNS.

    “Saya tegaskan lagi, tidak ada hal seperti itu, baik saya secara pribadi, secara jabatan atau mewakili Pemkab, semua sudah diurus oleh Polres untuk mengusut tuntas oknum tersebut dan tidak akan ada intervensi dari pemerintah daerah,” katanya sesaat setelah memimpin upacara hari jadi Propinsi Jatim di lapangan Pemkab Jombang, Rabu (12/10/11) pagi.

    Seperti diberitakan sebelumnya, kasus calo CPNS berhasil diungkap jajaran Polres Jombang dengan beberapa tersangka yang mengaku sebagai orang dekat Bupati. Tercatat sudah puluhan korban yang terpedaya dengan memberikan sejumlah uang untuk memuluskan langkah menjadi PNS. Hingga saat ini, kasus tersebut masih diproses oleh Polres Jombang. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Suyanto : CPNS Tak Ada Sogok-Sogokan

    Pasca namanya dicatut dalam beberapa kasus penipuan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab, akhirnya Bupati Suyanto memberikan reaksi. Ia membantah keras bahwa dalam rekrutment CPNS ada system “sogokan”. Sejak pertama kali Jombang menggelar rekrutmen CPNS pada 2002 lalu, komitmen Pemkab Jombang tak bergeser, yakni melakukan rekrutmen yang benar-benar bersih dari percaloan.

    “Selalu saya sampaikan bahwa Pemkab tak pernah membuat pola penerimaan dengan system sogokan sejumlah uang baik langsung atau tak langsung,” sanggahnya. Oleh karena itu, Suyanto menghimbau masyarakat untuk wajib tidak percaya jika ada oknum yang mengaku-ngaku dekat dengan dirinya atau petinggi pemkab dan menawarkan untuk masuk PNS.

    “Saya tegaskan lagi, tidak ada hal seperti itu, baik saya secara pribadi, secara jabatan atau mewakili Pemkab, semua sudah diurus oleh Polres untuk mengusut tuntas oknum tersebut dan tidak akan ada intervensi dari pemerintah daerah,” katanya sesaat setelah memimpin upacara hari jadi Propinsi Jatim di lapangan Pemkab Jombang, Rabu (12/10/11) pagi.

    Seperti diberitakan sebelumnya, kasus calo CPNS berhasil diungkap jajaran Polres Jombang dengan beberapa tersangka yang mengaku sebagai orang dekat Bupati. Tercatat sudah puluhan korban yang terpedaya dengan memberikan sejumlah uang untuk memuluskan langkah menjadi PNS. Hingga saat ini, kasus tersebut masih diproses oleh Polres Jombang. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 12 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM
    Selasa, 11 Oktober 2011

    Bursa Kerja

    Ini kabar bagus bagi Anda yang saat ini masih jobless atau belum menemukan pekerjaan. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kab.Jombang segera menggelar bursa kerja yang diikuti oleh 4 perusahaan besar di kota santri. Beberapa perusahaan yang join dan membuka lowongan dalam bursa kerja ini diantaranya, PT Indomarco Priscotama (Indomaret), PT Anugerah Mutiara Luhur (Sampoerna), Honda Aries Motor Putera dan Yamaha Motor.

    Bagi para pelamar atau peserta bursa kerja dapat langsung membawa surat lamaran dan kelengkapannya seperti fotokopi ijasah terakhir, fotokopi KTP, kartu tanda pencari kerja atau kartu kuning (AK 1) dan pas foto ukuran 4x6. Acara yang ditunggu para pencari kerja ini digelar di kantor Dinsosnaker pada Kamis (13/10/11) pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai. Bisa jadi, penambahan angka pengangguran di Jombang dengan banyaknya lulusan baru dapat ditekan melalui recruitment ini.

    “Bursa kerja ini diharapkan dapat sedikit mengurangi angka pengangguran,” tegas Kepala Dinsosnakertrans Ahmada Yakub, melalui Kabid PPTKT (Penempatan Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Drs. Supadil. Persoalan pengangguran memang menjadi persoalan pokok hampir di setiap daerah. Sedikit gambaran, angka pengangguran di Jombang sempat meningkat tajam antara tahun 2008 ke tahun 2009. Waktu itu menurut data Dinsosnakertrans, angka pengangguran di Jombang tercatat 48.325 orang.

