Popular Post

Pengunjung

ARSIP

  • Breaking News
    Loading...
    Jumat, 03 Februari 2012

    Menelusuri Hari Jadi Jombang

    Tidak mudah memang untuk menetapkan hari jadi sebuah daerah. Perlu penelitian, analisa dan kajian serta eksplanasi yang mendalam. Kabupaten Jombang misalnya. Dari hasil penelitian, baik di kecamatan Tembelang dan desa Watugaluh yang terletak dikecamatan Diwek banyak ditemukan prasasti pada masa pemerintahan Mpu Sindok. Yaitu prasasti Poh Rinting pada (929 M), prasasti Geweg ( 933 M), prasasti Wulig (935 M). Selain itu beberapa prasasti dari masa Airlangga yaitu Munggut/Sumber Gurit I (1022M). Kusambyan/Grogol (1037M), Katemas (dari masa Airlangga), prasasti Pucangan yang berbahasa Sansekerta(1037M) dan yang berbahasa Jawa(1041M) Prasasti lainnya adalah prasasti yang ditulis dalam aksara kwadrat dan prasasti angka tahun dari masa Majapahit.

    Namun demikian untuk menetapkan tanggal, bulan, dan tahun tertua lahirnya Jombang tetap akan melalui proses dan lembar kajian akademik. Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM mengungkapkan bahwa untuk menetapkan hari jadi Kabupaten Jombang pemerintah Kabupaten Jombang akan sangat berhati hati. Dirinya tidak ingin jika penetapan hari jadi Kabupaten Jombang hanya sekedar penetapan hari jadi yang bersifat seremonial yang nantinya hanya menjadi sebuah peringatan ajang hura-hura.

    “Kami ingin hari jadi Jombang nantinya dapat menjadi spirit bagi masyarakat Kabupaten Jombang dihari jadinya”, tandas Bupati dua periode ini dihadapan para tim peneliti Puslitbang Arkenas .
    Oleh karenanya penetapannya perlu proses dan mekanisme penelitian dan penyusunan lembar akademik serta perlu adanya urun rembug, opini, saran dan kontribusi dari para tokoh Jombang yang menjadi spirit Jombang, tambah Bupati suyanto.

    Selanjutnya tahapan yang akan dilakukan adalah melakukan MOU dengan para peneliti, berdiskusi dalam sarasehan, seminar yang melibatkan tokoh tokoh Jombang yang menjadi bagian terpenting negeri ini. Dari hasil diskusi tersebut diharapkan mampu memberikan pendapat opini guna memperkaya yang terkait dengan bagaimana agar hari jadi Jombang dapat memperkuat spirit dan karakter masyarakat kabupaten.

    Setelah final maka akan segera diajukan proses legislasinya ke DPRD untuk segera menyusun raperda dan ditetapkan menjadi perda. Namun yang lebih penting, tambah Bupati Suyanto bahwa didalam perda tersebut selain menetapkan tanggal atau hari jadi sekaligus ada bab atau pasal yang mengatur tata cara peringatan hari jadi Jombang yang diselengarakan setiap tahunnya. Hal ini untuk menghindarkan agar kedepan hari jadi Jombang jangan hanya sekedar hura hura dan seremonial belaka. Dicontohkan oleh Bupati Suyanto hari jadi Jombang hendaknya memiliki nilai terkait pendidikan, ada diskusi, dan kegiatan-kegiatan yang itu bisa memperkuat spirit dan pendalaman terkait dengan sejarah Jombang dan potensinya.

    “Ditargetkan pada 2013 mungkin kita sudah memperingati hari jadi Jombang”, cetus Bupati yang banyak menerima penghargaan ini. Bupati Suyanto yakin dengan keterlibatan tokoh tokoh Jombang dalam penetapan hari jadinya akan menjadi spirit bagi generasi Jombang kedepan. Diungkapkan Bupati Suyanto bahwa Generasi Jombang adalah generasi yang egaliter, terbuka, menonjol dan menjadi perekat bangsa dan selalu menjadi bagian terpenting negeri ini.

    Selain para peneliti dari UGM, hadir juga wakil Bupati Jombang, para tokoh masyarakat dan tokoh agama, pemerhati budaya, guru-guru sejarah. Dalam acara tersebut selain disosialisasikan eksplorasi potensi arkeologi juga sosialisasi UU No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.(Wati_SJAM)

    Jombang, 2 Pebruari 2012
    RADIO SUARA JOMBANG AM

    0 komentar:

    Posting Komentar