Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Sabtu, 20 Oktober 2012

    3 Hari Kunjungan 4 Kota, Upaya Pemkab Dekatkan Petani Tembakau Dengan Pabrikan Rokok


    Persoalan tembakau memang tak hanya milik Jombang. Masalah pelik yang dialami para petani tembakau ini bahkan sudah menasional. Di kota santri, para petani tembakau kebingungan untuk menjual hasil tembakaunya mengingat serapan pabrikan rokok tak dapat menampung 100 persen tembakau hasil produksi petani.

    Latar belakang tersebut cukup membuat Pemkab Jombang mengambil langkah sigap. Selama 3 hari, rombongan Bupati Suyanto didampingi beberapa kepala dinas dan petani tembakau mengunjungi basis pabrikan rokok di Jawa Tengah. Beberapa kota yang disinggahi diantaranya Kudus, Magelang, Temanggung dan Semarang.

    Rombongan yang berjumlah tak kurang dari 40 orang ini bertolak dari Jombang pada Senin (15/10/2012) sore dengan menggunakan bus. Tujuan pertama adalah pabrikan rokok nasional yang berpusat di Kudus Jawa Tengah yakni PT Djarum. Disini, rombongan diterima langsung oleh Wakil Dirut PT Djarum, Sutanto Adi Dharma dan Senior Manajer Sikky Santoso.

    Dalam perbincangan dengan jajaran direksi PT Djarum, Pemkab memberikan penawaran khusus untuk pendirian gudang tembakau di kota santri. “Kami beri penawaran untuk Djarum membuka gudang di Jombang untuk mendekatkan petani tembakau dengan pabrikan,” tegas Bupati Suyanto.

    Penawaran ini bukan main-main. Pemkab bahkan berani untuk memberikan keringanan dalam urusan perijinan dan retribusi. “Akan kami bebaskan untuk biaya perijinan dan retribusi selama 5 tahun,” ujar Suyanto. Penawaran ini disambut tepuk tangan meriah petani tembakau yang ikut dalam rombongan dan PT Djarum.

    “Retribusi itu tak sebanding apabila pabrikan sekelas Djarum dapat membangun gudang di Jombang dan menampung hasil produksi tembakau petani Jombang. Ini akan berdampak besar terhadap perbaikan pendapatan petani tembakau, tentu saja juga berimbas dalam pembangunan ekonomi rakyat,” kata Bupati.

    Sutanto Adi Dharma mewakili PT Djarum cukup antusias dengan tawaran tersebut. “Kami sangat berterima kasih terhadap penawaran Bapak Bupati terkait pembangunan gudang di Jombang, segera akan kami bicarakan langsung dengan direksi,” tegas putra founder Djarum ini.

    Rombongan kemudian meninjau langsung proses pembuatan rokok kretek di salah satu pabrik Djarum. Di satu pabrik ini, ada sekitar 5000 karyawan yang seluruhnya adalah wanita. Tentunya dengan spesialisasi khusus melinting tembakau.

    Rombongan yang dipimpin Bupati Suyanto ini kemudian melihat secara langsung proses pembuatan rokok kretek dari yang masih berwujud tembakau kering sampai menjadi rokok dalam kemasan yang siap untuk dipasarkan. Saat ditanya berapa omset dalam sehari, Teguh Waspada selaku Humas PT Djarum memunculkan angka yang cukup fantastis, 60 Milyar.

    Seberat apapun masalah yang kini dihadapi oleh petani, Bupati Suyanto menilai profesi sebagai petani tembakau sudah menjadi culture atau budaya yang tidak mungkin dapat diubah. Hal ini, sudah turun temurun dan sudah melekat di masyarakat.

    “Perkebunan dan pertanian itu sudah menjadi culture masyarakat. Tidak bisa kita secara tiba-tiba harus menggeser kebiasaan petani tembakau menanam tembakau karena ini sudah menjadi budaya,” tegas Suyanto.

    Selain berdialog langsung dengan jajaran direksi pabrikan rokok nasional, rombongan juga dijamu secara khusus oleh Saprotan Utama salah satu perusahaan yang memproduksi pupuk dan pestisida. Dalam tinjauan langsung di pabrik pupuk tersebut, para petani tembakau mendapat ilmu tentang bagaimana membuat tanaman tembakau yang berkualitas.

    Made, salah satu penyuluh professional yang dimiliki oleh Saprotan Utama menjelaskan trik menanam tembakau sehingga menghasilkan tembakau yang harum dan diminati pabrikan.“Kuncinya adalah petani harus tau apa yang dimaui oleh pabrik rokok,” tegasnya. 

    Hari berikutnya, rombongan kembali bertolak ke salah satu gudang tembakau di daerah Temanggung. Disini, Bupati Suyanto kembali berdialog dengan Ketua APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Jawa Tengah Wisnu Brata dan beberapa supplier pabrikan rokok.

    Dalam dialog ini, isu yang diangkat adalah tentang RUU Tembakau dimana dalam pasal-pasalnya secara tidak langsung pemerintah menolak produk hasil produksi dari tembakau yakni rokok. Wisnu Brata menjelaskan, jika RUU ini benar-benar disahkan maka ribuan petani akan kehilangan pendapatan, ratusan ribu tenaga kerja pabrik rokok akan di-PHK dan pemerintah kehilangan pendapatan triliunan rupiah. “Dengan tegas kami menolak RUU tembakau ini,” tegasnya.

    Setelah mengikuti dialog, rombongan lantas menuju transit terakhir di PT Merabu, perusahaan yang menampung hasil tembakau para petani untuk disalurkan ke pabrikan. Para petani tembakau disini juga menggelar dialog singkat sebelum mengakhiri kunker selama 3 hari tersebut untuk pulang ke Jombang. (Dedi_SJAM)

    Kudus, 18 Oktober 2012
    Radio Suara Jombang AM 792 Khz

    0 komentar:

    Posting Komentar