    Angka ini kemudian naik menjadi 57.899 orang pada tahun 2009. Artinya, dalam setahun antara tahun 2008 – 2009 jumlah pengangguran di kota santri mengalami peningkatan 9.574 orang. Angka yang cukup mencengangkan bila dibandingkan dengan terbatasnya jumlah lapangan kerja. Inilah yang perlu dicarikan solusi oleh pemerintah daerah melalui mitra kerja atau perusahaan swasta yang menanamkan sahamnya di Jombang. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 11 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Bursa Kerja

    Ini kabar bagus bagi Anda yang saat ini masih jobless atau belum menemukan pekerjaan. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kab.Jombang segera menggelar bursa kerja yang diikuti oleh 4 perusahaan besar di kota santri. Beberapa perusahaan yang join dan membuka lowongan dalam bursa kerja ini diantaranya, PT Indomarco Priscotama (Indomaret), PT Anugerah Mutiara Luhur (Sampoerna), Honda Aries Motor Putera dan Yamaha Motor.

    Bagi para pelamar atau peserta bursa kerja dapat langsung membawa surat lamaran dan kelengkapannya seperti fotokopi ijasah terakhir, fotokopi KTP, kartu tanda pencari kerja atau kartu kuning (AK 1) dan pas foto ukuran 4x6. Acara yang ditunggu para pencari kerja ini digelar di kantor Dinsosnaker pada Kamis (13/10/11) pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai. Bisa jadi, penambahan angka pengangguran di Jombang dengan banyaknya lulusan baru dapat ditekan melalui recruitment ini.

    “Bursa kerja ini diharapkan dapat sedikit mengurangi angka pengangguran,” tegas Kepala Dinsosnakertrans Ahmada Yakub, melalui Kabid PPTKT (Penempatan Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Drs. Supadil. Persoalan pengangguran memang menjadi persoalan pokok hampir di setiap daerah. Sedikit gambaran, angka pengangguran di Jombang sempat meningkat tajam antara tahun 2008 ke tahun 2009. Waktu itu menurut data Dinsosnakertrans, angka pengangguran di Jombang tercatat 48.325 orang.

    Angka ini kemudian naik menjadi 57.899 orang pada tahun 2009. Artinya, dalam setahun antara tahun 2008 – 2009 jumlah pengangguran di kota santri mengalami peningkatan 9.574 orang. Angka yang cukup mencengangkan bila dibandingkan dengan terbatasnya jumlah lapangan kerja. Inilah yang perlu dicarikan solusi oleh pemerintah daerah melalui mitra kerja atau perusahaan swasta yang menanamkan sahamnya di Jombang. (Dedi_SJAM)

    Jombang, 11 Oktober 2011
    Tim Liputan SJAM

    Kasdam V Brawijaya Membuka TMMD ke-87 di Kabupaten Jombang

    Program tahunan TNI AD bertajuk TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dibuka pagi ini, Senin 10 Oktober 2011 di Alon Alon Jombang. Upacara pembukaan dipimpin langsung oleh Kasdam V Brawijaya Brigjend TNI Setyo sularso selaku Inspektur upacara.

    Tema TMMD ke 87 tahun 2011 “Melalui Manunggal Membangun Desa, kita tingkatkan sinergisitas dan integritas lintas sektoral dalam rangka meningkatkan akselerasi pembangunan dan memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan dalam mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh guna keutuhan NKRI”.

    Kegiatan ini dipusatkan di wilayah Desa Tanjungwadung Kecamatan Kabuh, terhitung mulai 10 hingga 30 Oktober 2011. Dalam upacara pembukaan pagi itu ditandai dengan penandatanganan proyek antara Bupati Jombang Drs. H. SuyantoMM dan Dandim0814 Letkol Inf. Indra Heri serta penyematan pita dan penerimaan alat kerja secara sombolis.

    “TMMD ini sebagai bentuk dukungan TNI AD terhadap percepatan pembangunan. Artinya, TNI AD bersama rakyat membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat melalui pembangunan fisik dan non fisik, sehingga stabilitas keamanan dalam negeri tetap terjaga dan dalam suasana kondusif”, tutur Brigjend TNI Setyo Sularso usai upacara pembukaan.
    Sasaran TMMD untuk menumbuhkembangkan kesamaan visi misi antar aparatur pemerintah dengan pembina kemasyarakatan secara terpadu dan melembaga untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan. Dari sini diharapkan kesejahteraan dan kehidupan sosial masyarakat semakin meningkat, mandiri dan sejahtera, sehingga tercipta ketahanan wilayah yang tangguh.

