Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Senin, 09 September 2013

    Tanamkan Nilai Luhur Budaya Bangsa Dikalangan Remaja Jombang



    Jambore Anak : Salah satu Kegiatan Positif Anak Jombang
    Berbagai fakta perilaku negatif yang terjadi pada remaja seperti tawuran, narkoba, dan hal negatif lainnya  disebabkan kurang memahami dan kesadaran dalam mencintai nilai-nilai luhur budaya sehingga kurangnya rasa persaudaraan sesama manusia.

    Untuk mencegah agar persoalan remaja tersebut,  Pemerintah Kabupaten Jombang  melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politk dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kabupaten  Jombang  menggelar kegiatan Penyuluhan Nilai Lilai Luhur Budaya Bangsa yang diikuti oleh  para pelajar se Kabupaten Jombang. Kegiatan penyuluhan di selenggarakan di ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang , Kamis (5/9).

    “Agenda tahunan Kesbangpol dan linmas memberikan penyuluhan kepada para siswa ini bertujuan untuk terus memupuk semangat nasionalisme, patriotisme,  cinta tanah air dan bangsa serta membentengi mereka dari pengaruh negative  arus globalisasi”, tutur Ahmad Syarifuddin, SH  

    Drs. Hasan MSi, Plt Sekda Kabupaten Jombang saat membuka kegiatan tersebut  mengatakan  bahwa saat ini permasalah remaja yang menjadi permasalahan kita bersama  yang harus segera kita cegah.  Yakni salah satunya adalah sering terjadi perpecahan generasi penerus bangsa yang sering kita lihat dan dengar dimedia masa. Tayangan-tayangan informasi yang berdampak negative sangat berbahaya bagi remaja jika tidak difilter  dengan bijak.  Sehingga saat ini  muncul label-label negative pada remaja yang identic dengan brutal, agresif, sek bebas, susah diatur dan melawan arus, narkoba dan hedonis.

     “Melalui kegiatan ini saya mengajak kepada anak-anakku sekalian untuk tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan sebagai bangsa Indonesia kita harus tetap berpedoman dan menjunjung tinggi  empat  pilar Bangsa Indonesia yang  mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan membangun keutuhan bangsa”, tutur Hasan.

    Empat pilar itu adalah 1. Pancasila, Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. 2. Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. 3. Bhinneka Tunggal Ika, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. 4. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), adalah bentuk dari negara Indonesia, dimana negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, selain itu juga bentuk negaranya adalah republik, kenapa NKRI, karena walaupun negara Indonesia terdiri dari banyak pulau, tetapi tetap merupakan suatu kesatuan dalam sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia.

    Dalam kegiatan tersebut para siswa siswi menerima materi “Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa” oleh Drs. H. Syaifulloh, MSi. Dan materi “Implementasi Nilai Nilai Luhur Budaya Bangsa Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”, disampaikan oleh Dr. H. Muhammad Farid, Msi.

    Dalam penyuluhan tersebut berlangsung dialog antara para siswa dan narasumber. Kata Kuncinya bahwa saat ini dan kedepan, Indonesia memerlukan seorang calon pemimpin masa depan yang tegas, mandiri, kreatif, inovatif, berkarakter kebangsaan dan religius. “Remaja-remaja seperti inilah yang harus dipersiapkan untuk menduduki jabatan itu. Untuk itu perlu menanamkan sejak dini nilai-nilai agama kepada remaja. Meningkatkan prestasi akademik, kompetensi social, kebersamaan dan prilaku sehat, melawan gejala stress, mencegah penggunaanobat terlarang dan menurunkan perilaku menyimpang seperti sek bebas dan kekerasan”, tutur Muhammad Farid

    Masih menurut M. Farid bahwa remaja harus cerdas memilih teman. Mengembangkan seluruh potensinya baik intelektual, akademis, non akademis, Emosional, Moral, Spiritual, motivasi berprestasi dan mengamalkan ajaran agamanya. (Wati_Radio Suara Jombang AM)

    1 komentar:

    1. Kegiatan yang bersifat insidental supaya cukup diakhiri sampai periode ini saja.

      Kegiatan diatas tidak ada tidak ada ukuran keberhasilannya.

      Sepintas hanya menghabiskan APBD.

      BalasHapus