Popular Post
- Ketahanan pangan nasional mulai rentan dan rapuh. Pernyataan ini diungkapkan oleh Bupati Jombang, Drs.H Suyanto, MM dalam Rapat Koordinasi...
- Pemisahan Rohman – Rohim, bayi kembar siam dempet pinggul asal Jombang sungguh menyita perhatian public. Bagaimana tidak, kedua bayi anak ...
- Persoalan tembakau memang tak hanya milik Jombang. Masalah pelik yang dialami para petani tembakau ini bahkan sudah menasional. Di kota sa...
- Lomba Tingkat III Pramuka Penggalang :Gotong Royong Dirikan Tenda Untuk mempersiapkan Pramuka Pengalang sebagai kader Bangsa yan...
- Kabupaten Jombang diawal tahun 2012 kembali berhasil mengukir prestasi ditingkat nasional. Penghargaan tersebut diraih oleh Pusat Informasi...
- Program kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kabupaten Jombang dimulai. Launching program ini dilaksanakan serentak di dua kecamatan...
- Prestasi membanggakan kembali diraih Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM yang telah terpilih sebagai salah satu kepala daerah di Indonesia y...
Pengunjung
ARSIP
-
▼
2011
(338)
-
▼
Oktober
(38)
- Nina Sukarwo Lantik Restu Kurnia Suyanto
- Nina Sukarwo Lantik Restu Kurnia Suyanto
- Menhut : Industri Kayu Berbasis Hutan Alam Harus D...
- Menhut : Industri Kayu Berbasis Hutan Alam Harus D...
- Segera Dibangun, Lahan Pembangunan Kantor BNN Diti...
- Segera Dibangun, Lahan Pembangunan Kantor BNN Diti...
- Bantuan Alat Kerja Untuk Kelompok Pemuda
- Bantuan Alat Kerja Untuk Kelompok Pemuda
- TPA Banjardowo Jombang Lokasi Pelaksanaan Kemah ...
- TPA Banjardowo Jombang Lokasi Pelaksanaan Kemah ...
- Sebanyak 127 RTM Nikmati Program Listrik Masuk Desa
- Sebanyak 127 RTM Nikmati Program Listrik Masuk Desa
- Gus Ipul : Pramuka Hadapi Tantangan Berat
- Gus Ipul : Pramuka Hadapi Tantangan Berat
- 24 Karateka Ambon Ditarget 10 Emas
- 24 Karateka Ambon Ditarget 10 Emas
- Pelayanan Publik Puskesmas Mojoagung Diuji
- Pelayanan Publik Puskesmas Mojoagung Diuji
- Pengalihan PBB-P2 dan BPHTB Harus Disiapkan Matang
- Pengalihan PBB-P2 dan BPHTB Harus Disiapkan Matang
- Dinkes : Difteri Belum Mewabah di Jombang
- Dinkes : Difteri Belum Mewabah di Jombang
- Upacara Hari Jadi ke 66 Provinsi Jatim di Kabupate...
- Upacara Hari Jadi ke 66 Provinsi Jatim di Kabupate...
- 480 Prajurit Batalyon Infanteri Terjun di Ploso
- 480 Prajurit Batalyon Infanteri Terjun di Ploso
- Suyanto : CPNS Tak Ada Sogok-Sogokan
- Suyanto : CPNS Tak Ada Sogok-Sogokan
- Bursa Kerja
- Bursa Kerja
- Kasdam V Brawijaya Membuka TMMD ke-87 di Kabupaten...
- Kasdam V Brawijaya Membuka TMMD ke-87 di Kabupaten...
- Wabup Widjono Ajak Masyarakat Menyukseskan Gadardo...
- Wabup Widjono Ajak Masyarakat Menyukseskan Gadardo...
- Sebanyak 1062 CJH Jombang Siap Diberangkatkan
- Sebanyak 1062 CJH Jombang Siap Diberangkatkan
- ATASI KEKERINGAN PDAM JOMBANG KIRIM AIR BERSIH KE ...
- ATASI KEKERINGAN PDAM JOMBANG KIRIM AIR BERSIH KE ...
-
▼
Oktober
(38)
Breaking News
Loading...
Jumat, 14 Oktober 2011
Dinkes : Difteri Belum Mewabah di Jombang
Penyebaran penyakit difteri sungguh mengkhawatirkan, di tingkat Jawa Timur difteri sedikitnya telah menjangkiti sekitar 329 orang. Data ini berdasar survey yang dilakukan Kementerian Kesehatan per 11 Oktober 2011. Bagaimana penyebarannya di kota santri? Hingga saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang belum menemukan daerah suspect difteri. Hal ini dibenarkan Sekretaris Dinkes Jombang Heri Wibowo, M.Kes.