    Dandim 0814, Letkol. Inf. Indra Heri mengatakan bahwa pelaksanaan TMMD 2011 agak berbeda dari tahun sebelumnya dimana para tentara harus tinggal di rumah-rumah penduduk, tidak di tenda-tenda khusus. “Dengan berkumpulnya tentara dengan penduduk sekitar diharapkan akan memberikan manfaat kepada penduduk disamping kemanunggalan, mereka juga akan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penduduk”, tuturnya.
    Hal ini dimaksudkan bahwa kemanunggalan TNI dengan masyarakat benar-benar terwujud. Disamping kegiatan fisik, juga akan diadakan kegiatan ceramah dan berbagai penyuluhan seperti misalnya kesadaran bela negara, bahaya Narkoba, program KB dan kesehatan, kantibmas, penyuluhan bidang pertanian, peternakan dan lain-lainnya.

    Bupati Jombang , Drs. H. Suyanto MM , menyambut baik kegiatan ini dan akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan TMMD di Kabupaten Jombang. Hal ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah pedesaan. Peran serta dan partisipasi seluruh elemen masyarakat untuk membantu pelaksanaan TMMD hendaknya terus ditingkatkan.

    Usai upacara pembukaan, acara dilanjutkan pemaparan program TMMD diruang Swagata Pendopo Pemkab Jombang. Dan selanjutnya Kasdam V Brawijaya, Bupati Jombang dan rombongan jajaran TNI meninjau langsung ke lokasi kegiatan didesa Tanjung Wadung. Tepatnya melihat kegiatan proyek rehab rumah, pembangunan MCK juga pembuatan jalan makada sepanjang 715 meter yang menghubungkan dusun Pasir dan dusun Balong Desa Tanjung Wadung.

    Pelaksanaan TMMD ke-87 tahun 2011di Jawa Timur dilakukan secara serentak di Kodim 0805 Ngawi, Kodim 0810 Nganjuk, Kodim 0824 Jember , Kodim 0825 Banyuwangi dan Kodim 0816 Sidoarjo.(Wati_SJAM)

    Jombang, 10 Oktober 2011
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    Kasdam V Brawijaya Membuka TMMD ke-87 di Kabupaten Jombang

    Program tahunan TNI AD bertajuk TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dibuka pagi ini, Senin 10 Oktober 2011 di Alon Alon Jombang. Upacara pembukaan dipimpin langsung oleh Kasdam V Brawijaya Brigjend TNI Setyo sularso selaku Inspektur upacara.

    Tema TMMD ke 87 tahun 2011 “Melalui Manunggal Membangun Desa, kita tingkatkan sinergisitas dan integritas lintas sektoral dalam rangka meningkatkan akselerasi pembangunan dan memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan dalam mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh guna keutuhan NKRI”.

    Kegiatan ini dipusatkan di wilayah Desa Tanjungwadung Kecamatan Kabuh, terhitung mulai 10 hingga 30 Oktober 2011. Dalam upacara pembukaan pagi itu ditandai dengan penandatanganan proyek antara Bupati Jombang Drs. H. SuyantoMM dan Dandim0814 Letkol Inf. Indra Heri serta penyematan pita dan penerimaan alat kerja secara sombolis.

    “TMMD ini sebagai bentuk dukungan TNI AD terhadap percepatan pembangunan. Artinya, TNI AD bersama rakyat membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat melalui pembangunan fisik dan non fisik, sehingga stabilitas keamanan dalam negeri tetap terjaga dan dalam suasana kondusif”, tutur Brigjend TNI Setyo Sularso usai upacara pembukaan.
    Sasaran TMMD untuk menumbuhkembangkan kesamaan visi misi antar aparatur pemerintah dengan pembina kemasyarakatan secara terpadu dan melembaga untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan. Dari sini diharapkan kesejahteraan dan kehidupan sosial masyarakat semakin meningkat, mandiri dan sejahtera, sehingga tercipta ketahanan wilayah yang tangguh.

