Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Kamis, 31 Mei 2012

    Bupati Suyanto Buka Pelatihan Jaga Tanggul Waspada Dini Bencana

    Guna waspada dini  bencana sungai brantas, sejumlah kelompok masyarakat pengaman tanggul Brantas diwilayah Kabupaten Jombang mengikuti pelatihan Jogo Tanggul.  Pelatihan yang dibuka oleh Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM tersebut  digelar di ruang Bung Tomo kantor pemkab Jombang, pada (31/5) dan diikuti perwakilan kelompok masyarakat pengaman tanggul dari 8 kecamatan, 35 desa yang dilintasi aliran sungai Brantas, sepanjang 75 km. Antara lain dari kecamatan Kesamben, Ploso, Bandarkedungmulyo,Megaluh, Plandaan, Tembelang, Kudu dan Ngusikan.

    Kelompok masyarakat yang sangat peduli dengan pemeliharaan tanggul dan bantaran sungai Brantas ini mengikuti dengan seksama paparan materi dari Sri Suesmulyodo dari Kadiv Jasa Air dan Sumber Air (ASA)III/1 yakni “Waspada Dini Bencana”. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Menyelaraskan peraturan perundang undangan yang sudah ada. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Menghargai budaya lokal. Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

    Untuk materi “Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif”, disampaikan oleh Drs. Ronald Sitompul. Dengan program ini, tujuan secara umum adalah  bersama masyarakat dan pemerintah lokal secara terpadu mengelola dan menjaga lingkungan social dan ekosistem Sungai  Brantas agar terjaga dan lestari. Membangun dan meningkatkan kesadaran kritis (partisipasi) masyarakat dalam peleestarian lingkungan sungai  Brantas. Melembagakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian sungai  Brantas. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi Sungai Brantas sebagai potensi ekonomi tanpa merusak lingkungan dan mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam melestarikan sungai Brantas.

    Bupati Suyanto yang membuka Pelatihan Jogo Tanggul Brantas siang itu menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Jombang berkewajiban menjaga tanggul Brantas dari ancaman terjadinya  bencana dan menjamin keberlangsungannya demi anak cucu.

    Diungkapkan oleh bupati yang banyak menerima penghargaan nasional ini, bahwa telah dilakukan tindakan represif oleh Satpol PP  maupun  operasi pasir yang dilakukan dengan pihak kepolisian, namun ini tidak mampu  menghentikan penambang pasir mekanik yang jelas merusak lingkungan itu . “Oleh karenanya pengamanan tanggul Brantas yang paling efektif adalah peran serta masyarakat di sekitarnya yakni kelompok masyarakat peduli Brantas”, tuturnya

    Bupati dua periode ini juga mengingatkan pentingnya budaya gotong royong, budaya soyo yang memiliki  nilai nilai  kearifan dan  merupakan peninggalan para pendahulu bangsa ini. ”Dengan gotong royong atau partisipasi inilah sebagai pendekatan yang sangat efektif untuk menanggulangi”, tandasnya. Pemberdayaan masyarakat menjadi daya ungkit atau tindakan prefentif agar masyarakat peduli terhadap pengelolaan lingkungan ekosistem sungai Brantas agar tetap terjaga dan lestari. Bupati Suyanto juga mengingatkan agar pemanfaatan aliran sungai Brantas secara langsung untuk usaha ekonomi harus dilakukan kajian agar tidak kontraproduktif dengan manajeman sungai Brantas.(Wati_SJAM)

    Jombang, 31 Mei 2012
    LPPL Radio Suara Jombang AM

    0 komentar:

    Posting Komentar