Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Kamis, 08 November 2012

    Persiapan Turun Tanam Musim Penghujan Di Jombang



    Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM, pada Rabu (7/11/2012) siang, memimpin langsung jalannya rapat koordinasi turun tanam musim penghujan di Jombang untuk tahun 2012 -2013, di ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang. Rakor dihadiri oleh Asisten, Komisi B DPRD, Kepala Dinas Pertanian, Pengairan, Bulog, Camat, distributor pupuk, kelompok Tani, Gapoktan, PPL di Jombang.

    “ Untuk persiapan musim tanam kali ini, saya minta seluruh Dinas terkait,  Bulog dan jajaran kecamatan mohon  segera dikoordinasikan untuk turun tanam musim penghujan, ini penting karena terkait dengan fasilitasi yang harus dilakukan oleh pemkab Jombang terutama yang terkait dengan periode tanam”, tandasnya mengawali arahannya.

    Menurut Bupati Suyanto yang juga Ketua KTNA Jawa Timur ini, bahwa perencanaan yang matang terkait dengan manajemen pengairan, kebutuhan  pupuk, serta antisipasi pemberantasan hama hendaknya segera dilaksanakan. Menjawab pertanyaan dan permasalahan petani siang itu, Bupati Suyanto memaparkan dan menjawab secara detil satu persatu secara lengkap dan tegas.  Diantaranya adalah masalah pengairan.  Sebab masalah air dan pembagian air saat ini masih menjadi problem bagi para petani. Untuk itu terkait dengan manajemen pengairan, Bupati meminta agar difasilitasi secara optimal untuk peran HIPPA. Menurutnya, HIPPA bukanlah hanya sekedar sebagai kelengkapan administratif saja. HIPPA harus menjadi lembaga yang benar-benar dibutuhkan untuk pengelolaan air. Sehingga tidak ada persoalan-persoalan yang  semestinya tidak perlu terjadi. Kalau system pengairan ini dikelola dengan baik akan terjadi efisiensi sebesar 20 %.
    “Lakukan metode pengairan tradisional yang telah dilakukan para petani kita jaman dulu, disetiap tersier ada tanda (eblek dari tempeh). “Artinya, apabila ada tanda atau eblek itu menunjukkan bahwa pengairan tersebut ada yang ngopeni”tuturnya.
    “Biarkan para petani memilih secara demokratis petugas HIPPA, sehingga pasti nanti orang yang dipilih adalah yang benar-benar sregep dan bertanggung jawab didalam melakukan tugasnya dalam mengatur air sampai pada tersier”, tambah Bupati Suyanto.

    Bupati Suyanto juga meminta agar embung-embung atau waduk-waduk kecil yang ada, dioptimalkan fungsinya. Bupati Suyanto sangat prihatin kalau sampai ada  embung atau waduk yang kini mungkin sudah berubah fungsi dikapling-kapling untuk  dijadikan  lahan perumahan. Apabila ada yang demikian, Bupati Suyanto  meminta untuk segera dibeli kembali apabila cocok harganya, dan selanjutnya difungsikan kembali sebagai area untuk menajemen air pertanian.

    Disampaikan oleh Bupati Suyanto, bahwa sektor pertanian sesungguhnya  memiliki peran yang strategis. Sebagai contoh, 63% dari jumlah penduduk 1.200.000 di Jombang adalah bergantung pada disektor pertanian. Namun kontribusinya pada perekonomian, pertukaran uang  32 % dibawah sector lainnya. Artinya,  petani kita yang mayoritas masih berada pada daerah masyarakat yang  masih miskin. Oleh karena itu, membangun sektor ini memiliki peran yang sentral, bukan hanya meningkatkan swasembada dan ketahanan pangan, tapi juga sekaligus mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. “Ketahanan pangan disini yang dimaksud adalah ketersediaan pangan itu harus dapat dipenuhi dari dalam negeri sendiri”, tandasnya.

    Terkait  upaya diversifikasi pangan juga disampaikan oleh Bupati dua periode ini. Terus terang, rakyat Indonesia, konsumsi beras per kapita per tahun itu yang paling tinggi di dunia. Dengan kenyataan ini, akan memberikan tekanan pada konsumsi atau keperluan beras secara nasional. Oleh karena itu, sudah lama sebenarnya, kita ingin mengurangi tekanan terhadap beras ini dan menyukseskan yang disebut dengan program diversifikasi pangan, penganekaragaman pangan. Kekuatan peradapan dunia, kini telah berlangsung dari yang semula dikuasai oleh kekuatan Barat kini bergeser ke Asia Pasifik. “Oleh karenanya, pesan saya bahwa pergeseran yang terjadi saat ini adalah  momentum yang tepat bagi para petani kita yang masih memiliki keunggulan daya tawar, karena memiliki sumberdaya alam yang luar biasa, serta  musim yang ideal untuk meningkatkan produk-produk pertanian dan bertahan dengan nilai tukar petani juga diupayakan untuk terus meningkat”, tandas Bupati Suyanto.

    Sementara yang terkait dengan pupuk, Bupati Suyanto mengatakan tidak ada paksa memaksa dalam pemasaran pupuk. Jangan ada para distributor pupuk yang memaksakan para kelompok  petani untuk membeli  pupuk paket. Sebab kebutuhan pupuk para petani tiap daerah berdasarkan data laboratorium tentu berbeda. “Sesuaikan secara benar antara kebutuhan nutrisi tanaman dengan pupuk yang dibutuhkan dan berimbang”, tandasnya. Oleh karenanya Bupati Suyanto meminta kepada para distributor pupuk untuk tidak memaksakan membeli pupuk paket, dan Bupati tidak akan mengeluarkan peraturan Bupati yang mewajibkan petani agar beli pupuk paket”, tandasnya.

    Demikian juga masalah pola tanam dan pemberantasan hama tikus. Bupati Suyanto, menilai bahwa petani sesungguhnya sudah sangat cerdas untuk mengatasi persoalan yang ada. Sebab setiap hari pekerjaan bertani ini adalah  menjadi  pekerjaan rutin setiap hari dan bertahun-tahun. Oleh karenanya, untuk mengatasi persoalan hama tikus, Bupati kembali mengingatkan kepada para petani untuk sadar, bahwa hama tikus tidak akan bisa ditanggulangi oleh orang perorang. “Lakukan pengendalian hama tikus ini secara bersama, serentak atau  secara kolektif. Optimalkan ilmu ini, jangan mengatasi secara sendiri-sendiri, sampai kapanpun tidak akan bisa. Gunakan hitungan periodenisai bagaimana perkembangbiakkan tikus itu”, tandasnya.

    Mengakhiri arahannya Bupati Suyanto kembali mengajak kepada para petani untuk serius dalam menangani lahan pertaniannya. Mengingat pertanian pada dasawarsa ini memiliki prospek yang baik. Pemerintah Kabupaten Jombang juga bekerjasama dengan Bulog telah memfasilitasi para petani untuk menjual hasil produksinya dengan nilai tukar  yang lebih baik.  (Wati_SJAM)

    Jombang, 7 November 2012
    Radio Suara Jombang AM 792 Khz

    0 komentar:

    Posting Komentar