    Dandim 0814, Letkol. Inf. Indra Heri mengatakan bahwa pelaksanaan TMMD 2011 agak berbeda dari tahun sebelumnya dimana para tentara harus tinggal di rumah-rumah penduduk, tidak di tenda-tenda khusus. “Dengan berkumpulnya tentara dengan penduduk sekitar diharapkan akan memberikan manfaat kepada penduduk disamping kemanunggalan, mereka juga akan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penduduk”, tuturnya.
    Hal ini dimaksudkan bahwa kemanunggalan TNI dengan masyarakat benar-benar terwujud. Disamping kegiatan fisik, juga akan diadakan kegiatan ceramah dan berbagai penyuluhan seperti misalnya kesadaran bela negara, bahaya Narkoba, program KB dan kesehatan, kantibmas, penyuluhan bidang pertanian, peternakan dan lain-lainnya.

    Bupati Jombang , Drs. H. Suyanto MM , menyambut baik kegiatan ini dan akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan TMMD di Kabupaten Jombang. Hal ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah pedesaan. Peran serta dan partisipasi seluruh elemen masyarakat untuk membantu pelaksanaan TMMD hendaknya terus ditingkatkan.

    Usai upacara pembukaan, acara dilanjutkan pemaparan program TMMD diruang Swagata Pendopo Pemkab Jombang. Dan selanjutnya Kasdam V Brawijaya, Bupati Jombang dan rombongan jajaran TNI meninjau langsung ke lokasi kegiatan didesa Tanjung Wadung. Tepatnya melihat kegiatan proyek rehab rumah, pembangunan MCK juga pembuatan jalan makada sepanjang 715 meter yang menghubungkan dusun Pasir dan dusun Balong Desa Tanjung Wadung.

    Pelaksanaan TMMD ke-87 tahun 2011di Jawa Timur dilakukan secara serentak di Kodim 0805 Ngawi, Kodim 0810 Nganjuk, Kodim 0824 Jember , Kodim 0825 Banyuwangi dan Kodim 0816 Sidoarjo.(Wati_SJAM)

    Jombang, 10 Oktober 2011
    LPPL Radio Suara Jombang AM
    Kamis, 06 Oktober 2011

    Wabup Widjono Ajak Masyarakat Menyukseskan Gadardora 2011

    “Mari kita sukseskan Gadardora (Gerakan Sadar Donor Darah) 2011 untuk menolong sesama”, demikian seruan dan ajakan Wakil Bupati Jombang Drs. Widjono Suparno Msi kepada masyarakat usai mendonorkan darahnya kemarin. Kegiatan donor darah memang sudah rutin dilakukan mantan sekda Jombang ini. Baik langsung ke UTD PMI Jombang maupun pada kegiatan-kegiatan sosial donor darah yang dilakukan dibeberapa tempat.

    Pada Rabu, 5 Oktober 2011(pagi) Wabup Widjono Suparno mendonorkan darahnya di Rumah Sakit NU yang berlokasi diJl.KH. Hasyim Ashari. Rumah Sakit ini memang belum beroperasi, karena memang belum di resmikan. Tapi dalam rangka Harlah NU ke 85 dan HUT PMI ke 66 tahun 2011, dilokasi RSNU Jombang yang rencananya akan diresmikan awal tahun depan ini, dijadikan tempat kegiatan sosial donor darah sukarela.

    “Donor darah ini menjadi penting bagi kita juga orang lain. Sebab,. selain kita sehat, setetes darah kita ini, begitu berarti bagi nyawa orang lain yang saat itu betul-betul membutuhkan”, tuturnya

    Widjono Suparno Wakil Bupati Jombang mengajak masyarakat untuk peduli sesama untuk memulai membudayakan gaya hidup sehat dengan cara aktif secara periodik melakukan donor darah ke Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia terdekat. Menurutnya dengan melakukan donor darah berarti kita telah peduli dengan nyawa sesama.

    Selain wabup Widjono Suparno, pagi itu juga tampak KH. Junaedi Hidayat, jugabersama para pelajar dan masyarakat umum juga mendonorkan darahnya. Donor darah yang diikuti warga nadliyin pagi itu terkumpul 62 kantong. (Wati_SJAM)

    Jombang, 5 Oktober 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM

    Wabup Widjono Ajak Masyarakat Menyukseskan Gadardora 2011

    “Mari kita sukseskan Gadardora (Gerakan Sadar Donor Darah) 2011 untuk menolong sesama”, demikian seruan dan ajakan Wakil Bupati Jombang Drs. Widjono Suparno Msi kepada masyarakat usai mendonorkan darahnya kemarin. Kegiatan donor darah memang sudah rutin dilakukan mantan sekda Jombang ini. Baik langsung ke UTD PMI Jombang maupun pada kegiatan-kegiatan sosial donor darah yang dilakukan dibeberapa tempat.