“Sampai saat ini belum ditemukan kasus difteri yang masuk kategori luar biasa, bulan Februari lalu memang ada 1 korban yang terjangkit namun dapat ditangani oleh tenaga medis dan sembuh,” tegasnya saat dikonfirmasi djombang.com melalui pesan singkat Kamis (13/10/11) kemarin.
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae, penyakit ini ditularkan dengan cara menghirup dahak yang dikeluarkan melalui mulut atau hidung berupa ludah penderita. Dahak atau ingus saat batuk, bersin, meludah, atau dari tangan ibu yang membersihkan hidung atau mulut anaknya. Memegang anak lain dapat juga tertular atau juga dari handuk yang terkontaminasi. Serta susu yang terkontaminasi penderita.
Pencegahan yang dinilai efektif adalah dengan pemberian imunisasi difteri. Pertama, DPT-HB (Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B) yang diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Kedua, DT (Difteri dan Tetanus) yang diberikan pada anak kelas 1 SD/MI atau setingkatnya. Ketiga, Td (Tetanus dan Difteri dengan kandungan 1/5 bagian dari DT atau DPT-HB) untuk anak usia kelas 2 dan 3 SD/MI atau sekolah setingkatnya.
Bayi yang telah mendapatkan imunisasi lengkap (3 kali pemberian dengan selang 1 bulan) akan terlindungi dengan baik, sebab efikasi atau kemampuan anak untuk membentuk sistem imunitas rata-rata vaksin difteri adalah 90 persen. Sehingga dapat dipastikan bahwa dengan pemberian imunisasi sebanyak tiga lebih dari 95 persen anak akan terlindungi. Dengan pemberian imunisasi lanjutan pada anak kelas 1, 2, dan 3 SD/MI dan setingkatnya, maka diharapkan anak sampai dengan usia 20 tahun sudah terlindungi dari difteri.
Disinggung mengenai kesiapan menghadapi penyebaran penyakit ini di kota santri, Heri mengaku Dinkes siap memfasilitasi sampai tingkat Puskesmas. “Meski sekarang belum ditemukan kasusnya, namun kami siap dengan tenaga medis yang berpengalaman,” pungkasnya. (Dedi_SJAM)
Jombang, 14 Oktober 2011
Tim Liputan SJAM
“Sampai saat ini belum ditemukan kasus difteri yang masuk kategori luar biasa, bulan Februari lalu memang ada 1 korban yang terjangkit namun dapat ditangani oleh tenaga medis dan sembuh,” tegasnya saat dikonfirmasi djombang.com melalui pesan singkat Kamis (13/10/11) kemarin.
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae, penyakit ini ditularkan dengan cara menghirup dahak yang dikeluarkan melalui mulut atau hidung berupa ludah penderita. Dahak atau ingus saat batuk, bersin, meludah, atau dari tangan ibu yang membersihkan hidung atau mulut anaknya. Memegang anak lain dapat juga tertular atau juga dari handuk yang terkontaminasi. Serta susu yang terkontaminasi penderita.
Pencegahan yang dinilai efektif adalah dengan pemberian imunisasi difteri. Pertama, DPT-HB (Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B) yang diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Kedua, DT (Difteri dan Tetanus) yang diberikan pada anak kelas 1 SD/MI atau setingkatnya. Ketiga, Td (Tetanus dan Difteri dengan kandungan 1/5 bagian dari DT atau DPT-HB) untuk anak usia kelas 2 dan 3 SD/MI atau sekolah setingkatnya.
Bayi yang telah mendapatkan imunisasi lengkap (3 kali pemberian dengan selang 1 bulan) akan terlindungi dengan baik, sebab efikasi atau kemampuan anak untuk membentuk sistem imunitas rata-rata vaksin difteri adalah 90 persen. Sehingga dapat dipastikan bahwa dengan pemberian imunisasi sebanyak tiga lebih dari 95 persen anak akan terlindungi. Dengan pemberian imunisasi lanjutan pada anak kelas 1, 2, dan 3 SD/MI dan setingkatnya, maka diharapkan anak sampai dengan usia 20 tahun sudah terlindungi dari difteri.
Disinggung mengenai kesiapan menghadapi penyebaran penyakit ini di kota santri, Heri mengaku Dinkes siap memfasilitasi sampai tingkat Puskesmas. “Meski sekarang belum ditemukan kasusnya, namun kami siap dengan tenaga medis yang berpengalaman,” pungkasnya. (Dedi_SJAM)
Jombang, 14 Oktober 2011
Tim Liputan SJAM
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar