Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Senin, 27 Januari 2014

    Kualitas Bayi Sebagai SDM Masa Depan Harus Menjadi Perhatian



    Bupati Nyono Suharli Respon Positif Pendampingan Pertama Program Emas

    Berbagai upaya Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin gencar dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia dan upaya pencapaian komitmen Global Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

    Salah satu program yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah adanya Program EMAS (Expanding Maternal dan Neonatal Survival), yang salah satunya dilakukan di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

    Upaya untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi  di Kabupaten Jombang telah dilakukan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Salah satunya dengan  melakukan pendampingan klinis terhadap puskemas dan rumah sakit (RS) dalam program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS).

    "Kelompok kerja  yang mendukung program EMAS ini  terdiri dari berbagai unsur  kesehatan baik yang terlibat langsung dalam hal penanganan ibu dan bayi seperti halnya dokter, bidan dan perawat  ataupun unsur-unsur pendukung lainnya seperti halnya dari organisasi kemasyarakatan", ungkap dr. Heri Wibowo MKes.

    Program tersebut diapresiasi oleh Bupati Jombang Drs. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko saat acara  Workshop Pasca Pendampingan Klinis Gerakan Penyelamatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir Pertama (Pendampingan Pertama Program Emas) pada Sabtu (25 Januari 2014) bertempat di ruang Bung Tomo kantor Pemkab Jombang.

    Dalam mencapai programnya, EMAS melakukan pendekatan Vanguard atau dapat diartikan dengan istilah Garda Depan, yaitu dengan melakukan: Penerapan tata kelola yang baik terkait kelangsungan hidup bayi dan ibu baru lahir yang dilakukan untuk  meningkatkan kualitas pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan; Pemanfaatan teknologi informasi mutakhir (SMS, hotline, media sosial) dalam hal  meningkatkan efektifitas dan efisiensi  dalam pelayanan kegawatdaruratan  yang dilakukan untuk peningkatan sistem rujukan yang efektif, efisien berkualitas dan aman dalam kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

    Pada kesempatan tersebut, Ketua Koordinator  Tim  Pendamping  Kabupaten  Sidoarjo dr. Setyo Budi Pamungkas Sp.OG, Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) menyampaikan evaluasi hasil pendampingan dan rekomendasi serta materi Tantangan Dan Peluang. 

    “Integrasi dan  sinergitas menjadi penting guna mengembangkan RSSIB akreditasi dengan program Emas, karena dapat   menghemat waktu, biaya dan tenaga untuk menyelamatkan Ibu dan Bayi, Tapi ada yang lebih penting dari hanya sekedar melihat bayi mati atau tidak, yaitu  bagaimana menyiapkan   kualitas bayi sebagai SDM masa depan ini juga jauh lebih penting”, tandas dr. Setyo Budi Pamungkas Sp.OG.

    Bupati Jombang, Drs. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko  sangat merespon dan akan memperhatikan  rekomendasi yang disampaikan oleh pendamping, termasuk penyediaan ambulans dll. Menurut Bupati untuk menjaga kualitas bayi, hendaknya  sebelum menikah ada surat rekomendasi dari dokter yang menyatakan hasil kesehatan atau tes yang akurat  dari si pasangan calon suami dan istri.

    Bupati berharap kepada RSUD untuk memberikan perhatian penuh terhadap pelayanan BPJS, serta obat-obatannya sehingga berjalan tanpa ada masalah , serta memberikan saran agar ada pemisahan pasien rawat inap sesuai jenis kelamin. ”Kami mohon kalau ada yang kurang pas, bisa dibicarakan dengan pemerintah daerah, dan kepada  tim pendamping , USAID, pokja Emas atas nama pemerintah daerah saya sampaikan terima kasih, dan untuk tindak lanjutnya akan segera kita lakukan”, pungkas Bupati Nyono Suharli.

    Workshop dihadiri juga  oleh Wakil Bupati Hj. Mundjidah Wahab, Plt. Sekda, Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala SKPD terkait, Tim Pokja Emas Sidoarjo, Direktur RSUD Jombang  dan RS. Swasta, Kepala Dinas Kesehatan,  dan jajarannya, organisasi kemasyarakatan. Selain ada diskusi dan tanya jawab, dalam acara tersebut disampaikan pula hasil kegiatan pendampingan klinis dan rencana tindak lanjut perwakilan dari puskesmas, RSUD dan Dinas Kesehatan.

    Program EMAS yang dilakukan selama 5 tahun mendatang (2012-2016) mempunyai target menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi baru lahir sebanyak 25%. Dalam pelaksanaan programnya program Emas ini bukanlah program yang ekslusif dalam hal menurunkan AKI dan AKB. Akan tetapi keberhasilan program EMAS dan program penurunkan AKI dan AKB harus diilakukan dalam berbagai kerjasama berbagai pihak dan program baik dari pihak pemerintah, lembaga Swadaya masyarakat ataupun dalam hal tingkatan pemerintahan sendiri  dalam era desentralisasi yaitu pemerintah pusat dan daerah. (wati_humas jombang)

    Jombang, 25 Januari 2014






    0 komentar:

    Posting Komentar