    Pada Rabu, 5 Oktober 2011(pagi) Wabup Widjono Suparno mendonorkan darahnya di Rumah Sakit NU yang berlokasi diJl.KH. Hasyim Ashari. Rumah Sakit ini memang belum beroperasi, karena memang belum di resmikan. Tapi dalam rangka Harlah NU ke 85 dan HUT PMI ke 66 tahun 2011, dilokasi RSNU Jombang yang rencananya akan diresmikan awal tahun depan ini, dijadikan tempat kegiatan sosial donor darah sukarela.

    “Donor darah ini menjadi penting bagi kita juga orang lain. Sebab,. selain kita sehat, setetes darah kita ini, begitu berarti bagi nyawa orang lain yang saat itu betul-betul membutuhkan”, tuturnya

    Widjono Suparno Wakil Bupati Jombang mengajak masyarakat untuk peduli sesama untuk memulai membudayakan gaya hidup sehat dengan cara aktif secara periodik melakukan donor darah ke Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia terdekat. Menurutnya dengan melakukan donor darah berarti kita telah peduli dengan nyawa sesama.

    Selain wabup Widjono Suparno, pagi itu juga tampak KH. Junaedi Hidayat, jugabersama para pelajar dan masyarakat umum juga mendonorkan darahnya. Donor darah yang diikuti warga nadliyin pagi itu terkumpul 62 kantong. (Wati_SJAM)

    Jombang, 5 Oktober 2011
    Tim Liputan Radio Suara Jombang AM
    Rabu, 05 Oktober 2011

    Sebanyak 1062 CJH Jombang Siap Diberangkatkan

    Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang tahun ini bakal memberangkatkan 1062 Calon Jamaah Haji (CJH) ke tanah suci. Rencananya ribuan calon jamaah haji tersebut terbagi ke dalam 4 kelompok terbang (kloter) yakni 32,33,34 dan 92.

    Para warga yang hendak menunaikan rukun islam yang ke lima itu, hari ini (4/10)sudah mengikuti seremonial penutupan manasik dan pelepasan jamaah calon haji oleh Bupati Jombang yang di wakili oleh Widjono Suparno wakil bupati Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang. Keberangkatan CJH sendiri pada Kamis,13 Oktober mendatang.

    Dari 1062 calon jamaah haji itu terdiri dari 494 laki-laki dan 568 perempuan. Dengan rincian kloter 32 sebanyak 169 CJH kabupaten Jombang yang akan bergabung dengan CJH diluar Kabupaten Jombang. Kloter 33 sejumlah 445 CJH dari Jombang. Kloter 34 sejumlah 445 CJH dari Jombang dan kloter 92 sejumlah 3 CJH dari Jombang.

    Kepala Kementrian Agama Kabupaten Jombang, Suyudi mengatakan, pemberangkatan akan dilakukan di Pendopo Kabupaten Jombang 2 tahap. Kloter 32 dan 33 pada jam 11.00 WIB. Kloter 34 jam 13.00 WIB. “Khusus kloter 92 sebanyak 3 orang akan menyusul dan tidak diberangkatkan dari pendopo “, tutur Suyudi. Tiga kloter itu langsung menuju ke asrama haji di Sukolilo, Surabaya.

    Wakil Bupati Jombang Widjono Suparno kepada calon jamaah haji berharap agar menjalankan ibadah haji dengan baik. Selain itu juga mengingatkan untuk senantiasa menjaga fisik, kesehatan, menjaga sikap dan berkerjasama yang baik dengan para jamaah.

    Sesampainya di Surabaya pada (13/10) CJH hanya transit selama 24 jam. Setelah itu mereka langsung terbang ke Arab Saudi. CJH juga dilarang membawa sesuatu yang mudah meledak termasuk korek api, maupun benda cair baik kecap maupun madu. Untuk pengawasan, nantinya di asrama haji akan diteliti oleh petugas.(Wati_SJAM)

    Jombang, 4 Oktober 2011
    Tim Liputan Suara Jombang AM