Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Rabu, 13 November 2013

    Prestasi Kabupaten Jombang Bidang Kesehatan Pada HKN 49




    Foto Bersama Gubernur Jatim Soekarwo

    Ir. Tjaturina Menerima Piagam Penghargaan Juara KP - ASI
    Momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 49 tahun 2013, yang di gelar di Kantor Dinas Kesehatan Jatim, Rabu (13/11),  Kabupaten Jombang memboyong  4 prestasi. Prestasi tersebut diantaranya juara lomba Kelompok Pendukung Ibu Menyusui (KP ASI).  Kabupaten Jombang berhasil meraih juara I  di tingkat Provinsi dan berhasil meraih  juara I di tingkat Nasional pada 17 Oktober 2013 di Jakarta .

    Untuk tenaga kesehatan (nakes) teladan kategori Kesehatan Masyarakat, berhasil merih juara I tingkat Provinsi diraih oleh Meihindra Cahyo Suci Wardoyo, SKM. Untuk Nakes teladan kategori nutrition berhasil meraih juara III – Mei’in dari puskesmas Pulorejo Ngoro . Dan juara Harapan II tingkat provinsi Jatim untuk lomba Surat Kader Kepada Presiden, diraih oleh Siti Romlah dari dsn. Sidowengku Rt03 Rw09 desa Kedungbetik Kesamben.

    Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Hj. Tjaturina Yuliastuti Wihandoko MM yang hadir  bersama Bupati Jombang Drs. Ec H. Nyono Suharli Wihandoko mengaku bangga atas  capaian prestasi dibidang kesehatan tersebut. “Atas nama pemerintah Kabupaten Jombang saya sampaikan ucapan terima kasih atas capaian prestasi para tenaga kesehatan juga para kader yang mampu menjadi teladan, semoga prestasi ini terus dipertahankan dan semakin memotivasi tenaga kesehatan juga kader-kader kesehatan yang lain ”, tutur Bupati Nyono Suharli

     Gubernur Jawa Timur Soekarwo  dalam sambutannya menekankan agar semua Rumah Sakit jangan menolak pasien. “Seluruh rumah sakit jangan sampai menolak pasien dan wajib memberikan perawatan maksimal. Dengan begitu tidak ada lagi kabar tentang pasien yang tidak dapat berobat”, tandasnya.
    Menurutnya, tema Hari Kesehatan Nasional, yakni "Menuju Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional Bermutu" dinilai sangat tepat. Sebab kesehatan menjadi salah satu faktor penunjang kemajuan pembangunan di Indonesia khususnya Jatim.

    Dikatakan Soekarwo, dari 38 juta lebih penduduk di Jatim, 14 juta lebih di antaranya memerlukan bantuan kesehatan dan 777 ribu orang akan ditanggung seluruh pengobatannya.”Anggaran untuk layanan kesehatan ini diambilkan dari APBD provinsi dan anggaran masing-masing kabupaten/kota,” katanya.

    Selain itu, sekarang ini Jatim sedang mempersiapkan mekanisme layanan kesehatan di daerah-daerah sehingga rujukan tidak akan seluruhnya ke rumah sakit utama milih Pemprov seperti RSUD dr Soetomo, melainkan melalui tahapan pemeriksaan di Puskesmas, Polindes, atau Ponkesdes.

    “Sistem rujukan merupakan permasalahan yang belum terselesaikan dalam sistem kesehatan di Jatim, dalam sistem rujukan yang ideal, pasien mengunjungi layanan kesehatan tingkat pertama, yang dimulai dari puskesmas dan jaringannya atau layanan kesehatan tingkat pertama lainnya terlebih dahulu sebelum menuju ke layanan kesehatan di tingkat kedua ataupun tingkat ketiga, yang terdiri dari Rumah Sakit kelas D sampai kelas A,” katanya.

    Dengan demikian  sejak awal pasien dengan kasus ringan sudah dapat disaring pada layanan kesehatan tingkat dasar dan yang tidak dapat ditangani di tingkat dasar di rujuk ke layanan kesehatan tingkat selanjutnya secara berjenjang. Kondisi ini akan membentuk suatu piramida berjenjang yang mengerucut pada tingkat tertinggi pada Rumah Sakit Kelas A.

    Namun dalam praktiknya kondisi ideal ini tidak terjadi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk di Jawa Timur. Masih banyak dijumpai menumpuknya pasien pada Rumah Sakit rujukan tingkat ketiga dengan kasus-kasus yang sebenarnya bisa diselesaikan di Rumah Sakit tingkat dibawahnya.

    Hal ini merupakan permasalahan yang tidak saja merugikan secara finansial tetapi juga akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan serta akan berpengaruh terhadap capaian kinerja di bidang kesehatan secara keseluruhan."Jika mekanisme ini jalan, maka rumah sakit rujukan tidak akan kelebihan pasien,” tuturnya.

    Sementara Kepala Dinas kesehatan Jatim, dr. Harsono menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang turut mendukung kemajuan dunia kesehatan di Jatim, baik swasta maupun masyarakat. “Tanpa dukungan semua pihak program peningkatan layanan kesehatan tidak akan berjalan,” ujarnya. 

    Ke depan, menurut Harsono, Jatim menerapkan Ponkesdes sebagai struktur kesehatan awal, dimana konsepnya bukan menyembuhkan, tetapi pencegahan dengan terus melakukan sosialisasi di sekitarnya. "Mencegah itu lebih baik dari pada menyembuhkan, prinsip itu yang terus kita jalankan. (Wati_Humas Jombang)

    Surabaya, 13 Nopember 2013
    Radio Suara Jombang AM


    0 komentar:

    Posting Komentar