Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Selasa, 22 Maret 2011

    Teror Bom Buku : Bikin Mumet Penyelenggara Pameran Buku


    Modus baru teroris mengobrak-abrik kenyamanan dan keamanan masyarakat makin kreatif. Teror bom melalui paket buku yang marak akhir-akhir ini tak hanya membuat kerepotan aparat kepolisian saja, namun supplier dan book event organizer atau penyelenggara event pameran buku juga kalang kabut karena tak bisa leluasa mengirim paket buku dengan cepat.

    Apa dan bagaimana dampak bagi penerbit, penyuplai dan penyelenggara pameran buku? Berikut hasil wawancara Tim Liputan SJAM dengan Edy Purwanto,SPd Koordinator Pameran Buku Jawa Timur dari PT Buka Buku Production milik Agromedia Group.

    Bagaimana menurut Anda teror bom yang yang marak akhir-akhir ini?
    Edy : Kalau orang awam menilai, ini adalah ulah segelintir orang yang ingin membuat kacau kondisi dan situasi yang sedikit meredam. Kalau ada indikasi pelakunya mengatasnamakan dari organisasi islam, menurut saya justru pelakunya malah bukan orang islam. Bahkan sasarannya juga diambil acak, ada musisi, ada Ketua BNN, tokoh Islam dan Pemuda Pancasila, artinya gak ada tujuan yang fokus.

    Apa dampak dari teror bom dengan modus paket buku tersebut bagi penerbit, penyuplai buku dan penyelenggara pameran?
    Edy : Dampaknya bisa dibilang cukup besar, banyak acara pameran yang gagal digelar karena pengiriman buku untuk pameran tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itu disebabkan banyaknya operasi yang digelar oleh aparat kepolisian, dan paket-paket itu harus dibuka semuanya, sementara paket-paket buku kita dalam skala besar.

    Langkah apa yang diambil mengantisipasi prosedur pemeriksaan yang ketat tersebut?
    Edy : Kita tidak bisa berbuat banyak karena paket buku kita cukup banyak dalam satu pameran, jadi kita pending dulu dan untuk waktu yang tidak ditentukan. Ada 3 kontainer dari Jakarta yang akan dikirim ke Bandung dan ke Sumatera, Kalimantan dan Makasar terpaksa tidak bisa kirim.

    Mengapa tidak menggunakan jasa pengiriman melalui Kantor Pos?
    Edy : Kalau lewat Pos biaya kirimnya bisa berkali-kali lipat. 1 buku aja kalau ditimbang sampai 20ribu lebih, bagaimana kalau ribuan buku.

    Apa dampak bagi pembaca dan penikmat buku?
    Edy : Khusus untuk penikmat buku-buku tebal, mereka harus bersabar karena kemarin waktu event di Malang, ada pembeli yang sudah pesan judul buku tertentu yang memang termasuk buku tebal, harus dipending karena jasa pengiriman belum bisa mengirimkan.

    Sampai kapan kondisi seperti ini dan apa pengaruhnya bagi penerbit dan EO buku?
    Edy : Kita tunggu sampai isue mereda dulu dan baru kita lanjut lagi agenda pameran kita di beberapa kota, kalau ditanya kerugian, saya rasa cukup besar. Semoga aparat kepolisian dapat segera menyelesaikan tugasnya. (Dedi_SJAM)

    Jombang 22 Maret 2011
    Tim Liputan SJAM

    0 komentar:

    Posting Komentar